Part 3

67 3 2
                                    

Perlahan usahaku semakin berujung baik. Akhirnya dia mulai mau berbicara meskipun sedikit.
Kalau boleh jujur, aku lemas melihatnya berbicara ke arahku. Iya lebay. Tau kok
Dia hanya berbicara namun disajikan bersamaan dengan senyumnya yang sungguh membuatnya terlihat lebih, bahkan sangat manis.
Aku berusaha terlihat biasa saja saat dia berbicara. Pastinya luna tau kalau aku benar-benar melt melihat senyumannya itu
Dia mulai dekat dengan beberapa teman dikelas. Dia juga sudah mulai memiliki kontak dan grup kelas. Aku dengar dia mengadd beberapa akun sosial media milik luna,via, dan lainlainnya. Tapi aku belum memiliki kontak apalagi akun sosmednya. Diantara sahabat dekatku, aku rasa aku yang paling jauh darinya.
Ya jujur saja. Teringat saat malam itu aku luna dan sahabat sedari smp ku--tiara-- mencoba melewati rumahnya sekitar pukul 10 malam. Gila memang.
Tidak jugasih. Kami barusaja pulang dari pesta ulang tahun jessica. Berpurapura singgah kerumah seorang temanku--airin--yang merupakan tetangga joseph.
Kuparkirkan mobil tepat didepan rumah airin dan juga tepat sekitar 3 rumah dari rumah joseph.
Seusai memanggil airin dan memastikan bahwa airin tak dirumah, aku berniat memutar mobil dan pulang. Tapi kulihat cahaya lampu sepeda motor keluar dari salah satu rumah yang kuyakini adalah rumahnya. Kubuka kaca depan berusaha agar dapat melihatnya. Luna yang duduk tepat dibagian kaca yang kubuka lebar kaget tak karuan. Aku juga tak tau mengapa.
Itu terjadi cukup cepat .sungguh. Tiara yang duduk dibelakang memanggil namanya ketika dia lewat tepat disamping mobilku. Kami semua tau kalau dia mendengarnya. Dia mencoba berbalik kebelakang karena ingin mengetahui siapa yang memanggilnya. Penuh harap dia tak tau siapa. Karena memalukan sekali berada didekat rumahnya malam malam begini.
Oke tugasku selesai. Kuantar luna dan tiara pulang sambil becerita dan ketakutan sendiri. Entah mengapa
"Thanks ya" kata luna sambil membuka pintu mobil dan masuk kerumahnya.
Seperti yang tadi ku katakan, ini sudah malam. Keparnoan ku akan gelap memaksaku menyetir mobil sambil menelepon luna agar membuatku lebih tenang. Baru saja keluar dari komplek rumah luna, luna berteriak di telpon membuatku kaget. "Apa?" Tanyaku
"Joseph invite bbm guee" teriaknya lagi membuatku teringat kalau tadi joseph chat dengan via kemarin malam, dan sekarang luna di invite. Oke aku semakin yakin kalau aku yang paling jauh dengannya. Padahal akulah yang paling berkeinginan dekat dengannya. Mungkin harusnya aku tak perlu begitu berharap.
"Serius? Kalau di chat bilang ya" kataku lagi sambil menambah kecepatan mobil menuju rumah
Paginya, aku menghampiri darma yang sudah jelas duduk sendirian karena joseph tak betah dikelas
"Darma, joseph invite bbm luna" kataku dengan nada sedih dan wajah sok cemberut
"Terus? Lo mau gue suruh dia invite lo?" Kata darma lagi
Darma memang paling mengerti apa yang kuinginkan. Tapi rasa malu dan harga diri menahanku untuk berkata tidak.
Dan sorenya, aku dan luna tengah menjalani les tambahan. Ya terkadang aku merasa bosan kenapa harus terus bersama luna dari pagi hingga sore. Bahkan terkadang hingga malam. Seandainya luna adalah cowo,dan cowo itu pacarku, aku tak akan bisa moveon karena terus berada didekatnya setiap hari.
"Gue gak boleh add linenya?" Tanya ku ke sekian kalinya pada luna
"Yaudah add la udah. Add" kata luna yang terdengar mulai kesal karena sedari tadi aku merengek tak jelas tentang joseph.
"Udah" jawabku "gakboleh chat?" Tanyaku lagi
"Terserah" balas luna semakin jutek
"Isss kok jawabannya ngambang kaya doi" kataku
"Doi lo ngambang? Di aer aer?" Kata luna sambil tertawa kecil. Kemudian mengambil hpku layaknya mengambil hpnya sendiri. Tanpa permisi dan tanpa izin.
Aku tau dia mengetik sesuatu disana. Namun kubiarkan sana
Dihadapkannya layar hp kearahku. Room chat joseph. "Lo ngeline diaa?!" Kataku kaget.
"Add back dong" chat luna yang aslinya dari line ku. Dipenuhi dengan sticker sticker menjijikkan yang pastinya itu jelas bukan aku. Tapi tetap saja memalukan.
Beberapa menit kupandangi hpku yang tak kunjung menyala karena notif darinya. Aku mulai putus asa.
"Ku endchat lun" kataku pada luna dengan suara kecil
"Ih bego. Kan setidaknya tau dia read apa engga" kata luna nyolot
Hingga malamnya, aku mencoba dengan iseng membuka home line joseph. Dan ternyata dia add back line ku.
Omg aku senang tak karuan. Ku telp luna dan berbagi kabar yang menurutku teramat bahagia ini
"Karna gue kan" kata luna sombong padahal biasa aja. Karena dia sih memang tapi memalukan kalau orang tau chat itu.

Itu awal mula aku punya line kamu,jo. Awal dari segalanya terjadi. Aku tau kamu masih ingat itu.

JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang