Kisah 9 Berita buruk

15 1 0
                                    

Suara angin malam mengikuti langkahku. Sinar bulan tampak terang. Hingga hutan disekitar istana tampak jelas. Kalau begitu aku harus segera siap-siap. Waktu terus berjalan. Semua barang telah dipersiapkan. Saatnya aku keluar istana. Banyak orang berfikir tinggal di istana menyenangkan. Hidupnya terjamin. Namun, aku menjamin kau akan merasa tidak hidup. Penjara emas atau apalah, bukan tempat tinggalku. Aku tinggal di bumi. Jadi, aku harus menempati setiap ruang di bumi. Satu lagi, jika kau hidup maka harus punya mimpi. Terserah mimpi besar atau mimpi kecil dan jangan hanya bermimpi. Tapi, harus diwujudkan. Bagaimanapun caranya. Itulah prinsip yang kupegang untuk mencapai mimpi terbesarku. Menjadi Raja Dunia.

Semua telah ditakdirkan. Tepat pukul 12 malam. Aku akan pergi tanpa perpisahan. Hanya sepucuk surat yang kutinggalkan di atas kasurku. Aku akan merindukan semua yang ada di kerajaan. Ayahh, Ibu, Kakak, Adik, Kepala penjaga, Om.Pong, Simon Lemis, Pico Kartel, Vina Zony dan seluruh penduduk kerajaan ini yang telah menyayangiku. Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan. Sekarang, aku akan mengejar mimpiku untuk kalian semua. Menjadi Raja Dunia. Salam Persaudaraan. Air mataku jatuh tak sanggup aku tahan. Semakin lama aku disini. Maka, semakin aku ingin pergi. Selamat tinggal kuucapkan.

Saat hendak menutup pintu kamar. Aku terkejut. Perempuan berpakaian serba putih itu hadir lagi. untung saja aku sudah siap menerima kejutan. Sehingga aku tak jatuh lagi.

' Kau...?' tanyaku.

' Tuan...?' tanya ana.

Pelayan sialan membuatku kaget terus. Kenapa akhir-akhir ini ketemu perempuan ini.

' Tuan hendak kemana.? Tampaknya bawaannya banyak sekali.' Heran sekaligus curiga.

' Kamu kenapa di sini.? Bukannya tidur malah keluyuran malam-malam.' Takut ketahuan.

' Ya. Lewat saja. Tuan mau ke mana.? Kok bawa tas.' Semakin curiga.

' Mau kabur ke mana Tuan.?'

' Siapa yang mau kabur.?' Jawabku dengan tegas.

' Jangan marah tuan. Saya cuman bertanya saja. Tidak akan saya sebutkan kepada ratu. Tapi, tuan hendak ke mana.?'.

' Jika kusebutkan kau akan menyampaikanna kepada ratu. Aku sudah tahu itu. Rencanaku pasti akan berantakan.'

' Rencana apa tuan.?'

' Kamu mengesalkan ya. Banyak tanya. Awas saja kalau kau beritahu ratu kalau aku pergi.' Hatiku mengatakan bahwa pasti dia akan segera memberitahu ratu. Aku harus cepat pergi.

' Baik tuan.' Sambil mengangguk.

' Sudah. Sekarang kamu pergi. Aikku juga mau pergi.'

Akhirnya. Pelayan itu pergi setelah puas mendapat semua jawaban dari pertanyaannya yang membingungkan. Sungguh pelayan itu sangat menyebalkan. Aku harus segera pergi. Jangan sampai ada yang mengetahui kalau aku pergi dari istana. Kecuali pelayan yang menyebalkan itu. Semoga dia bisa menjaga mulutnya untuk tetap diam dan tidak memberitahukan kepada siapapun sampai sema orang di isatan menyadari bahwa aku telah pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seventeen Years OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang