Hujan tak kunjung reda, sepasang mata sayu terlihat jelas di wajah ku yg mulai memudar karena guyuran hujan yg semakin deras, runtuhan hujan tak menghalangi kaki ku untuk melangkah, hasrat ku yg terpendam membangkitkan semangat ku kembali.
Bangunan tinggi sudah berdiri tegak di depan mata, "Yak sedikit lagi!" gumamku dalam hati sambil mempercepat langkah kaki ini. Butiran air mata bahagia kini bergulir di pipi ku, tak bisa di bedakan lagi antar air mata dan air hujan yg sudah beraduk menjadi satu. Aku begitu bahagia mengingat hari ini hari pertama ku menjadi siswi baru disini.Akhirnya berhasil kuinjakkan kaki ku di sebuah sekolah mewah di pusat ibu kota ini, satu per satu mobil berhenti tepat di depan mataku dan menurunkan orang-orang dengan penampilan yg begitu glamour melebihi style seorang pelajar.
Perasaan senang terserang oleh rasa kacau, kini semua mata tertuju padaku seakan ada yg aneh dari diri ini, "Mengapa semua menertawakan ku?"
Hentakan sepatu yang cukup keras mencekam gendang telingaku, langkah tersebut datang menghampiri ku yang masih berada di ambang pintu. Terlihat dua orang gadis dengan menampilkan wajah datar disusul dekapan tangan di dadanya seolah-olah sedang menantang ku.
"Kau murid baru?, dari mana asal mu?" Tanya salah seorang dari gadis tadi.
"Ne, aku berasal dari Mokpo" jawab ku tertunduk dengan tas basah yg masih berada di pelukan ku.
"Wow hanya gadis desa? hei ini sekolah bergengsi dan lihatlah dirimu! kau tidak pantas berada dengan kami disini!" ketusnya dengan mendorong tubuhku yang lemah, hingga kaca mata yang ku kenakan terhempas ke lantai, ini membuat penglihatan ku sangat memburuk.
"Hentikan itu!!" Teriak seorang pria yg entah siapa, tangan ku berusaha meraih kaca mata yang berada tak jauh dari kaki pria tersebut.
Sepasang tangan yang hangat menarik ku dari posisi yg menyiksa itu, bayangan samar-samar itu mulai menipis dan pulih kembali setelah pria tadi membantu memasangkan kaca mata milikku..
"Kamsahamnida"
"Aku tak pernah melihat mu sebelumnya, Siapa namamu?
"Aku siswi baru disini, naneun Suzy imnida, dan kau?"
"Choi Youngjae!" Jawabnya dengan sedikit menekan nada bicaranya..
"Aku bingung, mengapa semua orang mengejek ku Youngjae-ah? apa aku salah bersekolah disini eoh?" pertanyaan itu lolos ketika rasa kecewa mulai menguasai diri ini.
"Tak usah kau hiraukan, kajja! aku akan mengantar mu ke kelas" sahutnya sambil tak henti menggenggam tangan ku dengan begitu eratnya.
***
Kegiatan sekolah berhasil ku ikuti selama satu minggu ini, tak ada yg berbeda semua masih tetap sama, semua menjauhi ku hanya karena latar belakang diriku, yah hanya pria jutek itu yg mau menjadi teman ku hingga saat ini.
Itu bukanlah penghalang ku untuk mencapai impian yg aku tanam sejak kecil, kurasa pertempuran baru akan dimulai. Memberi motivasi untuk diri sendiri juga cukup penting."Demi menjadi seorang novelis, ini bukanlah apa-apa, yakh kau pasti bisa!"
Bola mata ini kembali berbelok ke arah celah kaca jendela kelas yang tertutup oleh kabut, hanya memandangi hujan yang semakin deras, kurasa cobaan yang datang akan semakin deras juga bersamaan dengan jatuhnya butiran hujan.
Aku kembali mengambil posisi duduk, pandangan ku tertuju pada sepasang sepatu hitam di hadapan ku, mata ini melirik semakin intens menuju ke atas dan terhenti tepat di wajah Youngjae."Apa yg kau lihat?" tanya Youngjae sinis.
Aku mengalihkan kembali pandangan ku ke arah jendela.
"Sudahlah, tak usah kau hiraukan pertanyaan ku tadi" sambungnya sambil berjalan menuju tempat duduk di belakang ku.
"Apa maksud mu Youngjae-ah?"
"Hah? Tidak aku hanya mendengar perkataan mu tadi yg menyebut bahwa kau ingin menjadi novelis"
"Ya itu benar, lalu?"
"Apa kau yakin jika itu tercapai? tapi setiap orang pasti mempunyai impian yang tinggi sama seperti ku yg ingin menjadi photografer"
"Tentu, percayalah! nothing is impossible" Ucapku dengan menabur seulas senyuman padanya.
.
.
.
Banyak hal yang ku perbincangkan dengan dirinya, Youngjae sangat mengerti akan keadaan ku meskipun terkadang ia bertingkah menyebalkan, aku senang karena sekarang aku telah mempunyai seorang teman dekat.Embusan angin begitu kencang hingga menerobos celah kaca jendela kelas, semua siswa berhamburan pergi ke luar ketika bel istirahat di bunyikan tak terkecuali dengan Youngjae, baiklah kini tinggal diriku yg masih duduk di posisi semula, aku meletakkan dagu ku di atas meja dan sesekali memandangi benda-benda di sekeliling indra penglihatan ku. "Bosan!"
Terlintas di fikiran ini untuk melakukan suatu hal, perlahan ku angkat tubuhku untuk berdiri dan mempertegas langkah ku menuju keluar kelas.
Berkeliling sejenak untuk mengetahui lebih detail mengenai sekolah ini itulah yang kulakukan, langkahku terhenti tepat di depan ruang perpustakaan..Ruangan tersebut begitu gelap.
"Aneh mengapa di antara semua ruangan di sekolah mewah ini hanya ruang perpustakaan yg di asingkan?", tangan ku meraba-raba permukaan dinding untuk mencari tombol lampu "Yakk ini lebih baik" sedikit redup namun itu cukup bagiku.Cukup lama aku membongkar isi perpustakaan tersebut namun tak satupun buku yg menarik minat ku untuk membacanya, mata ini beralih melirik ke sebuah rak buku yg letaknya terpisah, disana terlihat sebuah buku dibalut cover berwarna cokelat tua. Muncul hasrat yang mendorong ku untuk mengetahui isi buku tersebut.
Aku melangkah mendekati rak tersebut dan tangan ku berusaha menggapainya karena buku itu diletakkan cukup tinggi.
Tak memerlukan waktu lama akhirnya buku itu kini berada di genggaman ku, buku yg di penuhi oleh debu dan warna yg sangat usang.Aku membuka halaman pertama yg bertuliskan (Diary) dengan huruf bercetak tebal, rupanya itu adalah sebuah buku harian. "Siapa pemilik diary ini?" Kurasa diary ini telah berumur puluhan tahun hingga goresan tinta di dalamnya terlihat sudah memudar sehingga tak meninggalkan identitas apapun.
Aku membalik halaman berikutnya dan terlihat sebuah foto berlatar black white yg masih tertempel erat di diary itu, foto wanita yg berpose indah di antara kerumunan bunga sakura, "Apa pemiliknya berasal dari Jepang?" Satu pertanyaan kembali mengganjal di fikiranku..
Ku balikkan halaman itu satu per satu dan mulai membacanya, aneh mengapa cerita yg tertera di dalamnya memiliki banyak kemiripan dengan kisah hidup ku?, kurasa itu hanya sebuah kebetulan.
Baru beberapa kalimat yg ku baca tiba-tiba suasana menjadi hening dan tak ada keributan yg terdengar lagi hanya embusan angin yg menari nari di sekitar telinga ku hingga aku merasakan sensasi dingin yg begitu dahsyat. Bulu kuduk ku meremang, rasa takut mulai menghantui ku sesaat setelah ruangan itu berubah menjadi gelap gulita, aneh mengapa aku merasa seperti ada seseorang yg menatap ku dari sudut ruangan, semakin lama terasa semakin jelas bahwa sosok wanita dengan rambut panjang terurai sedang memperhatikan ku, ulasan senyum terpancar dari bibirnya.
Aku meninggalkan rasa takut ini dan sedikit melangkah maju mendekati wanita itu, "Siapa kau? mengapa kau berdiri disini seorang diri? dan mengapa kau terus menatap ku? apa ada yang salah denganku?" namun tak satu pun terjawab.
Ia mengulurkan tangan dinginnya dan meraih diary pada genggaman ku, ia menunjukkan sebuah foto wanita yg aku lihat tadi, hanya itu dan ia menutup kembali diary tersebut lalu menyerahkannya pada ku. Dalam hitungan detik wanita itu enyah dari pandanganku.Sontakkuusapmataku,untuk memastikan bahwa yang kulihat adalah realita.
Ruangan kembali terang tak ada hembusan angin yg tersisa, tubuhku seakan mematung memandang erat diary di tangan ku."Kemana perginya wanita misterius itu? apa dia ada hubungannya dengan diary ini? ataukah dia pemiliknya?" Beribu teka teki muncul, semua kejadian tadi seperti mimpi.
"Sudahlah, diary ini akan kubawa pulang untuk menambah koleksi buku-buku milik ku."
Aku berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan perpustakaan.
Hujan sudah mulai reda, jalanan yang basah menemani langkah ku menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret DIARY
FanfictionMain cast: Bae Suzy, Choi Youngjae Support cast: Mark, Jinyoung, other cast Genre: Frienship-Romance, Horror Rating: General Leght: 10 chapter Summary: Mengulas kisah seorang gadis yg harus hidup di atas sebuah diary. Senang, sedih, pahit atau pun...