Seokjin Pov.
Pemandangan hijau nan cerah di hiasi bunga matahari di taman luar begitu indah terlihat dari dalam jendela ruangan ini
Ruangan yang berbau obat obatan namun tetap terasa nyaman bagi orang yang hanya mengharapkan ke sembuhan seperti dia.
"Kakak, sekolah itu asyik tidak?"
Tanya riang ia, seorang gadis yang terduduk di kasur kamar rawat ini"Sama sekali tidak. Karena aku juga tidak hadir"
Jawab ku malas"Cobalah, mungkin kau bisa tahu dan menikmatinya"
Bujuk adikku Umji sambil menatap ku datar bermaksud menyuruhku sekolah lagi"Kalau aku lebih pintar mungkin itu akan menyenangkan. Tapi aku masih bodoh. Di sana bukan tempatnya orang bernilai rendah"
Jelas ku seadanya"Kalau begitu belajar saja. Apa belajar tidak menyenangkan?"
Pertanyaan polos lagi dari Umji"Jelas tidak lah. Namanya juga belajar"
"Kalau teman? Apakah berteman itu asyik?"
Kini nada suaranya bersemangatAki hanya menarik napas panjang dan menggeleng
"Nonton tv atau main game sendiri lebih asyik.
Dari pada mengikuti kemauan teman, atau tertawa pada lawakan mereka yang tidak lucu cuma bikin bosan""Begitu ya, aku pikir belajar itu asyik"
Ucapnya sambil menatap pemandangan luar jendela namun tetap terjaga duduk di dalam selimut kasur rawatnya"Aku juga berpikir demikian soal teman, menyenangkan pasti"
Lanjutnya dengan tersenyum sendiri di sanaAku yang duduk di samping kasrenya hanya tersenyum paksa melihat adikku yang hanya bisa duduk di kasur rawat rumah sakit ini
"Oh iya. Ini"
Aku memberi Umji sebuah bungkusan yang di ambilnya dari tas ku"Woaah"
Ia tampak senang sekali menerima bungkusan itu dan menatap girang diriku"Terima kasih kakak!"
Senyum Umji hangat padaku.- - - - -
"Dasar bodoh!"
Teriak sopir pengendara mobil itu dan pergi melaju kencangAku hanya membungkukan badanku meminta maaf
Kejadian seperti ini sering terjadi saat aku tengah memarkirkan mobil mobil yang lewat
Ya, menjadi tukang parkir jalanan lah pekerjaan kuAku hanya menatap mobil tadi dari kejauhan dengan kosong
Hari yang terik membuat aura panas dan kursakan keringat bening muncul di kening ku dan melanjutkan pekerjaaku itu
Terus mengarahkan mobil mobil lain agar lalu lintas berjalan lancarAku tidak tahu untuk apa aku hidup
Aku tidak tertarik pada orang lain.
Adalah jalanku untuk hidup melewati hidup orang lain.Hanya berkerja untuk mencukupi hidup sampai besok..
Ya, secukupnya..
Tapi aku juga selalu mengjungi adikkuSetelah berkerja sepanjang hari aku pergi ke sebuah toko dan membeli sebuah komik
Dengan uang yang ku dapatkan, aku membelikan dia komik.
Selalu datang ke toko buku dan secara asal mengambil buku yang di pajang di etalase,
Entah aku pernah beli buku itu atau belum
Mungkin sampulnya berbeda dan dia tak mendengarku bicara, entahlah.
Tapi.."Terima kasih kakak!"
Senyum Umji padaku sambil membuka bungkusan itu dengan tampak terkejut dengan komik yang baru ku belikan untuknyaDan mulai membuka buka lembaran komik itu dan membacanya dengan senyum itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Arigatou (One Shoot)
FanfictionKim Seojin, lelaki yang tak tahu arah dan tujuan hidupnya. Bekerja bekerja dan bekerja hanya itu hal yang ia lakukan setiap hari. Selain itu ia memiliki seorang adik perempuan yang menjadi hal utama dalam hidupnya. Tanpa Umji ia tidak pernah tahu ar...