One

439 24 8
                                    

Prilly Agnesti

Memiliki seorang Ibu yang gila harta seperti Mami membuatku jadi jarang di perhatikannya. Miris memang hidupku, Tapi seperti itu sudah biasa bagiku! Semenjak papi meninggal, mami jadi berubah, sering jarang di rumah.

Mengapa Aku menyebutnya Gila harta? Karna Ia akan melakukan apa saja demi mendapatkan uang ataupun yang Ia mau. Sering sekali mami membawa lelaki yg berbeda setiap ke rumah. Dan Aku hanya bisa menangis di dalam kamarku. Beruntung Aku memiliki sahabat seperti Lia. Sahabat yang sangat menyayangiku.

"Prilly kangen papi, kangen kebahagiaan kita yang dulu." tangisku sambil memandangi bingkai foto yang terdapat Diriku ditengah-tengah keluarga yang sedang bahagianya pada saat itu.

"Prilly udah gak kuat Pi tinggal di rumah ini lagi, kalau mami akan seperti ini terus," ucapku sambil memasuki bingkai foto tersebut ke dalam koper dan keluar dari kamarku ini.

"Maafin Prilly Mi. Prilly harus keluar dari rumah ini." Aku menarik koperku lantas pergi ke apartemen ku. Ya, memang aku sudah memiliki apartemen dan mobil, itu pemberian Papiku dulu pada saat ulang tahunku.

---------------

"Kulkas di apartmen kosong lagi," dengusku.

"Gue gak bisa kayak gini aja, Gue harus cari pekerjaan. Ya, besok gue harus cari kerja." Ucapku.

"Apa gue minta bantuan saja kali ya sama Lia, kali saja dia mau membantuku?" Lanjutku.

Aku pun mengabari Lia, kalau sekarang aku sudah berada di Apartemenku.

"Hallo Li?"
"Gue ada di apartemen."
"Eh Li, Gue pengen minta bantuan nih sama Lo,"
"Lo kesini ya?"
"Oke gue tunggu, bye."

Tak lama kemudian bunyilah suara bel berbunyi, sudah pastikan itu pasti sahabatku, Lia.

"Hai Prill." Sapa Lia.

"Hai Li, makasih banget ya Lo udah dateng kesini. Yaudah masuk yuk" ucapku mempersilahkan Lia masuk.

"Apaan sih Prill makasih2. Gak yah, lagian tuh gue emang mau kesini kok" ucap Lia "Oh ya Prill, Lo pengen minta bantuan apa?" Tanya Lia sambil menghadap padaku.

"Emm jadi gini Li, Gue butuh pekerjaan"

"Pekerjaan?"

"Iya Li."

"Oke, Gue ada pekerjaan buat Lo. Gimana kalau Lo kerja di toko kue gue? Lagian kan Lo pinter tuh kalau buat kue-kue gitu. Mau kan lo Prill?" Tanya Lia.

"Mau banget Li. Makasih ya, Lo itu sahabat terbaik yang pernah gue kenal." Sautku yang sangat antusias.

"Iyaa sama-sama Prill,"

Sekarang hidupku harus terbiasa tanpa ada yang melayaniku, seperti menyiapkan makanan, menyiapkan pakaian, merapikan kamarku dan hal yang lainnya.

"Alhamdulillah ya Allah, engkau mempertemukanku dengan sahabat seperti Lia yang sangat menyayangiku dan mengertiku disaat suka maupun duka," Aku menutup mataku dan menuju ke alam mimpi. Semoga ini jalan terbaik yang ku pilih.

#####

Author POV

Hari pertama kerja Prilly tidak menggunakan mobilnya, justru Ia menggunakan sepeda yang di berikan Lia padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama kerja Prilly tidak menggunakan mobilnya, justru Ia menggunakan sepeda yang di berikan Lia padanya. Karna Ia juga harus mengantar-antar cake yang di pesan oleh pelanggannya. jika Ia menggunakan mobil, itu justru menyusahkannya! istilahnya sih Ribet. Ck ck.

Prilly justru tak keberatan dengan usul Lia, Ia malah senang jika harus memakai kendaraan sepeda! Ia bisa menikmati sejuknya pagi dalam bersepeda.

Selama bersepeda Prilly menebarkan senyumnya. Senyum yang lama telah hilang kini kembali. Tujuan Prilly keluar dari rumah untuk menghilangkan penatnya. Ia ingin membuka lembaran baru!. Membuka lembaran baru? Bukan berarti Ia ingin melupakan tentang Maminya? Ia hanya ingin mengubur keterpurukannya dan menggantikannya dengan senyuman yang selalu menghiasi bibir tipisnya.

Setelah sampai di depan toko kue Lia, Prilly memakirkan sepedanya, kemudian masuk ke dalam dapur untuk membuat adonan kue. Prilly menyapa karyawan yang lainnya, yang sudah lebih lama bekerja. Ia memberikan senyumannya. Kemudian Ia mulai membuat adonan yang sudah di siapkan. Karyawan yang lainnya berdecak kagum melihat kemahiran Prilly dalam membuat kue.

#####

Ali Syahreza

Memiliki wajah yang sangat tampan membuatku di gilai para kaum Hawa. Namun aku tidak memperdulikannya, aku lebih memperdulikan pekerjaan ku sebagai C.E.O. Belakangan ini aku selalu di sibukkan dengan bolpoin dan kertas-kertas yang ada di atas meja. Dan itu membuat kepala ku sering merasakan pening, semua itu di sebabkan karna sekrestaris ku yang Resaign beberapa hari lalu, karna sekrestarisku itu akan menikah. Aku tidak bisa melarangnya, karna jika aku memiliki seorang Istri, aku pasti juga akan melarangnya.

Hey, by the way soal istri? Tambatan hati saja aku tak punya ck.ck. Jika aku mencari pujaan hati, sudah ku pastikan urusan kantor tidak terurus!.

Aku melirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 5 sore. Tadi Bunda mengabariku. jika nanti arah jalan pulang, aku disuruh singgah ke toko cake favorite Bunda. Bunda memang sangat menyukai cake.

Aku merapikan berkas-berkas kantor, mengambil iphone ku dan kunci mobil lantas segera ke parkiran. Selama aku jalan di kantor banyak yang memperhatikanku bagaikan mangsanya. Namun aku hanya cuek, memangnya aku ayam goreng yang siap di santap. Ckck.

---------------

Kini aku tiba di toko kue favorite Bunda, nama tokonya Lia Cake's. Ramai di sini, pantas Bunda sangat menyukainya, cake nya sangat nikmat ternyata. Dari mana aku mengetahui sangat nikmat? Ya, memang aku belum mencicipinya. Tetapi aku mendengarkan komentar para pelanggan di sini.

Aku melihat perempuan yang melayani para pelanggan. Begitu ramah dan baik melayaninya.

"Manis senyumnya seperti kuenya." Aku tak sadar apa yang barusan aku ucapkan.

---------------

"Assalamualaikum bunn, Ali pulang bawa pesenan Bunda,"

"Wa'alaikumsalam sayang. Makasih ya Li sudah bawa pesenan bunda."

"Apaan sih Bun, gapapa kok, kan sekalian Ali lewat." Balasku tersenyum kepada bunda.

"Eh anak Bunda gak mau cariin calon menantu buat Bunda nih?" Ucap Bunda sambil mengerling genit kepadaku.

"Ali itu lagi ngurusin kantor bun. Lagian juga yah Bun tuhan itu lagi ngatur yang terbaik buat Ali, nanti kalau sudah saatnya dia pasti akan datang dengan sendirinya Bun!"

"Tapi Li, Bunda itu bosan, jenuh kalau di rumah sendirian. Bunda ingin ada teman di kala bosan!!"

"Yaudah Bun Ali mau ke kamar dulu, capek."

Jika sudah membicarakan soal Cewe, Calon, Istri atau apalah itu, pasti tak akan ada habisnya jika bersama Bunda.

Aku membuka jas ku, melonggarkan dasi ku, kemudian meletakkannya di tempat khusus pakaian kotor. memasuki kamar mandi menyalakan air hangat dan berendam di bath up untuk menghilangkan rasa lelah ku seharian ini. Selesai membersihkan diri, Aku merebahkan diriku di atas king size, memejamkan mata menuju alam mimpi. Menghilangkan penat ku di kantor dan di rumah karna persoalan Bunda tadi.

--------------

Masih awal guys:) saya masih pembuat cerita amatiran, masih belajar😅 Cerita butuh proses seperti saya yg butuh proses untuk melanjutkan alur cerita ini:)

Ini asli dari otak saya! Maafkan saya jika ada kesamaan. Karna itu tidak disengaja dan tidak di ketahui.

Butuh Vote&Coment!!

Ketjup basahh buat kalian:*

About Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang