Sssssttttthhh.....

262 17 2
                                    

  Cahaya yang kini masuk melewati ventilasi,dengan angin dingin yang menyentuh kulitku berhasil mengusik tidur pulasku. Ah berhentilah mengusiliku!.
Akhirnya aku bangun,terdiam sejenak mengerjap-ngerjapkan mataku,mengumpulkan seluruh nyawaku.

  Aku berdiam diri di rumah,dengan sweater berukuran besar kini menutupi hampir seluruh badanku. Aku berjalan malas menuju ruang makan,ku ambil selembar roti dengan selai coklat dan segelas susu coklat pula. Sebenarnya aku merasa bosan dengan makanan ini,tak biasanya seseorang tak memberiku makan.

  Hingga aku mendengar ketukan pintu,aku membukanya dan mendapati selembar amplop coklat dengan beberapa segel.
aku kembali membukanya dan mendapati selembar foto,kubalik foto itu dan membaca beberapa kata yang tertulis dibaliknya dan tersenyum senang "Ya seseorang memberiku makan."

'Drrt drrt' suara handphoneku terdengar,seseorang meneleponku.

"Hallo."

"Apa kau benar menerima tawaran itu? Dia temanmu."

"Aku tak masalah,aku menerimanya."

"Baiklah kerjakan dengan mulus."

"Ya,baiklah." Ucapku sebelum menutup telepon tersebut.

  Aku berdiri mengetik sesuatu kemudian mengirimkannya pada seseorang. "sebentar lagi." Lirihku kemudian berlari kecil meninggalkan ruangan ini sembari melempar ponselku kesembarang tempat.

***

Aku kini tengah memainkan psp kesayanganku. Dengan handphone yang menemaniku dan beberapa cemilan. Sembari menunggu seseorang yang sangat kurindukan.

'Tok tok tok' suara pintu terdengar nyaring di telingaku. Aku meloncati sofa dan berlari menghampiri seseorang yang menunggu di luar.

"woozi aku merindukanmu." Ucapnya sembari memelukku erat saat pintunya telah terbuka.

"Masuklah." Ucapku. Dia menurut dan memasuki rumahku.

Wanita berbadan lebih tinggi dariku dengan jaket berwarna pink yang kini ia pakai menambah kesan cantik darinya. Aku sangat menginginkannya,sungguh tak sabar.

"Kau mau meminum sesuatu?" Tanyaku.

Dia mengangguk tanpa memandangku dan masih fokus melihat sekeliling rumahku.

Aku tersenyum dan berbalik kearah dapur untuk membawakannya minum.

"Rumah barumu bagus juga." Ucapnya sedikit berteriak sembari melihat foto masa kecilku yang ku taruh sebagai hiasan rumah.

Aku hanya mengangguk sembari menyimpan minumannya diatas meja.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanyaku.

Dia berbalik menghadapku,tersenyum manis. "Sangat baik,kau tahu di pulau jeju kau akan melihat banyak keindahan." Jawabnya.

"Benarkah?" Ucapku sembari mendekatinya.

Dia tersentak kaget,dan terus melangkah mundur. "Apa yang kau lakukukan?" Tanyanya.

"Aku ingin membagi rahasia padamu." Ucapku.

"Apa?

"Sebenarnya aku sangat membencimu."

"Ck yang benar saja."

"Aku tak suka denganmu Choi Hyemi."

"Yak,kau sudah gila eoh. Aku ini temanmu." Ucapnya saat dia melihatku membawa pisau pecincang daging.

"Aku tak pernah menganggapmu teman." Bisikku tepat pada telinganya.

Matanya membulat sempurna saat aku memegang sebuah pisau pencingcang daging. Dan matanya mulai menutup perlahan saat pisauku menyentuhnya.

"Dasar bodoh. Astaga aku sangat lapar." Lirihku.

****

'Drrt drrt'

"Hallo."

"Aku telah mentransfer uangnya."

"Senang bekerja sama dengan anda tuan,terima kasih." Ucapku dan menutup teleponnya kembali menuju dapur.

Aku membuka kulkasku yang kini terisi penuh. "Ah akhirnya setiap hari aku memakan daging." Ucapku senang saat melihat isi kulkasku yang penuh dengan daging segar. Kau pasti tahukan itu daging siapa, Sssssttttthhh... ini rahasiaku yang sebenarnya.

Ssssstttthhh.....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang