Part 3-Taehyung

473 71 2
                                    

CHEONGJU

Gerimis sudah turun semenjak pagi tadi. Akhir musim gugur, hmm.. siapa yang tak jemu dengan kehadiran hujan di setiap hari-hari berlalu? Kemarin dini hari Taehyung telah menyebarkan perintah untuk anggota Insamony di grup kakaotalk agar berkumpul di basecam (re; ruang musik) di jam istirahat ini. Dan sekaranglah waktunya.

"Awas saja kalau beritanya tidak penting! Aku bahkan rela kehilangan jam makan siangku," keluh Jaehyun.

"Memangnya ada apa kau mengumpulkan kami sekarang? Toh nanti malam kita akan bertemu lagi di latihan," sahut Wonwoo yang datang semenjak bel makan siang dibunyikan.

Satu-satunya orang yang antusias di sini mulai menjelaskan maksud dan tujuannya mengundang anggota klub. "Aku sudah menemukan pengganti Sowon Nuna!"

"Jinjja?" Layaknya kekompakkan sebuah grup, mereka semua yang ada di ruang musik kecuali Taehyung menyerukan kata serupa : 'Jinjja'

Lelaki pembawa berita itu pun mengangguk.

"Siapa itu?" tanya Leader Namjoon.

"Namanya Ryu Sujeong, siswi kelas 1.2," jawab Taehyung.

"Benarkah? Baguslah kalau begitu!" sambung Lee Taeyong. "Apa saja prestasinya? Apa ia sepiawai Kim Sowon?"

"Mereka sama-sama mahir dalam bermain musik. Bedanya Kim Sowon bermain biola, sedangkan Ryu Sujeong memainkan gitar."

"MWOYA??"

Penjelasan yang disampaikan Taehyung mendapat sambutan antipati dari semua rekannya. Masih dalam kekompakan, mereka semua terkejut bersamaan. Ada yang berkata santai namun tegas, dan ada pula yang berseru tak terkontrol.

"Yaa!! Kim Taehyung!" seru Min Yoongi, siswa tahun terakhir berambut abu. "Kau bodoh?"

"Bagaimana bisa instrumen melodis digantikan dengan instrumen harmonis?" sahut Wonwoo.

"Kecuali bila kau menggantinya dengan pemain flute, it's okay, itu tidak masalah. Tapi-" Sang Ketua menimpali, ia seakan tak menyangka juniornya sebodoh itu. "Gitaris? Hei, mereka bukan suatu komplemen, Kim Taehyung!"

"Biola dan gitar akustik sama-sama chordophone, kan? Lagipula untuk gitar kita cuma punya Yugyeom di elektrik. Mungkin akustik akan membuatnya semakin harmonis," terang Taehyung, berusaha mempertahankan keputusannya.

Semua kehilangan kata-kata. Ini meleset dari ekspetasi, pikir yang lain. Sedang lelaki yang sudah mengumpulkan massa ini justru berdeham memecah keheningan saat menunggu persetujuan.

"Baiklah, daripada tidak ada pengganti sama sekali."

Pada akhirnya Leader Namjoon memberikan keputusan yang membuat semua anggota kecewa, namun tidak bagi Kim Taehyung. Ia justru merasa senang karena ia menang.

***

Paduan permainan beberapa alat musik mengiringi waktu pulang seluruh siswa Insa. Sejujurnya itu begitu menarik hati untuk ditonton, namun klub musik yang sedang latihan itu melarang siswa yang tidak berkepentingan untuk masuk.

Gadis itu bersandar di balik tembok sambil sesekali memainkan sepatunya selama permainan klasik itu berlangsung. Diam-diam menikmati sepertinya lebih baik daripada terlibat langsung dalam penyajiannya.

Ryu Sujeong, gadis itu seketika teringat percakapannya dengan Sang Bibi kemarin tengah malam. Suatu perbincangan serius yang membuat Sujeong sudi melangkahkan kakinya di balik ruang musik setelah jam pulang tiba.

Puzzle of the Memory [TaeJeong Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang