Carent's POV
Pernahkah kau merasa seakan harimu jungkir balik hanya karena seorang cowok yang bahkan tidak kau kenal? Ya, aku merasakannya. Dan sangat menyebalkan.
Seisi sekolah gempar karenanya. Aku bahkan tidak menyadari itu dia. My first crushed. Lututku lemas seketika, mengetahui anggota kerajaan yang baru itu seseorang yang kupikir (aku masih tetap optimis) adalah mateku.
Frezey pulang lebih awal untuk berlatih bersama Vamp, itu berarti aku pulang sendiri. Not Good.
Seiring dengan berjalanku, aku merasakan seseorang, oh bukan, sesuatu mengikutiku. Aku menoleh dan mendapai mobil audy hitam mengikutiku. Kaca jendela bergeser terbuka. Coba tebak siapa yang didalam!
Yeah, that's Jehezkiel! Benar-benar Jehezkiel!
"Hei girl, kau sendirian?" tanyanya, butuh sepersekian detik untukku bangun dari keterkejutanku.
"Ah, yeah.." hanya itu yang dapat kukatakan.
"Look, aku minta maaf untuk kekacauan yang kutinggalkan." katanya sambil tersenyum manis.
"Baiklah, tidak apa-apa. Lagipula, temankulah yang harus menerima permintaan maafmu."
"Okay, masuklah.. Jadi aku bisa mengatakan betapa aku minta maaf padanya."
Aku mengerutkan dahi, "Apa hubungannya?"
"Entahlah, masuk saja."
Aku tidak membantah tapi tersenyum, lalu masuk ke dalam mobilnya.Furniture dalam mobil ini sangat indah, juga klasik. Tidak heran, dia kan anggota keluarga kerajaan.
"So, aku bahkan belum tahu namamu." katanya memecah keheningan.
"Carent, Carent Vidia."
"Nama yang indah. Aku Jez--"
"Tentu saja aku tau siapa kau. Jehezkiel, kan?" aku tersenyum, dia menyeringai.
"Cool. Kau tau namaku! Tapi sebenarnya aku lebih suka dipanggil Jezky."
Dari depan seseorang berdehem, "Tentu saja, yang mulia. Sejak kau diputuskan untuk bersekolah disini, semua orang mengenalmu." itu kemungkinan pengawal yang memanggil Jezky sebelumnya.
"Well, aku tau Luke! Kau memberitahuku hal yang kutahu. Coba beri tahu yang belum kuketahui!" Jezky setengah berteriak pada pengawal yang bernama Luke.
"Bagaimana kalau kau dulu yang menanyai cewek itu dimana rumahnya?"Jezky memandangku lalu tersenyum, "Aku hampir lupa ada malaikat yang berada di sampingku." dari ekor mataku, kulihat Luke memutar bola matanya.
"Oh, rumahku tidak jauh lagi. Belok ke selatan, rumah ke 3." aku memberi petunjuk sampai mereka berada di depan rumahku, "Great. Trimakasih sudah mengantarku."
"Bukan masalah." ia tersenyum lagi, lalu meninggalkanku dengan keterpukauanku.***
Sam's POV
Aku sedang berusaha mengoperasikan komputer, benar-benar ingin tahu dimana aku berada sekarang saat tiba-tiba pintu depan terbuka.
Hampir pagi, dan aku bertanya-tanya kenapa Frezey mengunjungiku sepagi ini.
"Hei Freze, kau merindukanku, huh?" aku memutar kursiku untuk memandang Frezey, dan saat itu aku sadar itu bukanlah Frezey. What the hell?! Aku berdiri seketika.
"Siapa kalian?" teriakku pada mereka. Sepasang suami istri (mungkin), berdiri didepanku, kelihatannya mereka sama terkejutnya denganku, hanya saja mereka menutupinya dengan sempurna.
"Harusnya kami yang bertanya, siapa kau?" tanya wanita itu, wanita ini punya mata biru yang pekat, mata yang entah mengapa seperti pernah kulihat, postur tubuh tinggi ramping yang sungguh memukau, juga kokoh.
"Bagaimana bisa kau masuk ke rumah kami?" si pria yang dari tadi memperhatikanku.
"Kami?" tanyaku tak percaya, "Kalian orang tua Frezey?"
Si pria itu (yang juga ayah Frezey) maju mendekatiku, sementara aku hanya memandangnya dengan tatapan bodohku, "Kau mengenal Frezey? Siapa kau?"
Tenggorokkanku tercekat, semakin ayah Frezey mendekat rasanya udara tersedot habis, tiba-tiba aku tidak bisa bernafas, juga tidak bisa bicara. Kehadirannya, mengintimidasiku dengan kuat, berada didekatnya membuatku jadi lebih idiot.
"Katakan nak, apa yang kau lakukan disini? Dan bagaimana kau mengenal Frezey?" desak ibu Frezey, saat kuperhatikan, aku memang pernah melihat mata biru itu, pada Frezey tentunya.
"A-aku.. Ka-kami tidak sengaja bertemu." kataku.
"Kau masih belum mengatakan apa yang kau lakukan disini! Aku benci orang lain seenaknya memasuki rumahku dan mengobrak ngabrik privasiku!" Ayah Frezey mencengkram lenganku, aku berjengit saat tangannya memperkuat cengkramannya, "Kau.. Manusia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampiroSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.