Let Me Stay By Your Side

DRAP DRAP DRAP

Bunyi sepatu pantofel berwarna hitam bergema menghiasi lorong seiring dengan tekanan dan cepatan yang diberika oleh pemakainya, tapi langkah itu semakin terasa bergema saat sang pemilik sepatu itu mulai memasuki lantai dimana kantor sang pemilik perusahaan berada.

BRAK!

"Oi Akashi!" Dengan gebrakan pintu yang kuat dari pemuda berkulit gelap itu, membuat seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut mengarahkan pandangannya kepada laki-laki berkulit gelap itu.

"Apa yang membuatmu datang kemari, Daiki? Apa kau memiliki urusan yang sangat penting hingga masuk tanpa mengetuk pintu?" Ucap laki-laki bersurai merah dengan sorot mata yang tajam dan terkesan tidak menyukai kedatangan laki-laki berbadan gelap itu.

"Ya, aku memiliki urusan yang sangat penting denganmu Akashi! Bahkan lebih penting dari kertas-kertas yang berada di tanganmu saat ini!" Ucapnya dengan langkah yang semakin mendekat ke arah laki-laki bersurai merah itu.

"Hee... benarkah? Apa yang membuatmu berkata seperti itu?"

"Apa kau gila?! Bahkan dengan santainya kau berkata seolah tidak ada kejadian apapun yang sedang terjadi saat ini! Apa kau tahu, Tetsu... Tetsu saat ini mengandung anakmu!! Apa kau tahu itu?! Akibat kelakuan bejatmu, dia mengandung tanpa ikatan pernikahan..!!! Bahkan kaupun tidak melihat keadaannya saat ini" Dengan amarah yang meluap-luap Aomine Daiki, selaku sahabat dari Kuroko Tersuya tidak bisa menerima perilaku mantan ketuanya saat basket dulu terhadap sahabatnya yang telah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Kau pasti bercanda, bahkan aku bercinta dengannya hanya satu kali, atau mungkin dia mengandung anak dari laki-laki lain" Bahkan belum ada satu detik berdentang, Aomine meninju wajah Seijurou dengan nafas yang tersenggal-senggal akibat menahan amarah yang telah ia tahan sejak tadi.

"Tetsu bukan orang rendahan sepertimu! Bahkan saat kau memperkosanya, dia tidak menuntut atas apa yang kau lakukan!! Bahkan saat dia mengandung janin yang berasal darimu!! Tetsu bahkan tidak pernah sekalipun berkata buruk tentangmu!!"

"Lalu kau menginginkan apa dariku? Kau menginginkan uang? Berapa? Seberapa banyak Tetsuya membutuhkan uang? Aku akan memberikan sebanyak yang ia mau" Ucap Seijurou yang masih memegang bekas pukulan dari Aomine yang berada di pipinya.

"Kau benar-benar busuk!! Yang dia butuhkan bukan uangmu, kau hanya perlu bertanggung jawab atas perbuatanmu!! Ia mengandung anakmu!! Anakmu!!" Bahkan intonasi yang digunakan Aomine untuk berteriak kepada Seijurou pun lebih kencang dari sebelumnya.

"Kenapa tidak kau gugurkan saja kandungannya? Bukankah permasalahan sudah selesai? Aku akan menyu-"Bahkan belum selesai Seijurou menyelesaikan perkataannya, Aomine melayangkan tangannya ke arah Seijurou yang masih berada di lantai.

BUAGH..!!!

"Keparat kau Akashi..!!! Kau pikir.... Aaakkhh lupakan saja!! Bahkan aku seperti berbicara kepada batu saja!!" Setelah mengatakan itu Aomine meletakkan test peck di meja Seijurou yang berada dihadapannya dan langsung saja ia berjalan keluar dari kantor Akashi tanpa memperdulikan Seijurou.

Dengan hati yang penuh rasa amarah, Aomine dalam perjalanannya menuju ke rumahnya selalu mengumpatkan kata-kata yang tidak pantas untuk dikatakan, hingga akhirnya ia melewati apartemen milik sahabat masa kecilnya yang sepertinya masih terjaga dari tidurnya.

Dengan raut wajah Aomine yang benar-benar tidak bisa diartikan, Aomine akhirnya memilih melangkahkan kakinya untuk pulang ke apartemennya sendiri yang berada tidak jauh dari apartemen milik Tetsuya.