prolog

68 4 0
                                    

Lorong-lorong yang masih belum tersentuh cahaya , terdengar seseorang berjalan memijak lantai berlapiskan marmer dengan memincingkan tatapannya kelorong-lorong yang belum terkena cahaya itu. Siapa? Pikir gadis mungil itu dengan sedikit berjalan mendekati. Muncul seseorang yang memakai tudung merah , semerah darah , rambut hitam panjangnya tergerai , gaun putih lusuh bercampur dengan darah ditutupi oleh tudung tersebut.

"Apakah aku mengenalmu" gadis mungil itu masih menatap gadis bertudung itu

"Apakah kau tak mengenalku" suara lembut yang tak ia kenal "Apakah kau sudah lupa denganku?"

"Aku tak mengenalmu"

Gadis bertudung kini mendekat ke gadis mungil , membuat dekat jarak diantara mereka. Aroma darah kini menyeruak diantara hidung gadis mungil itu.

"Darah" lirih dan hampir berbisik gadis mungil itu mengatakannya.

Terdengar suara lirih tapi pasti gadis bertudung tadi tertawa ya dia tertawa.

Kini terdengar kembali suara seseorang berjalan mendekat kepada gadis mungil itu. Tapi kali ini ia mengenali seseorang itu.

"Yudha" gadis itu tersenyum melihat pemuda itu berjalan dengan santainya.

Yudha mendekat kepada gadis bertudung itu tapi yang membuat gadis mungil itu adalah kemeja putih yudha yang kini sama dengan gaun gadis bertudung , sama berlumuran darah

"Kalian , apa yang kalian lakukan?" Wajah yang masih terlihat tenang tapi suara yang kini terdengar gemetar

Gadis bertudung itu kini mulai membuka tudungnya sedikit demi sedikit. Nampaklah gadis anggun nan cantik didepan gadis mungil itu.

"Kristen"

"Hahahaha sudah ku bilang kau mengenalku"

Kristen mendekat kepada yudha , yudha menyambutnya dengan pelukan erat dipinggangnya, pelukan yang selama ini dirasakan gadis mungil itu harus ia bagi dengan gadis dimasalalu yudha.

Kristen terlihat berbisik kepada yudha , kini mata yudha hanya menatap gadis mungil itu dengan tatapan mematikan.
Yudha mendekat kepada gadis mungil itu , gadis mungil itu mundur dengan perlahan tapi pasti rasa takut kini memenuhi fikirannya, gadis bertudung itu hanya tersenyum melihat kelakuan yudha yang ingin sekali meminum darah saat ini

"Yud , yud , yudha stop"

Dicengkramnya lengan gadis mungil itu lalu mendekatkan gigi tajamnya kepada leher gadis mungi.

____________________________

"Yudhaaaaaaaaa"

"Bell bangun , bangun"

Keringat masih membasahi keningnya. Melihat keadaan sekitar yang masih tertutup.

"Bell"

Bella seakan takut kejadian itu terjadi, ia berjalan menjauh dari pemuda itu , dengan tatapan yang merasa terancam.

"Bell , ada apa"

Bella berlari keluar ruangan dengan tergesa-gesa mencari keberadaan gadis yang ada dimimpinya.

"Bella stop"

"Ada apa kak"

"Aku tak tahu alice"

"Bella"

Bella mendapatkan lorong itu tapi ia tak mendapatkan gadis bertudung yang ada dimimpinya.

"Darah" kata alice lirih saat alice berdiri disamping bella.

"Mimpi itu, mimpi itu nyata"

"Bell, apa maksudmu"

"Yudha"

"Bella , apaka kau bermimpi"

"Alice aku tak tahu , kau mengetahui atau kau tidak mengetahui isi mimpiku , tapi yang perlu kau tau mimpi itu seperti nyata , dia dia kembali"  mata yang sering kutatap ini memberikan kesan berbeda dengan apa yang selama ini membuatku nyaman  , mata yang seakan mengatakan semua akan baik-baik saja kini mengatakan berbeda aku tak akan pernah bisa sepertimu alice. aku akan selalu menjadi misteri dan akan selalu menjadi salah satu potangan puzzle diantara tumpukan puzzlemu

_____________________

Maaf hanya segini dulu untuk permulaan .

Hay hay ketemu lagi hehehehe , maaf ya jika kurang memuaskan maaf maaf , harapanku cuma satu semoga kalian suka.

Jangan lupa like dan comen ,

Love
Wuri vanesa amaliya
😘😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Choice 2: Dark Sky Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang