8 - Did that mean I'm forgiven?

12.5K 655 18
                                    

Terkadang rencana yang sudah disusun dengan matang, bisa hancur karena sebuah moment. Aku adalah gadis yang mempunyai daftar panjang berisi rencana masa depanku.

Tapi karena satu moment itu, semuanya rusak. Harusnya sekarang aku sedang di kampus, fokus dengan kuliahku, dan menjadi jurnalis sukses.

Tapi lihatlah aku. Bianca Smith. Gadis berusia 21 tahun yang hanya beberapa menit lagi, akan melepas masa lajangnya. Dan menghancurkan semua rencana masa depan yang sudah ia atur bertahun-tahun.

Ya, aku akan menikah dengan Harry! Harry fuckin' Styles

Jantungku melompat keluar ketika mendengar suara gesekan saat pintu gereja di hadapanku terbuka. Para tamu-Keluarga besar Harry dan keluarga besarku ditambah Lucy Cordero berdiri menyambutku. Sambil mencoba mengatur napas, aku melihat Harry Styles berdiri di sebelah altar dari kejahuan.

"Ayo, sweety."

Bisik ayahku di sebelah yang malah semakin membuatku gugup. Aku menggadeng kuat tangan ayahku, ketika selangkah demi selangkah kami mendekati altar. Buket bunga dalam genggamanku adalah satu-satunya pelampiasanku saat ini.

Berbagai senyum terpasang di wajah orang-orang yang telah hadir waktu itu. Termasuk senyum jahil dari wajah sahabatku, Lucy Cordero. Oh, tuhan. Aku tahu sekali isi otak gadis mesum itu!

Dari kejauhan, aku menandangi Harry. Ada dua langkah dimana aku benar-benar tidak bernapas. Hanya melihatnya dan mengangumi dalam diam. Oh, tuhan. Apa pangeran ini yang akan menjadi suamiku sandiwaraku?

Ia mengulurkan tangannya padaku saat aku berada tepat di hadapannya. Harry tersenyum, tapi aku tidak membalasnya. Kami berdiri berhadapan dengan kedua tanganku dalam genggaman tangannya yang hangat. Mata emerald Harry menatapku teduh.

"Apa kau tidak menerima ucapaan maafku?" Bisiknya. Aku hanya mengangguk. "Kalau begitu tersenyumlah. Kau memang terlihat seksi saat sedang marah, tapi kau bisa membuat siapapun dengan mudah jatuh cinta padamu jika kau tersenyum."

Dan untuk itu, aku tersenyum.

"Harry Edward Styles, disaat sedih atau gembira, bersediakah kau bersumpah menjaga pengantin perempuan ini seumur hidupmu, menyayanginya, menghibur hatinya, dan menghormatinya?"

Harry menatapku lamat-lamat dengan mata hijaunya. Ia tersenyum pasti, "Ya, saya bersedia."

Jantungku berdebar kuat.

"Bianca Maureen Smith, disaat sedih atau gembira, bersediakah kau bersumpah akan menjaga pengantin lelaki ini seumur hidupmu, menyayanginya, menghibur hatinya, dan menghormatinya?"

Tidak seperti Harry, butuh waktu sesaat untukku menjawab. "Ya, saya bersedia."

"Dengan ini, kalian sah menjadi sepasang suami istri dihadapan Tuhan. Kau boleh mencium pengantimu."

Harry hari ini bukan seperti Harry yang kukenal beberapa hari yang lalu. Tak ada senyum miring menggoda. Tidak ada sifat jahil. Ia begitu sopan. Bahkan ciumannya terasa begitu hambar. Begitu datar. Bagitu merasa bersalah.

Aku mendengar tepuk-tangan mengudara setelah ciuman singkat tidak bermakna itu. Wajah Harry masih di hadapanku. Tersenyum tipis. Dengan bibirnya yang menggiurkan.

Fuck, rasa salah!

Dan, aku menciumnya. Mencium Harry Styles. Di depan semua orang. Dan di hadapan tuhan. Sangat dalam. Tanganku mengalungi lehernya, menekan tekut Harry. Butuh sedikit waktu sampai bibir Harry bergerak menciumku. Lengannya yang melingkar di pinggangku, memelukku sangat erat.

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang