Part 6

1K 99 10
                                    

Upayakan menghargai karya penulis dengan membudayakan vote sebelum membaca!!!

---------------------

Setelah semua selesai, yang kulakukan hanya menonton acara televisi sambil menikmati cemilan yang tersedia.

Ting ... tong ...

Terdengar suara bel berbunyi. Dengan cepat aku berjalan menuju pintu dan membukanya. Dan aku melihat seorang laki-laki yang kutebak pekerjaannya adalah pengantar barang. Itu terlihat dari sebuah kotak yang dipegangnya.

"Ms. Sanders?" Aku tersentak dari lamunanku lalu menatap laki-laki itu.

"Ya?" Dia menyodorkan sebuah kotak yang ia bawa kepadaku.

"Ada kiriman paket untukmu. Mohon ditandatangani setelah itu kau bisa mengambilnya," ucapnya.

"Ah, baiklah." Setelah menandatangani sebuah kertas yang ia sodorkan, aku mengambil kotak tersebut.

"Terima kasih," ucapku. Laki-laki itupun berlalu.

Aku melihat-lihat kotak itu. Tidak ada nama ataupun clue dari pengirimnya. Aku langsung membawanya ke sofa setelah menutup pintu kamar hotel.

Aku membuka perlahan kotak tersebut. Aku hanya takut jikalau isi dari kotak itu bom atau apapun yang aku takuti. Mungkin saja ada orang yang ingin menerorku. Itu bisa saja terjadi.

Setelah kubuka pembungkus dari paket itu, terdapat sebuah kotak berwarna purple di dalamnya. Sekali lagi, aku membukanya dengan penuh kehati-hatian.

Apa yang kudapati di dalam kotak itu? Yang kudapati bukanlah bom atau sesuatu yang menakutkan. Tetapi, sebuah dress berwarna ungu dengan panjang selutut. Di dress tersebut aku tidak menemukan tulisan harganya. Tapi dari penampilan dress tersebut, bisa kutebak harganya sangatlah mahal.

Aku berusaha mencari-cari petunjuk dari dalam kotak itu. Mungkin saja ada kertas atau apapun yang bisa kubaca untuk menunjukkan siapa yang mengirimnya.

Dan aku menemukan sebuah kertas berwarna merah dan oranye dengan sebuah tulisan di atasnya.

'Kenakan dress itu esok. Aku akan menjemputmu, kita akan berangkat bersama. Setelah aku selesai melakukan kualifikasi, aku mengajakmu dinner. Aku tau ini tidak seromantis yang kau kira dan aku harap kau memakluminya.'

-MM

Itulah tulisan yang terdapat di kertas tersebut.

'MM? Inisial siapa ini? Apakah ini Marc? Itu tidak mungkin. Tapi, siapa lagi yang mempunyai inisial seperti itu selain dirinya? Ah, lebih baik tidak usah dipikirkan. Karena besok pun kau akan mengetahuinya.' Batinku.

Aku merapikan dress dan kotak itu lalu menaruhnya di atas meja. Melihat dress itu, aku selalu ingin tersenyum. Tidak biasanya ia akan seperti ini.

Aku langsung menuju kamar dan merebahkan tubuhku di atas kasur. Aku ingin tidur, tetapi perasaan ini sungguh menggangguku.

Perasaan senang, heran, dan penasaran bercampur aduk menjadi satu di dalam hatiku. Membuat sebuah gejolak hati yang tak bisa kupungkiri.

'Apa yang terjadi dengan dirimu, Levitha?' Aku bertanya pada diriku sendiri. Lalu tersenyum dengan sendiri. Astaga, aku sudah merasa gila sekarang.

"Apakah aku jatuh cinta pada seorang Marc Marquez?" tanyaku entah pada siapa. Dan ini membawa rasa kantuk pada diriku. Tanpa terasa, aku sudah terlelap dengan nyenyak di alam bawah sadarku.

◽◽◽◽◽

-Author's pov-

Suara bel di pagi hari mengganggu waktu tidur Levitha. Itu membuat Levitha terbangun dari dunia mimpinya.

Am I Wrong If I Love You ? (Marc Marquez FanFiction) (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang