Chapter 61: Bohong! Bohong! Bohong!

594 68 6
                                    


LIZZIE'S POV 

"Hey. Simon bilang kalau kita semua ada wawancara. Kita hanya akan menampilkan beberapa lagu dan mengobrol sebentar kemudian kita bisa pergi" ucap Liam.

Aku menggerutu.

"Baiklah aku rasa ini waktunya bagiku untuk pergi" ucap Julia sambil berdiri.

"Aww! Kemarilah lagi nanti" ucapku sambil memeluknya.

"Pastinya. Dah guys!" ucap Julia dan keluar melalui pintu utama.

"Ayo. Kita harus pergi sekarang jika kalian ingin sampai lebih dahulu" ucap Liam.

Aku kembali menggerutu tapi berdiri.

Kami semua masuk kedalam mobil. Dan kami sangat diam.

"Bisakah kau menyalakan radionya?" ucapku.

Liam menyalakan radionya untukku.

Lagu 'Trully Madly Deeply' terputar.

Semuanya menatap kepadaku dan Niall.

"Um... Bisa kau ganti siarannya?" ucapku pelan.

"Sepertinya aku menyukai lagu ini" ucap Niall sambil menatap ke jendela.

Aku menatap Niall.

"Baiklah kalau begitu" ucap Liam menghela napas.

Didalam mobil itu menjadi canggung bagi kita semua.

Seketika kami hadir di tempat interview, aku dengan cepat keluar dari mobil. Kami semua masuk kedalam gedung dan mengambil kursi kami. Setelah semua make up kami selesai, wawancara dimulai.

Hanya ada seorang pria yang mewawancari the lads dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat berada di zona mereka.

**

Mengapa Niall mengatakan itu di mobil?
Bagaimana jika Niall masih mencintaiku?
Oh kumohon. Ia tidak pernah mencintaimu.

Kau tidak tahu itu. Mungkin saja masih.
Tidak, dia sudah tidak mencintaimu. Menyerahlah saja!
Kau tahu itu.

Mungkin aku harus.

NIALL'S POV

"Kenapa kau ingin berbicaran denganku? Kita harus pergi untuk wawancara beberapa menit lagi" ucap Liam ketika datang diruanganku sambil menutup pintu.

"Aku ingin kau membantuku untuk sesuatu" ucapku.

Ia menganggukkan kepalanya untuk membuatku lanjut.

"Aku harus mendapatkan Liz kembali" ucapku.

Ia tersenyum.

"Aku sudah tahu itu!" ucapnya sambil menggepalkan tangannya ke udara.

Aku melihatnya dengan bingung.

"Apa?" tanyaku.

"Aku sudah tahu kalau kau akan selalu mencintainya. Jadi apa yang harus aku lakukan untuk membantumu" ucapnya.

"Itu dia. Aku tidak tahu harus bagaimana mendapatkannya kembali semenjak ia bersama Harry" ucapku.

"Tunggu. Sebelum kau mendapatkan Liz kembali. Bagaimana dengan Nancy?" ujarnya.

"Aku sudah putus dengannya" jawabku.

"Kapan?!" tanya-nya.

"Aku datang ke rumahnya untuk mengatakkannya secara langsung tadi" ucapku.

"Bagaimana ia menerimanya?" kata Liam.

"Tidak begitu bagus" kataku.

Ia menyeringai.

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang