Suara riuh para siswa mendominasi seluruh seluk beluk sekolah yang selama ini didiami oleh anak-anak remaja yang masih dalam masa peralihannya ini.
"Loh Sell, tumben dateng pagi. Biasanya juga mepet wkwkwk," sindir Evan yang baru saja menaruh tasnya.
"Itu tuh dipaksa Rio ngikut dia. Nyebelin ishh! Ganggu orang tidur tau," gerutu Giselle cemberut. Evan yang mendengarnya, mengkerutkan dahi.
"Rio udah pulang dari rumah sakit?"
"Iyap. Jumat kemaren tuh pas kita libur. Gue aja kaget secepet itu dia pulang." Evan pun diam tak berkutik. Giselle yang melihat perubahan raut wajah Evan langsung berkata, "emangnya kenapa, Van?"
"O-ohh gapapa kok. Ya syukur kalo kakak lo itu udah sembuh." Giselle mengangguk. Dan tak lama setelah itu bel pun berbunyi.
****
Tibalah saatnya waktu istirahat. Dimana semua murid keluar kelas dan menuju kantin, tempat dimana para murid menghabiskan waktu untuk makan bersama.
"Eh gue denger katanya Rio udah masuk ya?" tanya Gina saat menemani Giselle makan di kantin. Giselle yang merasa ditanya hanya menaikkan satu alis matanya.
"Iya emang Rio masuk?" Giselle mengangguk malas. Dan tak berapa lama terdengar suara riuh. Ternyata orang yang sedang Gina dan Giselle bicarakan datang menuju kantin bersama teman satu geng popular dan itu membuat para cewek di sana berteriak memanggil nama mereka.
"Ihh lebay banget sih itu anak-anak," sindir Giselle yang masih santai mengunyah bakso kesukaannya.
"Eh kalo ngomong jangan kasar gitu Sell. Namanya juga ngefans, wajar kali." Giselle hanya membalas dengan mengangguk-angguk. Namun semakin lama, teriakan para cewek ini semakin besar dan banyak sehingga membuat telinga Giselle gerah mendengarnya.
"Gin, balik yuk! Telinga gue ga sudi denger nama dia dipanggil kek gitu. Udah bete tadi ya sama dia, sekarang bete lagi," ajak Giselle meninggalkan ramainya kantin oleh para penggemar Rio and the geng. Ketika berjalan keluar, ada beberapa cowok yang menjadi fans Giselle ingin menyapa Giselle namun karena Gina memberikan kode pada mereka untuk tidak perlu menyapanya, maka para cowok itu hanya mempersilakan Gina dan Giselle lewat dan kembali menuju kelas.
****
Ditempat lain, seorang pemuda bertubuh tegap itu terlihat sedang menelfon seseorang yang selama ini menjadi rekan partnernya dalam sebuah misi penting.
"Hallo?" sambut suara dari sana.
"Hallo bos. Bos, saya ingin memberikan berita penting. Dan semoga plan kita segera dirubah kembali." Sosok yang disebut bos itu pun mempersilakan pemuda ini untuk bercerita.
"Jadi target sudah kembali bos. Kembali seperti sedia kala. Dan dia mulai kelihatan baik-baik saja." Cukup lama sosok itu menjawab namun akhirnya sosok itu hanya berkata, "lanjutkan apa yang sudah kita rencanakan. Plan hanya akan dirubah sedikit. Nanti malam, seperti biasa kita bertemu untuk membahas perubahan plan kita."
"Baiklah bos. Saya akan datang. Kalau begitu terima kasih bos. Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Selamat siang," pamit pemuda itu. Setelah menutup sambungan telfonnya, pemuda ini segera membuka album foto yang berada di dalam smartphonenya itu. Dan ia pun mencari foto sosok itu. Sosok yang membuat dia dulu pernah merasa sakit hati dan hampir trauma.
"Cepet atau lambat, gue akan segera menghancurkan kebahagian lo. Semua yang lo dapet sekarang, cuman sementara. Kita lihat nanti," batinnya saat melihat foto lama itu. Namun segera ditinggalkan foto itu sebelum membuka luka baru pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]
Ficção Adolescente#1 on Sister Tag (14-07-2020) #2 on SHS Tag (26-06-2020) #54 on Fiksi Remaja Tag (14-05-2018) #95 on Story Tag (06-03-2020) • • Sial! Gara-gara dia, hidupku jadi berantakan. Siapa lagi kalau bukan cowok rese super nyebelin itu. Sebenernya cowok itu...