-Singkat dan biasa memang, namun siapa kira? Biasa itu bisa tumbuh menjadi rasa.-
Pertemuan Pertama.
Teringat akan beberapa hari yang lalu, segala kerepotan masa orientasi siswa telah berakhir, kini dia benar-benar menjadi murid di salah satu SMA Negeri di Bogor. Semua gembira, termasuk dia si gadis biasa dengan balutan jilbab di kepalanya, sikap nya sangat mirip sekali dengan sakura -anime jepang di film naruto-, mungkin ini versi alimnya (Lho? Alim darimananya?). Namanya Flower Rossa.
Yah, silahkan tertawa! Silahkan seperti orang-orang mengejeknya, kebanyakan dari mereka mencaci "sok inggris lo? Tinggal namain bunga mawar aja pake embel embel inggris segala" Dia hanya tersenyum menanggapi. Ingat, terkadang diam bukan berarti kalah.Satu yang sedari tadi ia lakukan, Merenung. Pasalnya hari ini semua murid sudah harus mengumpulkan brosur yang sudah di bagikan oleh masing-masing ekskul, tapi ia masih bingung, Ia akan ikut ekskul apa?.
"Masih bingung flo?" Tanya Via. Via ini sahabat Rossa -Ocha- dari kecil.
"Aduh, lo jangan manggil flo napa? Rossa aja!." Balas Rossa.
"Ihs Rossa tuh kepanjangan! Bagusan juga di panggil flo" terang via.
"Fla flo fla flo, ogah!". Gertak Rossa
"Lagian punya nama inggris banget." Ujar via seraya memeletkan lidahnya
"YAH! Elo kira gue mau? Gue sih cuma bersyukur masih punya nama aja Alhamdulillah."
"Iyain aja deh,dari pada lo ngamuk. Ribet lagi urusannya." Via mengalah, dan memutar bola matanya jengah.
"Huh!"
"Lo bingung bingung banget sih? Udah mana sini brosur elo?" Menarik brosur rossa.
"Ngapain lo?"
"Elo samain kaya gue aja ya cha, daripada bingung?" Via mulai menulis dan menceklisi, di sekolahnya wajib mengikuti ekskul, minimal satu, dan maksimal terserah kita, asal bisa bagi waktu aja.
"Emm, elo emang ikut ekskul apa? Nanti malah yg enggak-enggak deh!" Tanya Rossa ragu dengan temannya yg suka memaksa ini.
"Gue ikut ekskul Rohis, dan beladiri puas lo?"
"Yang bener?"
"Iyaa, kenapa? Elo keberatan?" Tanya via menyipitkan matanya kearah Rossa.
"Nggak kok!" Balas Rossa mantap dengan lengkungan senyum di bibirnya.
"Nanti siang, kita kumpul di lapangan ya cha."
"Loh? Ngapain?"
"Ihs, latihan pertama beladiri Ochaaa sayang" Via gemas sekali dengan sahabatnya ini.
"Baru hari pertama pemberian brosur, udah langsung kumpul ajaaa?!" Kagetnya, Rossa hanya bisa membelalakan matanya.
"Udah ah, kenapa shock banget sih, balik ke kelas lo sana, gue ke kelas dulu. Bye flo."Hari itu, siangnya Rossa dan Via pergi kumpul ekskul beladiri, ternyata tidak banyak perempuan yang berminat, hanya segelintir saja. Itu pun yang wajahnya terlihat sangar, tapi tidak dengan Rossa dan Via. Mereka mengikuti kumpul hari pertama dengan seksama, memperhatikan, dan memahaminya.
Tak terhitung, sekarang sudah dua minggu mereka mengikuti ekskul beladiri ini.
Sore itu tak begitu banyak anggota yg kumpul, hanya ada Rossa, Via, Dwi, kak Tian, dan kak Aga. Ketika itu, entah mengapa Rossa merasa sangat lelah,ia izin untuk beristirahat sejenak.
Dari arah barat, seorang laki-laki berperawakan tinggi dan kulitnya hitam manis berlari ke arah anggota ekskulnya.
"Maaf, maaf saya telat." Ucap laki-laki tadi dengan sopan.
"Ya, mulai gabung ya!" Sahut kakak pelatih saat itu.
Dalam hati, Rossa bertanya-tanya 'Siapa tuh? Gue nggak pernah lihat sebelumnya'. Rossa yang memang tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya terus memandangi lelaki itu hingga akhirnya, HAP! Ia tertangkap basah!
"Ciye flo ngeliatnya gitu banget." Ejek dwi.
"Haa? Eh apaan sih?" Duh!! Mukanya memerah, ia gugup. Ketika rossa mengalihkan pandangan ke arah laki-laki itu, dia tersenyum. Jujur! Sangat Manis.•••
-Senyum manis itu telah membuat sang pengaharap masuk jauh terperosok ke dalam dunia pujaannya-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekejap Saja
Short StoryPernah menjalani hubungan yang hanya sekejap? Bahkan harus terpaksa berpisah meskipun masih saling sayang. Enggak. Ini bukan di tinggal pas lagi sayang sayangnya. Tapi harus sama sama berpisah pas lagi sayang.