Dengan satu tarikan nafas, cewek itu berhasil mengatakan kalimat yang sedari tadi ia tahan, "Farel, gue suka sama lo." Cowo yang didepannya pun menunjukan ekspresi datarnya seperti biasa.
Kea berdecih, "Ya tuhan, ini udah cewek keberapa dalam sebulan yang nembak Farel." Rutuk Kea dalam hati. Dengan langkah gontai, Kea melewati sumber keramaian yang terjadi karna cewe itu, lalu melangkah menuju kelasnya.
Kea dibuat meringis karna tepukan dibahunya yang cukup sakit, Kea berbalik untuk melihat siapa yang menepuknya sekeras itu. Melihat sosok yang sekarang sudah nyengir, Kea menatapnya sinis. "Sori deh."
Kea melanjutkan jalannya diikuti sahabatnya, Brigita Audriani atau kerap disapa Gita. "Tuh, liat anak kelas sepuluh. Kloningnya Thalia, si Jena nembak Farel." Kea tak memperdulikan informasi Gita tentang cewek tadi yang sempat membuat keributan dengan cara menembak Farel, ia terus melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
"Tuh kan, males gue deh. Kalo apa-apa lo bawa serius kalo lagi baper." Kea berbalik hanya untuk menatap sinis Gita, lalu mendengus kesal. "Gue gak baperan. Buat apa gue baper coba?"
Gita mendecak, lalu menoel-noel pipi milik Kea, "Ah, gue yakin lo baper. Takut Farel diambil Jena." Kea mencubit tangan Gita yang sedari tadi memainkan pipinya, "Gue. Gak. Suka. Sama. Farel." Tukasnya sambil menambahkan penekanan disetiap kata.
Gita menautkan alisnya, tanda tak percaya dengan omongan Kea, "Gue juga gak peduli si Jena-jena itu ngambil Farel. Karna gue sama sekali gak. Gak ada hubungannya sama Farel!" Lalu kembali menuju perjalanan ke kelasnya.
Karna perubahan mood Kea yang barusan terjadi, Gita ditinggal dengan bibir yang mengerucut. lalu segera saja Gita mengejar Kea yang sudah naik tangga.
Gita membuka pintu kelasnya, "Sumpah ya lo, gak solid banget. Tungguin gue kek. Gue capek banget gila." Dengan nafas yang menderu-deru Gita langsung berteriak seperti itu didepan kelasnya.
"Lo napa Git?" Tanya Geo. "Kea mana?" Tanpa mempedulikan pertanyaan Geo, Gita balik bertanya.
Kini Deo --kembaran Geo-- yang menjawab, "Diapelin Bagas."
Gita membelalakan matanya, rahangnya terbuka lebar. Gita memukul pundak Geo, "Kenapa gak lo halangin?! Bodoh, Bagas tuh mau putusin Kea. Sedangkan Kea masih sayang sama Bagas. Gue gak mau Kea sakit hati." Untung dikelas saat itu hanya ada mereka bertiga. Jadi tak perlu susah payah Gita meredam amarahnya.
Merasa menjadi korban, Geo menatap Gita tegas. Ralat, sok tegas. "Gue gak tau apa-apa. Kenapa gue yang dipukul?" Gita memicingkan mata kearah Geo, "Peduli amat gue sama lo. Sekarang yang penting itu Kea. Dimana?"
Deo yang lebih kalem menjawab, "Rooftop." Gita mendengus mendengarnya, lalu segera pergi ketempat yang dimaksudkan Deo.
Sambil berjalan menuju tempat Kea berada Gita mengatakan sumpah serapahnya untuk Bagas, cowo itu sudah ketahuan jalan dengan cewek lain dibelakang Kea.
Saat di rooftop, Gita mendapati cewe itu masih terpaku ditempatnya sambil menahan tangisnya. Tanpa berbasa-basi, Gita menghampiri Kea lalu merengkuhnya. Membiarkan cewek itu menangis dihadapannya.
"Gue bego, ya ampun. Harusnya gue tepat waktu." Gita merutuki dirinya sendiri. Kea tampak tertawa kecil, "Bukan salah lo kali. Gue yang bego, harusnya gue yang mutusin dia, biar bukan gue yang sakit."
"Dipikir-pikir, emang elo yang bego. Kan udah gue bilang dia nge duain elo, lo-nya gak percaya. Dia ngaku tadi?" Kea mengangguk lemas, "Iya, waktu gue tanya kenapa dia putusin gue. Dia bilang dia suka sama orang lain. Dan lo tau apa? Dia nanya ke gue 'kita masih temenan ya?' Dan bodohnya tuh, gue jawab iya."
Kea kembali mengeluarkan air matanya, "Gue bego ya ampun. Harusnya gue percaya lo sama Kira. Maafin gue Git,"
Gita mengernyit dahinya, "Kok jadi minta maaf ke gue?"
"Gue minta maaf, gara-gara gue lebih percaya Bagas, kita jadi berantem deh."
Gita tersenyum samar, "That's okay."
Kea berjalan menuju kelasnya diikuti Gita. "Kea! Tungguin gue woy!" Teriakan orang yang memanggil Kea menggelegar di koridor kelas sebelas. Kea berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya, "Apaan?"
"Lo gapapa kan?" Kea mengernyitkan dahinya, "Gue gapapa lah Kir." Detik kemudian Bagas melewati mereka, sambil memaparkan senyum termanis yang pernah Kea ingat, Lalu dibalas dengan ekspresi datar dari tiga cewek yang dilewatinya.
"Yakin lo gapapa?" Ashila Kirana
--Kira-- bertanya kembali untuk memastikan.Kea menghela nafas panjang, "Gue kenapa-napa lah. Gemana gue mau move on, kalo dia senyum ke gue tiap hari."
[.]
A/N :
Maafkan daku, bila feelingnya gak dapet. Vomment please?
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Your Hearbeat :: Hiatus
Teen FictionIni tentang Farel Mahesa, yang menyukai Kea. Tapi ini juga tentang Keana Fadilla yang masih menyimpan 'rasa' kepada mantannya. Farel yang mengejar Kea. Dan Kea yang mengejar Bagas. Ini semua rumit bagi Kea. disatu sisi, Ia tak ingin Farel berharap...