Vio turun dari motor Reagan tanpa mengucapkan apa pun. Jam sudah penunjukan pukul setengah dua belas malam. Itu semua dikarenakan rumah Stev yang cukup jauh dan jalanan yang terlalu lama macet.
Perempuan itu memasuki kamarnya tanpa mencari tau apakan Sheryl sudah pulang atau belum. Moodnya sedang sangat buruk karna Reagan dan tidak melihat mobil Sheryl terparkir.
"Vio..."
Shit!
Vio lupa mengunci pintu dan kini laki-laki itu pasti berjalan masuk ke dalam rumah.
Mau apa sih.
"Vio..."
Vio mengeluarkan senyum smirk dan bersembunyi di balik pintu kamarnya. Laki-laki itu pasti akan menyusulnya ke kamar.
"Vi—"
"WAAAAA!" laki-laki itu menatap datar Vio yang meletakan rambutnya tepat di depan wajahnya. Berusaha menakuti Reagan yang menatapnya aneh.
Perempuan itu cekikikan persis seperti setan.
"KAGETKAN LO, NGAKU!"
Menaikan sebelah alis, "biasa aja."
"NGAKU!"
"Biasa aja."
"Pasti kaget."
"Enggak."
"KAGETTT!!!"
"Waw, gue kaget."
"Sialan lo," Vio berjalan menuju kasurnya dan berbaring di sana, "mau apa lo?!"
"Mau elo."
"E Bangsyat buruan Cecan ga punya banyak waktu," Vio mengeluarkan ponsel dalam sakunya dan menyambungkannya pada casan yang sudah dipasang pada stopkontak.
Reagan duduk di tepi ranjang Perempuan itu, "stt, jangan protes dulu."
Vio baru saja akan protes ketika Reagan duduk di tepi ranjangnya. bukan karna apa, tapi entah mengapa dengan jarak sedekat ini dan hanya berduaan saja, membuat jantung Vio berdebar lebih kencang.
"Hmm."
"Gue mau ngomong," ucap laki-laki itu.
"Ya tinggal ngomong, Conge," Reagan menatap Vio memberi tahu bahwa dia sedang serius, "okay, okay, mau ngomong apa?"
"Gue gak suka lo ngobrol berduaan sama Stev kaya tadi."
"Hah?"
Reagan tidak menatapnya sama sekali. Perempuan itu mengerutkan sebelah alisnya, "kenapa?"
"Gue gak suka, Vio."
Vio menarik nafas dan bangkit dari duduknya. Matanya terasa panas dan serasa ada yang mendesak keluar, "ke–kenapa lo gak suka?"
"Gue gak perlu jelasin semuanya karna lo pasti tau. Gue cuma minta lo menjauh karna gue gak suka," Reagan membalikan wajahnya sehingga kini dia bisa menatap Vio. Mata perempuan itu berair dan entah mengapa Viola merasa benci pada laki-laki di hadapannya.
"Lo brengsek!"
Reagan menaikan sebelah alisnya berusaha baik-baik saja, "gue suka Stev dari dulu dan sesekolahan juga tau. Dan sekarang disaat gue udah melihat peluang buat stev suka sama gue kenapa lo malah nyuruh gue menjauh dan bilang gak suka? Semuanya gak adil buat gue disaat lo semesra itu sama cewe—."
"Canayya," tegas Reagan karna perempuan itu selalu menyebut Canayya dengan 'gadis itu'.
"Ck!" Vio membuang muka malas menatap laki-laki itu, "lo brengsek."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...