"Sumpah?" Verlin melotot mendengar penjelasan Vio sore ini. Tentang penuturan perempuan ini akan perdebatan mereka terakhir kali.
Viola mengangguk, "iya, Brengsek emang."
"But honestly, we can't say he's wrong at all. He's right in another way."
"Seriously, lo ngebela dia?"
"Gue gak ngebela dia, Vio. But i just want tell you about my opinion. And i think mine same like him," Verlina menatap Vio hangat. Di saat seperti ini Verlina sangat menenangkan Vio.
Vio menatap Verlin sejenak dan akhirnya mengangguk, "jadi lo make up dimana sama anak kelas?"
"Fuk," umpat Verlin, "gue malu ngebayangin kaya ondel-ondel pas pensi."
"Anjing, merendah mulu lo."
"Emang iya, tai."
"Gue nunggu penampilan nari lo kalo sempat, soalnya band gue nyanyi tiga lagu bangsyat."
Verlin terbahak, "wehey nax band."
Dua hari lagi pensi di adakan dan hari ini hari sabtu. Verlin menginap di rumah Vio karna memang sudah cukup lama perempuan itu tidak melakukan aktifitas menjomblonya bersama Vio itu.
Karna sore ini begitu cerah, Vio dan Velina duduk di ayunan taman depan rumah Vio sambil mengamati seisi komplek sedang jalan-jalan sore, "si Reagan ada di rumah?"
"Hah?" Vio terkejut mendengar omongan Verlin.
"Reagan mana?"
"Mana gue tau," Vio menaikan sebelah kakinya di seberang ayunan tempat Verlin duduk.
"I think you have to say sorry," Verlin menatap Vio sambil tersenyum hangat lagi. Jika saja Verlin selalu memperlihatkan senyumnya ini kepada dunia, pasti akan banyak yang mengejar perempuan ini. Meski faktanya tanpa senyuman itu diumbar pun tetap banyak yang mengejarnya tanpa mendapat respon.
"Sorry for what?"
"Sorry for called him 'brengsek', maybe?"
"I don't need. I think he need. Dia ngejelekin sahabatnya sendiri in his back. Lo tau gue gak suka sama orang yang two face dan cari muka like him," Vio menatap Verlin serius.
"It's not about cari muka or two face, Vio. It's about your heart and lucky you he care," Verlin membuang muka, "belive me dia orang yang baik dan gak brengsek seperti yang ada in your mind, he care you."
Vio menautkan alisnya dan memijatnya perlahan. Kepalanya terasa pusing memikirkan hal sepele yang seharusnya tidak perlu dipikirkannya.
"And maybe he loved you."
Mata Vio membulat tak percaya, "lo berlebihan, Ve."
"Gue yakin, tapi gak tau sama apa yang ada di pikiran lo."
Vio terdiam.
Verlin terdiam.
Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing dan tersentak ketika mesjid membunyikan ayat-ayat suci menjelang maghrib, "masuk, yuk."
Verlin tersentak, "kuy."
-----
Verlina Canyasyiva listening somebodies me with Viola Granuvidia in Viola's home.
Caption : Ada monyet galau💞💞
"Woi bangsyat apaan tuh lu cek in path lagu galau gitu?" Vio terlonjak begitu melihat namanya ditag pada sebuah moment yang baru saja di post Verlin, "teman macam apa ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...