Pagi yang dingin ini, berhembus angin segar ditengah-tengah hijaunya pohon dan rumput yang terhampar. Pagi ini, Shiina dan Kakashi sedang berdiri disebuah tempat latihan yang Kakashi pakai untuk misi lonceng waktu itu.
"Ayo, Kakashi latih aku!" Shiina bersemangat.
"Sebelum itu, ada hal yang mengangguku." Ucap Kakashi tiba-tiba.
Shiina mengkerutkan dahinya.
"Waktu kau melempari kepalaku dengan kerikil, kenapa hawa keberadaanmu tak bisa kurasakan?"
Oh, yang waktu itu.
"Hmm, hawa keberadaan? Perasaan aku hanya berjalan sangat pelan kearah mu, itu saja." Jawab Shiina polos.
Tidak mungkin. Bantah Kakashi dalam hati.
"Kalo begitu, coba lakukan hal itu lagi padaku," pinta Kakashi.
"Heh? Dengan kerikil lagi?" Tanya Shiina, sepertinya dia sudah siap melempari Kakashi dengan kerikil lagi.
"Tidak," jawab Kakashi. "Dengan ini." Kakashi melempar sebilah Kunai ke tanah yang menancap disana dekat sekali dengan kaki Shiina.
"Ah?!" Shiina terkejut. Menatap kunai di samping kakinya lalu memandang Kakashi.
Kakashi mengeluarkan kunai dari tempat senjata yang menancap di paha kanannya.
"Buat aku terpojok dengan kunai itu," jelas Kakashi sambil menunjukan kunai di tangan kanannya.
Shiina menyunggingkan senyum.
"Ii darou," ucapnya kemudian.
Kakashi dan Shiina saling mundur, membuat jarak diantara mereka.
Baik Kakashi maupun Shiina, keduanya memandang dengan pandangan serius.
Kali ini aku waspada, aku tak kan gentar lagi dengan hawa pembunuhnya. Ungkap Kakashi dalam hati.
Shiina memejamkan matanya, mengatur pernapasannya, kemudian ...
Deg! Deg!
Jantung Kakashi rasanya mau copot, tangan serta tubuhnya bergetar tak karuan, ia merasa terancam, pasalnya hawa keberadaan Shiina benar-benar tak terasakan, padahal Shiina kini di depan mata Kakashi berjalan menuju kearahnya.
Pe-perasaan apa ini? Se-sesak, ukh. Sakit. Kakashi merasakan penderitaan secara tiba-tiba.
Kedua matanya bergerak kesana kemari mencari sosok Shiina, padahal Shiina di depan sedang berjalan dengan santai.
Aku tahu dia ada di depanku. Tapi entah mengapa, aku sangat ketakutan dan ingin mencarinya disetiap sudut. Kakashi benar-benar kacau. Kini tubuhnya membalik ke belakang, kearah kanan, kearah kiri, benar-benar mewaspadai setiap sudutnya.
Dan...
"Sensei..." suara halus sehalus sutra.
Kakashi memandang ke sumber suara. Sebuah kunai sudah ada di depan leher bermaskernya, sedikit didekatkan lagi, mungkin Kakashi sudah tidak memiliki jakun saat ini.
Shiina sudah tidak menyembunyikan hawa keberadaannya lagi.
Deg! Deg! Deg!
Rasa ketakutan begitu terasa dalam ketika melihat Shiina yang tersenyum padanya.
Syuuung...
Kakashi lompat jauh ke belakang, tangannya refleks melempar kunai kearah Shiina.
Tuk!
Untung Kunai itu meleset dan menancap ke pohon yang ada di belakang Shiina, beberapa helai rambut Shiina sempat terpotong oleh kunai yang tiba-tiba diayunkan gurunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto no Imouto (Discontinued)
Fiksi Penggemar[Fanfiction] [Dalam masa perevisian] [First Season Completed] [Second Season Ongoing] [Slow Update] Sebuah kecelakaan terjadi kepada gadis kecil bernama Shiina, tertimpa sebuah bola lampu yang menusuk tepat pada ubun-ubunnya, membuatnya pingsan di k...