Intropeksi 3-END

578 7 9
                                    

Moment terakhir yang aku tulis di cerita jodohku kali ini. Semoga suka yah.

----------

Hari itu kami memutuskan sesuatu tingkatan lagi untuk hubungan ini,

Break! Kami menyebutnya begitu.
Ia fokus dengan menyanyinya sementara aku sibuk dengan pekerjaan malamku, tiap hari. Tanpa henti.

Intropeksi! Itu kata kata yang sering kami lontarkan sebagai salah satu alasan, karena bagaimanapun sempurnanya kami di mata fans, kami tetaplah pasangan biasa. Kami diuji layaknya pasangan lain.

Bedanya, guncangan itu terlalu hebat. Dan semua hujatan mengarah ke fakhrul. Apapun alasannya, bagaimanapun ia memberi alasan fakhrul akan tetap salah di mata orang. Orang akan menganggapnya sama, yaitu menyakiti hati rina.

*****

Rina baru saja sampai rumah, ia menyelesaikan latihan nya untuk SCTV Music Award lusa. Ia merebahkan tubuhnya begitu saja di kasur nya yang empuk dan menaruh tasnya di sembarang tempat. Tak peduli lagi! Fikirannya melayang entah kemana, hati nya bahkan terasa berkecamuk tiap harinya.

Sebuah perasaan yang susah di jelaskan.

Ya! Mungkin saja begitu rasanya, rina merasa kehilangan sumber semangatnya. Bagaimanapun kerasnya ia mencoba tegar, ia akan kembali sedih dengan situasi ini.

Situasi dimana ia sudah lelah, ia lelah membela kekasihnya sementara omongan omongan buruk selalu saja berkembang. Selalu tak ada putusnya.

Padahal ini hanya perkara pernikahan yang tertunda tapi semua orang memberi cap bahwa fakhrul bukan laki laki yang bertanggung jawab.

Rina bangun, lalu merubah posisinya. Ia mengambil handphone nya, mencoba menghubungi seseorang disana.

"Hallo.."

"Hallo mandala."

"Hallo teh, iya kenapa teh?

"Lagi dimana?

"Di rumah akang. Tadi habis dari makam orangtuanya akang teh. Sekarang akang lagi di kamarnya. Aku lagi di luar"

"Oohh.."

"Kenapa teh? Teteh mau bicara sama akang?

"Engga. Gausah biarin aja. Gimana keadaanya akang ?

"Baik baik aja kok teh. Cuma lebih banyak murung nya sekarang. Ga kaya biasanya."

Rina menghela nafas, tiba tiba saja hatinya seperti teriris.

"Iya. Aku kasihan sama akang, pasti banyak hal yang mengganggu fikirannya."

"Sepertinya teh. Tapi besok kita pulang, akang bisa ketemu teteh. Semangat nya pasti bertambah deh."

"Iya. Kita akan bertemu untuk berpisah lagi nanti."

"Sabar ya teh. Kalian kuat. Kalian pasti bisa melalui semua ini."

"Akang butuh seseorang yg menghiburnya di situasi seperti ini. Tolong yah mandala, jagain dia. Aku ga bisa ada di sampingnya saat ini, entah sampai kapan."

"Dan akang juga butuh doa teteh. Supaya akang bisa kuat menghadapi semuanya."

"Itu pasti. Aku mendoakan nya terus, mendoakan segala niatnya kali ini bisa berhasil. Saat ini bukan aku yg akan mendampinginya, tapi kamu. Kalau dulu dia selalu ada di sampingku sekarang dia butuh kamu yg ada di sampingnya. Raga kami jauh sekarang. Tapi perasaan ini masih dekat. Aku bisa ngerasain gimana sedihnya akang saat ini."

JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang