Kelas Tujuh [2]

8 0 0
                                    

Hari-hari berlalu, Cantika menjalani harinya di sekolah dengan semestinya. Tidak ada yang spesial, hanya sesuai alur kehidupan siswa sekolah menengah pertama. Mengikuti pelajaran di sekolah menengah pertama dan membiasakan diri dengan lingkungan sekolah.

Seperti setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang berbeda–maksudnya satu guru menguasai satu mata pelajaran. Otomatis siswa akan menerima setiap mata pelajaran yang diajarkan dengan cara yang berbeda, sesuai bagaimana guru itu menyampaikan pada muridnya. Beda dengan sekolah dasar bukan?

Jalan beberapa minggu, pekerjaan rumah dan tugas-tugas kelompok mulai menghampiri. Membuat hari-hari Cantika sedikit lebih sibuk dari biasanya.

Seiring berjalannya waktu juga, Cantika mengetahui bahwa bocah laki-laki itu, yang populer sejak masa orientasi siswa, masuk di kelas 7A–karena Cantika melihat badge yang terpasang di lengan seragam sebelah kanan bocah laki-laki itu–yang artinya kelas billingual, yang mana siswanya tidak akan diacak sampai kelas sembilan. Ada salah satu sistem kelas yang seperti itu di SMP yang terkenal favorit ini.

Laki-laki itu juga masih menjadi bahan perbincangan kakak kelas. Alasannya karena dia tampan. Tak hanya kakak kelas, beberapa siswi yang seangkatan dengan Cantika juga turut membicarakannya, juga mengaguminya? Mungkin.

֍֍֍

Sudah dua bulan lebih Cantika menjalani harinya di sekolah favorit ini. Sudah selama itu juga Cantika tahu beberapa fakta. Salah satunya adalah, siapa nama bocah laki-laki itu.

Natha. Namanya Natha.

Cantika tahu itu karena ia pernah mencuri dengar–tapi, mari anggap ini sebagai, tidak sengaja mendengar–pembicaraan beberapa siswi yang mengagumi bocah laki-laki itu. Beberapa fakta yang lain, ternyata Natha adalah anak yang shaleh dan memiliki sikap baik, tentu juga pintar–kata penggermarnya.

"Sudah tampan, shaleh, baik, pintar pula."

Itu yang Cantika dengar dari beberapa siswi. Tapi Cantika belum pernah mendapat bukti dari apa yang dibicarakan beberapa siswi itu. Cantika mencari tahu dan menyelidiki sendiri tentang anak laki-laki itu. Entah mengapa, sepertinya Cantika mulai tertarik dengannya–mungkin bisa dibilang mengagumi.

Cantika mulai mencari biodata anak laki-laki itu. Bukan benar-benar biodata, hanya beberapa informasi seperti apa akun facebook-nya, juga akun twitter-nya.

Dan, ya. Cantika berhasil mengetahui beberapa akun media sosial milik Natha. Tanpa ragu, Cantika menambahkan Natha sebagai teman difacebook. Ia juga memfollow akun twitter Natha. Cantika ingin berteman dengannya. Bukankah ini cara yang tepat untuk berkenalan? Setidaknya, itulah yang dilakukan oleh kebanyakan siswi yang mengagumi Natha. Hanya sekedar agar ter-notice oleh Natha. Agar Natha tahu, ada yang bernama Cantika di sekolahnya.

֍֍֍

Keesokannya, Cantika menjalani harinya dengan normal dan biasa saja. Hingga akhirnya bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring di seantero sekolah.

Pukul tiga sore, Cantika telah tiba di rumahnya. Kali ini ia tak perlu menunggu lama hingga Ayahnya datang menjemput. Jalanan pun sedikit lebih lenggang dari biasanya. Itulah mengapa ia tiba di rumah sedikit lebih cepat.

Yang selanjutnya dilakukan Cantika setelah membersihkan diri dan berganti pakaian adalah, menyalakan perangkat komputernya untuk sekedar mengecek media sosial yang dia punya. Beberapa notifikasi pun muncul begitu akun facebooknya berhasil masuk. Pengecekan pun dilakukan olehnya. Ternyata, satu dari beberapa notifikasi itu, merupakan pemberitahuan bahwa Natha telah menerima permintaan pertemanannya. Tanpa sadar, Cantika tersenyum melihat layar komputernya.

Baiklah. Batinnya.

Selanjutnya Cantika mencoba mengecek akun twitternya. Barangkali ada notifikasi yang bisa membuatnya tersenyum juga, seperti notifikasi menyenangkan di akun facebooknya tadi. Setelah berhasil log-in, terlihat ada pop-up angka lima yang tergantung pada icon notifikasinya. Cantika sudah tersenyum sejak melihat itu, meski belum mengetahui betul apa isinya.

Ia pun meng-click icon notifikasi itu. Matanya kemudian menyusuri layar komputer di depannya. Namun, kini ia kehilangan senyumnya. Tak ada notifikasi menyenangkan mengenai Natha di sana. Cantika bingung, sedikit. Sedih? Hmm, tidak juga.

"Baiklah." Ucapnya pula.


~~~~~

Hi, guys!! I'm back! It's been a long loongg timeee and I'm so excited! ahahahah~

Sorry if this is so bad humm.. Hope you'll enjoy it! Don't forget to vote and comment!

Sincerly,

Me

5 May '20
03:39 am

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANTIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang