Allen

54 7 6
                                    

Dear Allen,

Hari ini aku sangat senang, karena sebentar lagi musim dingin akan tiba. Aku sudah merencanakan banyak hal yang akan aku lakukan, seperti bermain salju, membuat kue, menonton film dengan secangkir kopi. Ah, aku jadi semakin tak sabar.

Kau mau tau yang lebih menyenangkan lagi? Ayahku akan pulang dari Swiss dua hari lagi. Aku sangat tidak sabar melihat wajah ayahku setelah 4 tahun berpisah. Sungguh, aku sangat rindu padanya. Ibu dan kakakku juga sudah mempersiapkan surprise untuk kedatangan ayah.

Sudah dulu ya, Allen. Aku harus pulang sekarang.

Amara menutup buku biru mudanya itu, dan memasukkannya ke dalam tas ransel. Kemudian mengenakan jaketnya. Ia menaiki sepeda berwarna pink, lalu mengendarainya menuju rumah.

"I'm standing on a bridge
I'm waiting in the dark
I thought that you'd be here by now" [I'm with you - Avril Lavigne]

Amara bersenandung kecil saat menuju rumahnya. Cahaya lampu jalan yang indah membuatnya semakin terbawa suasana.

"It's a damn cold night
Trying to figure out this life--"

Gubrak.

"Aw!"

Amara terjatuh dari sepedanya. Ia berusaha untuk bangkit, namun ia tak mampu. Seseorang bertubuh besar itu berusaha membantunya berdiri.

"Kau tidak apa?" tanya lelaki itu.

"Kau masih bertanya? Memangnya kau tidak melihat lututku sekarang berdarah?" ucap Amara kesal.

"Baiklah. Sini ku obati."

Lelaki itu membantu Amara berjalan, duduk di sebuah bangku dekat taman. Ia membongkar tas ransel miliknya, dan menemukan sebuah kotak P3K. Diambilnya sebuah plester dan obat pembersih luka.

"Aw! Sakit!" keluh Amara.

Setelah luka itu dibersihkan, lelaki itu memberikan plester pada lukanya agar tidak terinfeksi.

"Bagaimana? Sudah baikan?" tanya lelaki yang kini duduk di samping Amara.

"Ya. Terima kasih banyak." balasnya singkat.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu? Dan apa yang sedang kau lakukan tengah malam begini?" tanya lelaki itu penasaran.

"Amara. Umm, tadi aku hanya.. tadi aku berkeliling sebentar. Aku bosan di rumah." jawab gadis itu terpatah-patah.

"Oh begitu. Perkenalkan, aku Allen. Allen Howard." ucap Allen sambil tersenyum.

"Allen?" batin Amara.

"Hey? Kenapa kau melamun?" tanya Allen sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Amara.

"Ah, tidak apa-apa. Oh iya, ngomong-ngomong, dimana--- ah tidak! Dimana?! Tidak, tidak, tidak. Dimana dia?" Amara terkejut saat mengetahui bahwa salah satu barangnya hilang. Ya, buku berwarna biru mudanya.

"Apanya yang dimana? Hey, kau sedang mencari apa?" tanya Allen penasaran.

"Aargh, dimana dia? Tadi aku menyimpannya di si--- ah, pasti terjatuh. Ya, pasti terjatuh saat aku menabrakmu!" Amara beranjak dari tempat duduknya, dan mulai mencari di sekitar jalan.

"Sebenarnya, apa yang sedang kau cari?" tanya Allen sambil menarik lengan gadis yang sedang kebingungan itu.

"Allen! Aku sedang mencari Allen!!" jawab Amara refleks.

Lelaki menaikkan salah satu alisnya, ia heran dengan jawaban yang diberikan oleh Amara.

"Eh, maksudku, buku diaryku. Ya, buku diaryku yang berwarna biru muda. Bisakah kau membantuku mencarinya?" pinta Amara.

Allen [1/1 End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang