Syelamat malam duhai readers..... *KagakUsahNyanyi,Self.... >_<
Sebelum tidur nyempetin update dulu.... :D *BukannyaMauTidurItuBacaDo'aDulu,Ya??? *plakkk
Typo? Sorry....
Happy reading and enjoy this part....
Don't be silent reader, please....
Di mulmed ada visualisasi cast Maria dan Yasmin
==============================
"Mereka keluargaku. Dan yang ditengah adalah Bibiku, Bibi Maria."
Noura tidak bisa menahan rasa kagetnya mendengar kenyataan yang baru saja diucapkan oleh Hans. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan keluarga suaminya ditempat tersebut. Noura dapat melihat raut gelisah dari wajah Hans yang tanpa ia tahu penyebabnya. Melihat keadaan suaminya yang kurang baik, Noura mengelus lembut lengan Hans dan tersenyum saat suaminya tersebut mengalihkan mata tajamnya pada Noura.
Hans tidak menyangka akan bertemu dengan Maria malam ini. Entah mengapa ia merasa tidak nyaman dengan tatapan Maria yang seakan memberikan tanda permusuhan. Padahal, ia cukup merindukan Bibinya tersebut. Matanya bergerak menuju seorang wanita dengan perut yang mulai membuncit. Hati Hans berdesir melihat adiknya baik-baik saja dengan perut buncitnya tersebut. Ada perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan saat melihat kedua wanita tersebut. Rasa rindu, kaget dan ragu menyatu dalam dirinya yang membuat Hans hanya diam sejak tadi.
Hans merasakan lengannya sedang disentuh dengan lembut. Hal tersebut membuatnya mengalihkan pandangan kearah samping. Hatinya kembali berdesir saat mendapati wanitanya sedang tersenyum dengan lembut. Senyuman tersebut mampu mengurangi kerisauan yang menyerang hatinya.
"Mas mau kesana?" tawar Noura. Ia dapat melihat keraguan pada Hans. Tetapi ia tahu, pasti Hans ingin bertemu dengan keluarganya yang sudah ia tinggalkan selama dua bulan.
Hans menatap Noura, sekali lagi senyum wanita miliknya tersebut membuatnya merasa lebih tenang. Istrinya menawarkan untuk menemui keluarga yang telah ia tinggalkan. Tentu ia sangat ingin bertemu dengan mereka. Namun melihat ekspresi dari Bibinya, Hans merasa urung untuk menyapa mereka. Karena dari raut wajah Bibinya, sangat tampak kalau ia tidak menerima keputusan yang telah diambil Hans dua bulan yang lalu.
"Mas?" suara lembut tersebut membuyarkan pemikiran Hans. Ia kembali menatap kearah asal suara tersebut. Lagi-lagi ia melihat senyuman menenangkan tersebut. Hans menganggukkan kepalanya yang membuat senyuman tersebut melebar. Kaki Hans melangkah mengiringi langkah kaki milik wanitanya yang membawanya menuju keluarganya.
Hans merasa lidahnya kelu saat berada didepan wanita yang menjaganya sejak kecil. Ia gugup, takut, ragu dan juga rindu. Tatapan mata Hans berubah sendu menatap wanita paruh baya tersebut. Wanita yang menyayanginya layaknya anaknya sendiri. Wanita yang menjaganya saat ia ditinggal Ibunya. Wanita yang telah melakukan banyak hal demi dirinya.
Hans tidak bisa menahan rasa sedihnya saat mata milik wanita paruh baya tersebut menatapnya dengan penuh rasa benci. Tanpa sadar Hans menggenggam dengan erat tangan Noura yang membuat Noura sedikit meringis. Noura membalas genggaman Hans, mencoba memberi kekuatan pada lelakinya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki
Fiksi UmumSetelah berganti keyakinan dan menikah, Hans menjalani kehidupan barunya bersama Noura. Hans mencoba dan berusaha menjadi seorang suami serta muslim yang baik. Namun, cobaan datang dan berusaha menghancurkan keyakinan serta rumah tangganya yang baru...