(6) - Enam

2.4K 198 15
                                    

"Lo udah denger berita soal kakak kelas yang kemarin ribut di sebelas IPA belum?" tanya salah satu siswi kepada teman di sebelahnya, yang kompak menguncir rambutnya dengan model yang sama, model kuncir dua yang biasa disukai anak-anak SD. Sepertinya baru kelas sepuluh, tampangnya masih terlihat polos.

"Udah, emang gara-gara apa, sih?" tanya temannya.

"Gara-gara cewek!"

"Masa sih?"

"Iya! Parah banget, 'kan?"

"Emang cantik ceweknya?"

Raka sudah tidak bisa mendengar percakapan yang didengarnya dari 2 orang siswi barusan, karena posisi mereka sudah menjauh dan berlawanan arah. Tapi, akibat yang ditimbulkan karena mendengar percakapan tidak sengaja yang terjadi di koridor barusan adalah Raka jadi ikut penasaran. Jadi mau dengar lebih jauh kelanjutan percakapan tadi.

Kalau memang benar kemarin ada yang ribut, kok bisa ia tidak tahu-menahu? Padahal selama ini Raka adalah orang yang selalu update mengenai berita-berita yang sedang panas di sekolah. Maklum, teman-temannya kan pada hobi gosip, tidak bisa ketinggalan berita sedikitpun.

Raka mau tidak mau langsung berjalan dengan langkah cepat, kebetulan sepuluh menit lagi bel masuk akan berdenting dan jam pertamanya adalah pelajaran biologi. Raka paling malas berurusan dengan guru biologinya, sejak kejadian kecil 3 bulan yang lalu. Saat dirinya dituduh menyontek hanya karena hapenya berbunyi saat ujian sedang berlangsung. Bu Vina langsung menyuruh Raka keluar kelas, tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun darinya. Alhasil, ujian biologinya mendapatkan nilai 20. Otomatis harus ikut remedial... ya walaupun tidak ada kejadian seperti itu pun, dirinya tetap akan ikut remedial, sih.

"Emang kemarin ada yang berantem?" adalah pertanyaan yang keluar dari bibir Raka, begitu kedua kakinya berpijak di dalam kelas. "Kok gue ngga tau?" lanjutnya lagi, semua orang yang berada di sana hanya menatap Raka penuh tanda tanya. Bingung karena cowok itu seolah-olah sedang bertanya kepada mereka semua, walau lebih ditujukan untuk Deri yang sedang duduk seorang diri di barisan paling belakang.

"Ha?" Deri menelan ludahnya sendiri begitu Raka menghampiri dan berdiri di sebelahnya. Ia bingung harus menjawab pertanyaan Raka seperti apa, karena Andre dan Putra, yang sebenarnya adalah orang yang terlibat dalam pertengkaran kemarin belum tiba di sekolah.

"Kemarin siapa yang berantem?" Raka yang masih setia berdiri di samping tempat duduk Deri, kembali mengulang pertanyaannya.

Sumpah, Deri jadi mati kutu. Soalnya, Andre dan Putra berpesan padanya untuk tidak memberitahu Raka tentang keributan yang mereka buat dengan Arka kemarin. Mereka takut kalau keributan yang lebih besar mungkin saja akan terjadi kalau sampai Raka tahu. Jangan sampai kejadian satu tahun yang lalu terulang kembali.

"Kemarin ngga ada yang berantem tuh," kata Deri, sambil menghindari tatapan menyelidik dari Raka. "Iya, 'kan? Kemarin gak ada yang berantem, 'kan?" Deri menatap sekeliling kelas secara bergantian, seakan-akan melemparkan sinyal bantuan pada mereka yang menerima tatapannya.

"Iya, gak ada." Danu yang memegang peran sebagai ketua kelas di kelas Raka, akhirnya ikut membuka suara begitu melihat tatapan memelas milik Deri. Ia paham betul dengan maksud terselubung cowok itu. "Lo salah denger kali."

"Gak mungkin!" sanggah Raka. "Gue gak mungkin salah denger." Ia masih tidak percaya.

"Eh, Rak," Deri akhirnya bangkit berdiri dari tempat duduknya, ia memegang kedua bahu Raka dan mendudukkan cowok itu di tempatnya sendiri. "Lo tau kan kalau gue adalah orang ter-update dari yang paling update?" Raka mengangguk membenarkan, karena memang Deri-lah satu-satunya teman yang paling suka gosip di antara teman-temannya yang lain. "Nah, sebagai temen lo yang paling update masalah gosip, gak mungkin kalau lo gak ikutan update juga. Masalah kemarin ada yang berantem apa engga, itu cuma berita hoax, berita gak bener. Gak usah dipercaya. Mending sekarang pinjemin buku biologi lo, gue mau nyontek." setelahnya, Deri cengegesan tidak jelas, seraya menghilangkan rasa gugupnya di depan Raka.

wherever you may be | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang