Sudah bertemu, kami justru saling berdiam-diaman. Tidak ada yang berbicara, sama sekali. Dan, aku menganggap diriku adalah seorang yang bodoh, menyeretnya kemari dan sama sekali tidak mengatakan apapun.
Yein bermain dengan pasir. Menuliskan beberapa macam kata seperti baka dan si idiot Min Yoongi dalam bahasa Korea. Guratan wajahnya terlihat sangat kesal sampai-sampai aku tidak bisa mengatakan betapa kesalnya ia.
"Apa yang ingin kau katakan?" suara Halla memecah keheningan.
Aku menoleh, menatap lurus ke manik matanya yang terlihat berkaca. "Mengapa tidak membalas pesanku?" hanya itu. Ya, hanya itu yang meluncur dari bibirku.
Gadis itu menundukkan kepalanya. "Aku sibuk─" ucapnya.
Aku tersenyum kecut, tidak percaya. "Sibuk apa? Bukankah menjadi seorang trainee pun, kau masih bisa membalas pesanku?" tanyaku dengan datar.
Halla tertawa. "Kau ini masih lucu seperti biasanya ya, Jungkookie," ia menyindirku. "Sayangnya kau tidak pernah bisa membuat kami tertawa karena 'joke'-mu itu."
Omongannya menusuk tepat di dadaku. Oke, ini berlebihan. Tapi, aku berkata jujur. Setidaknya.
"Jadi, apa kabarmu?" tanyanya.
Yein menggeram kesal, meluncurkan segenap kata tidak senonoh. Ia menendang-nendang tanah yang terukir tulisan-tulisan itu.
Tanpa sadar, mataku terus memandang Yein sampai-sampai Halla memperhatikanku dengan heran. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Halla mengejutkanku.
"Tidak-" ucapku dengan malu.
"Kabarku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" sepertinya, ia mengulang perkataannya tadi.
Aku mengangguk. "Baik-baik saja, terima kasih."
"Jungkook, ayo pulang," mata Yein berkilat penuh amarah di hadapanku-di belakang Halla tepatnya. "Aku lelah. Sehabis berteriak tadi."
Halla menoleh dan berpapasan tepat dengan wajah Yein. "Kau berbicara dengan siapa?" tanya Halla sambil memandangku aneh.
"Eh-bukan siapa-siapa."
"Aku bahkan tidak tahu kau memiliki kemampuan berbicara dengan makhluk seperti itu?" ucap Halla. Aku menggeleng keras.
"Bisakah kita berbicara tentang dirimu yang menghilang begitu saja?" tanyaku.
Gadis itu tertawa. Bukan tawa dengan diriku yang lucu sebagai faktanya. Ia tertawa karena-aku ini bodoh. Ia mengejekku. "Kau ini, Jungkook," ia terengah di sela-sela tawanya. "Bersikap bodoh atau memang bodoh? Sekarang, akan kutanya. Siapa yang memutuskan untuk pergi? Tindakan pengecutmu itu-apa kau tidak malu?" kali ini perkataannya membuatku diam. Kalah telak.
Kurasa, gadis itu benar-benar marah. Ia menyandang tasnya dan pergi tanpa pamit. Yein yang kebingungan dengan keadaan kami yang tiba-tiba seperti ini memandangku dengan kebingungan. "Apa yang terjadi?" tanya Yein.
"Tidak apa-apa, ayo pulang saja," aku segera berdiri dan berjalan berlawanan arah dengan Halla.
∫
Aku tidak pernah mengira, kejadianku membawa Halla pergi saat pulang sekolah menjadi pembicaraan hangat di sekolah. Mereka terus bertanya apa yang Halla katakan padaku yang sejujurnya itu sangat tidak perlu mereka ketahui.
Yoongi hyung bertemu denganku di koridor, bertatapan seperti biasa. Terkecuali dirinya yang kemudian berbalik dan menepuk pundakku, mengajakku untuk berbicara berdua saja. Tanpa Yein.
"Apa yang ingin kau-"
"Kau mengenal Halla?"
Tanpa banyak bicara, aku langsung mengangguk, kebingungan. "Ada apa?" tanyaku.
Yoongi hyung hanya menggeleng pelan dan menepuk pundakku dua kali sebelum berbalik pergi.
Keheranan dengan sikapnya, keningku berkerut. Lantas aku berbalik dan tidak sengaja berpapasan dengan Halla yang tengah memandangku. Namun, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya dan berbalik sebelum menghilang di antara kerumunan murid-murid yang berlalu-lalang.
Apa lagi ini? Kemarin Halla dan sekarang Yoongi hyung? Aku benar-benar tidak mengerti.
∬
Halo, writer-san disini! Maaf untuk update yang lama sekali ini. Saya sibuk di real life-meskipun sudah liburan, kegiatan saya di sekolah itu banyak.
Saya cukup kaget juga kalau ada yang minat sama cerita saya. Jujur, saya membiarkan kalian baca tapi, saya sendiri nggak mau baca. :'( /slapped
Jadi, untuk yang menunggu lama, saya minta maaf jika chapter ini tidak sesuai dengan apa yang kalian harapkan. Tapi, dengan keinginan readers yang ingin fast update, Inshaa Allaah saya kasih fast update.
Ngomong-ngomong, biar nggak canggung, panggil saya A saja. Iya, A. Tanpa kepanjangan lainnya. ㅋㅋㅋ
Saya rasa sudah cukup, terima kasih sudah meluangkan waktu Anda untuk membaca. Saya pamit undur diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Freedom
AdventureBaginya, hidup bersama seorang ayah yang sibuk dan ibu serta adik tirinya merupakan sebuah beban. Belum lagi, seorang gadis yang memiliki wajah yang-hampir-serupa dengannya, mengaku-ngaku sebagai dirinya yang lain. Bagi seorang Jeon Jungkook, kebeba...