Boy Band?

563 44 6
                                    

"Seoul Music Academy?" Seorang namja membaca papan reklame besar di pinggir jalan. Ia lalu menatap kedua temannya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu. Kau mau es krim ini? Tapi, tadi kau bilang ini tidak enak." Ucap Mj. Mj adalah seorang namja yang sangat lemot. Kalau di ajak bicara pasti jarang nyambung.

Plakkk!!!!

"Dasar kau ini. Apa kau tak paham tatapan Eunwoo hah?" Jinjin mencoba mensadarkan MJ.

"Yak! Sakit. Apa kau mau es krim ku juga. Aigoo" Ucap MJ sambil menyodorkan es krimnya.

"Lihat ini." Eunwoo mengarahkan wajah MJ tepat di depan papan reklame itu.

Mereka saling menatap satu sama lain. Terpancar ide dari wajah mereka.

"Ayo kita lakukan!!!" Teriak mereka bersamaan membuat pejalan kaki yang ada di sana memperhatikan ketiga tingkah namja itu.

"Tapi...apa kau tidak melihat ini." MJ menunjuk tulisan kecil di bagian bawah papan.

"Perserta harus membentuk sebuah Group agar dapat masuk ke Academy." JinJin membaca tulisan itu.

Ketiganya tanpak sedih. Mereka paham betul apa maksud dari kalimat itu. Siapapun yang ingin masuk ke Academy itu harus membuat sebuah group. Apa kah itu Boy Band? Padahal,diantara mereka tidak ada yang bisa dance. Bukankah anggota Boy Band diharuskan bisa dance?

Ketiganya lalu duduk di bawah papan itu. Wajah yang semula cerah menjadi redup.

"Ah...es krim ku sampai meleleh." Rengek MJ tiba tiba.

"Kau malah mikirin es krim. Katanya mau ikut. Pikirlah tentang audisi itu." Kata JinJin.

"Apa kau bisa dance?" Tanya Eunwoo tiba tiba yang membuat MJ dan JinJin terkejut.

"Dance? Aku bisa. Akan ku tunjukkan." MJ langsung berdiri dan mulai menari. Eunwoo merasa bersalah bertanya kepada MJ apa dia bisa menari. Alhasil, MJ menari dan tariannya seperti bebek.

"Ah...hentikan kau membuat kami mau." JinJin lalu menarik tangan MJ agar ia duduk kembali. Mereka bertiga menundukan kepala masing-masing serta mengacak rambut mereka masing-masing.

💃💃##############💃💃

"Eomma...aku ingin bernyanyi...." terdengar teriakan seorang namja dari dalam rumah kecil namun rapi.

"Suaramu tak cukup bagus. Mana mungkin kau akan menyanyi."

"Andwe..suaraku bagus. Benar kan appa?"

Appanya hanya menatap anak itu. Eomma dan appa anak itu sangat paham sekali cita cita anak mereka. Sanha dari kecil ingin menjadi seorang penyanyi. Tetapi, ia selalu dilarang. Orang tuanya selalu mengatakan bahwa suaranya tak cukup bagus untuk menjadi seorang penyanyi. Sanha tak mudah putus asa. Ia terus meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia bisa dan juga suaranya cukup bagus.

"Appa...aku tak ingin melanjutkan sekolah?" Kalimat Sanha membuat kedua orang tuanya terpelongo.

"Waeyo?" Balas appanya.

"Dasar anak ini. Kenapa kau bicara seperti itu." Eommanya menjewer telinga Sanha hingga merah.

"Ommo, Eomma sakit..." teriak Sanha.

"Apa kau ingin masa depanmu suram, eoh?" Tanya Eommanya lagi.

"Ani ani...aku ingin masuk Academy." Eomma yang mendengar kata itu lalu melepaskan tangannya dari telinga Sanha.

"Sakit." Sanha memegang telinganya.

"Kau masih berumur 17 tahun. Kenapa kau tak melanjutkan sekolah saja." Appanya mencoba mencari tahu alasan anaknya.

"Aku hanya ingin menunjukkan pada kalian bahwa aku bisa mencapai cita citaku." Sanha memberikan koran ke pada kedua orang tuanya. Di dalam koran itu bertuliskan tentang 'Seoul Music Academy'. Ya, Seoul Music Academy telah banyak melahirkan para bintang. Itu bukan sekedar Academy biasa, jadwal mereka selama karantina pun sangat ketat. Hampir tak ada kata istirahat.

Eomma dan appa Sanha menesteskan air mata. Mereka lalu melihat Sanha. Sanha yang mempunyai sifat mudah terenyuh menjadi ikut kenangis.

"Eomma...appa...jangan menangis." Mereka saling berpelukan.
Setelah lama mereka berpelukan Eomma nya angkat bicara.

"Kejarlah mimpi mu Sanha. Kami akan selalu mendukungmu." Ucap Eommanya yang membuat Sanha tersenyum.

"Jinjja? Kamsahamnida." Sanha kembali memeluk kedua orang tuanya.

💃💃##############💃💃

Bluk!!!

"Oh...mianhae hyung. Aku benar tak sengaja." Ucap seorang namja yang masih terpelungkup karena jatuh kesandung oleh kaki.

"Kenapa kau yang minta maaf. Kami yang salah. Bangunlah." Eunwoo kini membantu bangun namja yang terjatuh tadi.

"Maaf kan aku. Kakiku menghalangi langkahmu."

"Ah tak apa apa." Ucap namja itu.

Kini namja itu berdiri di depan papan reklame. Enwoo, MJ, dan JinJin memperhatikannya.

"Eomma...appa aku akan berjuang!!!" Namja itu melompat lompat kegirangan.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya MJ bingung melihat tingkah namja itu.

"Mwo??? Oh...mianhae, ah aku benar benar memalukan." Namja itu menggaruk garuk kepalanya yang berarti ia sangat malu.

"Yoon Sanha. Apa kah itu namamu?" JinJin membaxa tag name yang ada di baju namja itu.

"Ne. Namaku Sanha." Ia lalu tersenyum manis.

"Kau mau eskrim?" Tawar MJ tiba tiba.

"Oh? Ani, es krim hyung sudah meleleh aku tak suka." Kalimat anak itu membuat mereka tertawa.

"Apa kau ingin mengikutinya? Berapa usiamu? Apa kau mempunyai Group?" Pertanyaan Eunwoo membuat Sanha bingung menjawabnya.

"Ne. Aku akan mengikutinya. Apakah usia di tentukan hyung? Aku sih baru 17 rahun. Group? Aku tak puny." Jawab polos Sanha.

"Jinjja? Kau berumur 17 tahun?" Jinjin dan MJ serempak memberi pertanyaan.

"Hahahaha...hyung kalian lucu."

"Tapi kau lebih tinggi dari kita." Ucap JinJin sambil merangkul MJ.

"Kau mau bergabung dengan kami?" Jinjin, Sanha, dan MJ terkejut dengan kalimat Eunwoo.

"Apakah boleh? Aku baru saja mengenal hyung. Lagi pula hyung belum mengenalku." Ucap Sanha.

"Aku yakin kau bisa. Entah kenapa aku yakin padamu." Eunwoo menepuk pundak Sanha.

"Hyung..." Sanha lalu memeluk mereka bertiga.

To Be Continue
###############

Terus lanjutin baca ceritanya ya...aku sangat bertima kasih kalian sudah mau mampir ke cerita ku penuh halayan ini...

Happy reading...

See you

Story Of Music [ASTRO FANFICTION] (HIATUS!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang