32 : Back to Reality

20.2K 406 3
                                    

Anas POV

Pagi ini merupakan pagi yang berat. Kepalaku terasa pusing sekali. Dan aku merasakan mual yang cukup parah. Aku pun segera bergegas menuju ke kamar mandi.

Aku memuntahkan isi perutku kedalam closet. Entah apa yang aku makam semalam sehingga membuatku muntah. Penat di kepalaku juha tidak bisa hilang. Aku pun menelepom Jared untuk memberitahu keadaanku.

"Jar? Halo?" Ucapku membuka percakapan.

"Iya nas.... kenapa? Tumben pagi pagi telpon" balas Jared dengan suara seraknya, kelihatan sekali baru bangun tidur.

"Aku mual2 dan pusing. Kenapa ya? Apa semalem kita makan makanan yang kotor?" Balasku.

"Apa? Kamu mual sama pusing?!" Ucap Jared kaget.

"Iya.... kok kaget gitu. Kenapa sih?" Balasku.

"Coba kamu beli alat tes kehamilan......."

"Hah? Maksud kamu aku hamil?"

"Siapa tahu...... coba beli dan tes."

"Jar ini ga lucu.. aku belom selesein skripsi ku."

"Aku juga serius. Siapa bilang bercanda?"

"Tapi kan......"

"Aku akan menikahimu setelah skripsimu selesai nas."

Apa? Skripsiku selesai 2bulan lagi. Dan belum menunggu sidang. Aku bisa datang ke kampus dengan membawa perut membuncit kemana mana. Apa ini sudah gila?

"Tapi kan skripsi ku selesai 2 bulan lagi, jar."

"Perlukah aku menikahimu sekarang, nas? Aku akan membicarakan ini pada orangtuaku. Jika sudah beres, aku akan datang kerumahmu untuk membicarakan ini dengan kakakmu." Jelas Jared.

"Baiklah..... kalau memang itu yang terbaik. Ku tutup dulu. Sampai jumpa lagi. Love you jar."

"Love you too nas." Balas Jared.

●●●●●●

Menuruti saran Jared, aku segera menjalankan mobilku menuju ke salah saru supermarket dekat rumahku. Aku membeli alat tes kehamilan dan juga kebutuhan rumah tangga yang sudah mau habis.

Aku berjalan ke lorong alat tes kehamilan. Ah sialnya, alat tes kehamilan itu ada berada di rak diatas. Aku tidak bisa menggapainya. Aku sedikit berjinjit untuk meraih barang kecil tersebut. Ternyata usahaku pun gagal.

Tiba tiba ada tangan kekar yang membantuku mengambil alat tersebut. Dengan mudahnya ia menarik alat tersebut dari pak plastik tersebut. Ia pun segera menyerahkan alat tersebut kepadaku.

"Mencari ini?" Ucap lelaki itu.

Aku kaget bukan main.

Adi dihadapanku.

Ia membantuku mengambil alat tes kehamilan.

"Memangnya siapa yang hamil?" Ucap Adi sekali lagi.

•••••

Penasaran? Vomments ya!!! Stay tune di unpredictable #ciaelah

Unpredictable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang