Renta sudah segalanya, hidupku sendirian.
Dalam sisa kejayaan, kemewahan.
Sepuh emasku luntur, tua merenggut segalanya.
Kini gumpalan dosa seakan terlihat walau bertelanjang mata. Mengikuti mengingatkan, kemarin temanku mati karena penyakit, hari ini temanku mati karena nestapa. Lalu besok? Ikutilah hari ini sampai akhir.
Dera meratap aku untuk jiwa yang sudah payah ini, kusambut segala dengan pasrah. Aku hanya ingin damai di akhiran, sebab doa terlalu istimewa buatku.
Untuk yang kukejar, untuk cinta yang sesaat, untuk yang kubayangkan, untuk segala, terakhir kali leburlah diudara. Terbanglah dan jangan pernah kembali walau untuk kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelacur
PoesíaJika anda peduli malam ini, malam selalu menyimpan misteri dan cerita. Jika anda mau berbicara untuk kebenaran nyata bukan menerka. Kusuguhkan secangkir kopi dan setoples cerita, hanya puisi yang kuharap membuat kantuk anda terbang. Dan diakhiran na...