story

40 2 0
                                    

Malam itu bulan memancarkan sinarnya. Walau hanya nampak tiga per empatnya. Malam yang sunyi,dingin, dan juga tenang. Seharusnya ini malam yang dapat membuat semua orang tertidur pulas dibalik selimutnya, tapi tidak denganku. Aku masih terjaga menatap langit langit ditemani sepercik cahaya redup lampu kamarku. Kamarku cukup luas dengan satu ranjang dipojok, 1 almari besar berada berhadapan di sisi yang lain dari ranjangku, jendela menghadap ke pintu yang berada disamping almari besar dan meja belajar yang berada di sisi kanan pojok kamar.

Aku tinggal dengan ibu dan juga kakak ku. Sejak 3 tahun yang lalu orang tua kami bercerai. Ibuku seakan tidak bisa menerima kenyataan tersebut, sejak saat itu kakak ku yang menanggung semua beban hidup keluarga kami. Sedangkan ibuku? Hari hari nya hanya dihabiskan dengan berbicara sendiri dengan gulingnya. Seakan akan itu adalah kekasihnya. Sungguh keadaan yang romantis.

Jam menunjukan pukul 11:46. Ini masih terlalu dini untuk tertidur bagiku. Kakak ku baru pulang bekerja jam 1 nanti. Biasanya dia membawakan aku churros atau burger yang selalu bisa membuat aku mengantuk setelah memakannya. Sambil menunggu kepulangannya aku membaca buku yang aku dapatkan dari perpustakaan sekolah. Dua tiga halaman kubalik aku merasa ingin ke kamar mandi untuk buang air. Saat melewati lorong dan juga kamar ibuku aku mendengar suara yang memekakan telinga dari balik pintu kamarnya, seperti sebuah kayu yang digores terus menerus sehingga mengeluarkan suara bising. Mungkin ia belum tidur, fikirku. Setelah aku kembali dari kamar mandi aku sudah tak mendengar suara suara itu lagi. Bagus lah.

Akupun kembali melanjutkan bacaanku. Jam menunjukan pukul 12:24. Aku masih belum merasakan kantuk sedikitpun. Aku mulai membaca. Tapi disaat itulah aku mulai merasakan hal aneh. Pertama aku mendengar suara panci dan alat dapur lainnya berjatuhan. Tapi aku tak terlalu memperdulikannya. Aku kembali dengan bacaanku. Tapi aku semakin tak nyaman dengan suasana itu. Seperti ada yang sedang mengawasiku. Aku menutup bukuku dan mencoba memejamkan mata sambil berbaring. Susah sekali untuk tertidur, aku tetap memejamkan mata. Setetes air seperti jatuh di dahiku. Apa ini? Aku pun menyalakan lamu kamar ku terang terang. Kulihat di atas langit langit tergantung tubuh kakak ku dengan bibir menyeringai dan kepala yang sudah tak lagi tersambung dengan badannya.

"Maaf ann.... Aku makan churros bagianmu"

Ia berada disana. Diatas lemari besar ....... Dengan seringai dan pisau berlumur darah di tangan kanannya.

ChurrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang