from the begining

2 0 0
                                    


Masuk SMP pun bukan kemauan gue untuk masuk di SMP favorite se-jakarta utara. Gue memilih untuk gak mau masuk SMP itu karna gue masuk sendiri tanpa teman di SD gue. Karna gue takut sama mama akhirnya gue menurut sajalah, daripada gak disekolahin. Gue kira hari-hari di SMP akan terasa suram , ternyata gue menemukan banyak teman hasil koleksi SD gue, termasuk sosok si anak cengir kuda dengan kepala botak itu. Awalnya harus gue berkali-kali melihat dan memaksa untuk mengingat. Sampai akhirnya ada salah seorang anak wanita, cantik, manis, tinggi namanya Tian. Dia menghampiri gue dengan wajah ceria, yang saat itu gue lagi cari nama untuk cari tau ruang kelas tes masuk SMPnya. Dia menghampiri gue dengan wajah manis dan cerianya.

"Agni yaa?" Tanya Tian dengan senyum manisnya.

"Iya..siapa ya?" Gue dengan muka datar dan ini memang gue gak tau dan lupa siapa dia.

"ihh kamu pasti lupa, aku Tian temen SD waktu kelas 1" Jelasnya. Dan bodohnya gue pun tetep gak kenal.

"hehe kamu lupa yah, oke aku Tian, kita ketemu juga ya.... udah lama.." perkataannya untuk mengingatkan aku kembali

"hehehe iya " kata gue yang memberikan senyum polos

"eh anak SD Al-Islam banyak yang tes lho, kamu masih kenal gak?"

"siapa aja?"

"Tio,Fira,Dimas kamu kenal gak??"

Gue Cuma diam dan memang udah lupa itu sudah 5 tahun yang lalu, sekarang saat masuk SMP gue ketemu mereka lagi yang gue ingat Cuma anak botak itu.

"hehehe iya. Aku ditunggu papa nih diluar ,kamu mau keluar juga?"

"aku nunggu ibu deh, kamu duluan aja."

Dan gue keluar mencari papa, sampai di dipintu gerbang. Entah papa mengobrol dengan siapa tapi ibu-ibu itu mengenalkan ku dengan 3 anak yang di bilang Tian tadi. Dan akhirnya saya menemukan anak kecil berkepala botak itu dengan wujud yang mulai remaja seperti sekarang. Cukup asing untuk dikenal kembali tapi ini seperti yaa gak nyangka bisa ketemu setelah 5 tahun terpisah.

"ini agni bu.." Kata papa mengenalkan gue.

"oh agni, sekarang kurus yaa. Tuh temen Sdnya kenal gak? Sama Dimas."

Gue hanya menyengir kuda. Seperti rasa malu tapi kenapa harus bertemu. Setelah perkenalan itu besoknya gue tes dan ya lagi-lagi satu tempat tes di kelas yang sama . rasa aneh, karna dia melihat gue, aduh terlihat sombong banget gue, pasti kelihatan aneh banget. Tes berakhir, gue nunggu hasil kurang lebih 1 bulan, tepatnya setelah UN. Sampai akhirnya gue memang benar-benar lulus di SMP favorite itu. Agak bangga agak sedih juga karna gue belum punya teman seorang pun. Setelah itu gue ikut Masa Orientasi Sekolah. Kami semua calon murid SMPN 2 jakarta berbaris untuk dipanggil dan masuk di kelas MOSnya masing-masing. Dan ini agak gak percaya sih yaaa. Gue dipertemukan lagi saat MOS itu. Gue duduk di baris ke 4 bangku 3 dan dia di baris 3 bangku 3 juga. Anak yang pendek dan botak itu, sudah tinggi dan ya lumayan berbeda, gue cukup tidak mengenalnya. Pas itusih agak gak suka sekelas sama dia, karna dia temen bekas SD gue, bukan gak suka juga sih tapi malu dikira sombong. Kemudian gak lama si kaka kelas masuk dengan memberitahukan peralatan yang dibawa dan jam masuk untuk MOS, setelah itu gue pulang. Sebelum pulang gue memberikan list barang apa aja yang dibawa. Gue sedikit kesal karna gue gak ngerti harus bawa apa dan asing dengan wilayah sekolah dan juga anak-anaknya. Mama yang gue hampiri ternyata sedang berbicang asik dengan ibu-ibu bekas Sd kelas 1 gue . disitu mama lagi ngobrol sama ibunya Dimas. Gue menghampiri dan salim.

"ini agni??" Kata ibunya Dimas

"iya hehe"

"yaampun udah gede ya, kurus juga. Udah ketemu dimas belum??"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 23, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

waittingWhere stories live. Discover now