1

15 4 0
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

🎵
You say that I'm too complicated
Hung up and miseducated
I say 9 to 5 is overrated
And we all fall down

I can't sleep 'cause my mind keeps racing
My chest hurts 'cause my heart keeps breaking
I'm so numb and I can't stop shaking
And we all fall down

Frustration, desperation
You say I need some kind of medication
Situation, no motivation
Destination, permanent vacation

Theeandra atau akrab dipanggil Thee itu sedang duduk di kursi penumpang dalam mobil pribadinya. Hari ini begitu melelahkan baginya.

Dari dia yang bangun kesiangan, terlambat sampai disekolah, dimarahi guru piket, dijemur di lapangan, ditambah diocehi guru biologi karena tidak mengikuti ulangan-karena dijemur di lapangan. Sebenarnya itu tidak seberapa merugikan dia sih, karena Thee sendiri belum belajar apa-apa.

Dan dia disini, dikursi penumpang sedang mendengarkan lagu dari band ber-skinny jeans. Entah mengapa lagu itu bisa membangkitkan mood Thee yang sedang jatuh.

🎵
Hey, I'm doing fine
And I know I'm out of line
So let's sing this one more time
It goes
Destination, permanent vacation

"Non, sudah sampai".

Perkataan dari Pak Herman, supir pribadinya itu mengembalikan Thee pada realita bahwa dia harus menjalankan satu rintangan lagi.

Satu rintangan lagi sebelum dia bisa pulang kerumah, merebahkan tubuhnya diatas kasur, memeluk guling kesayangannya dan tenggelam dalam selimutnya.

     Les Bahasa Inggris nya.

     "Thee!!!" panggil seseorang.

     Suara itu tidak asing di telinga Thee, ia pun menengok kearah sang pemilik suara. Dia adalah Amanda. Sahabat Thee dari umurnya 5 tahun. Ibu mereka bersahabat dari SMA, tidak heran mengapa mereka bisa kenal dari kecil.

     Amanda, cewek berambut hitam ikal sepinggang dengan mata bulat yang senada dengan warna rambutnya. Dia tipe orang yang selalu ceria, bahkan Thee bisa menghitung pakai jari berapa kali dia menangis.

     "Hei" balas Thee, hangat.

    Herannya, jika Thee sudah bertemu dengan sahabatnya ini, dia langsung bisa melupakan semua masalahnya. Entah ada zat apa yang ada di diri Amanda.

     "Baru sampe? Tumben? Biasanya lo yang duluan dateng sebelum gue?" tanya Amanda.

     "Emang gak boleh?" dengan sikap tak acuhnya, Thee langsung berjalan ke kelas nya.

     "Yeee.. Gue nanya malah ditanya balik" Amanda berdecik sebal.

     "Peduli?" dibalas Thee dengan singkat, padat, jelas, dan lagi-lagi pertanyaan.

     "Tau ah! Bete!" Amanda langsung berhenti berjalan, melipat kedua tangannya didepan dada, dan yang pasti memajukan bibirnya, persis seperti anak bebek.

     "Gitu aja ngambek, yuk ahh masuk!" ajak Thee dengan gerakan merangkul sahabatnya tersebut.

     Dan Amanda mau-tidak-mau ikut harus mengikuti langkah Thee.

••••

     "HAI BIG BROTHA AND BIG SISTA SEMUAAAAA!!!" teriak Amanda semangat kepada teman-teman sekelas mereka, yang tentu masih ada dirangkulan Thee.

     "Gilaa sih mann! Kuping gua mau pecah nih rasanya!" balas Thee, yang langsung disambut dengan suara tawa teman-teman sekelas mereka.

     'Teman-teman sekelas mereka' umurnya memang lebih tua daripada Thee dan Amanda. Thee dan Amanda masih menginjak kelas 1 SMA, sedangkan yang lain? Ada yang duduk dibangku kelas 2 SMA dan ada juga yang di kelas 3 SMA, kebetulan mereka berdua yang paling kecil disini. Penentuan kelas bukan berdasarkan angkatan, tetapi berdasarkan kemampuan. Dan mereka berada di level 10 yang artinya sebentar lagi mereka akan lulus.

     Mereka berdua langsung menempati dua buah bangku yang tentu bersampingan, kalau-kalau ada kosakata yang tidak Amanda ketahui, ia akan bertanya kepada Thee. Dan kalau Thee sedang tidak mendapat inspirasi mau menulis kalimat apa, Amanda akan membantunya.

••••

    Tok! Tok! Tok!

     Semua murid mengeryit heran, bagaimana tidak, ditengah-tengah pelajaran-saat Mr. Harry sedang menjelaskan pelajaran-ada yang mengetuk pintu.

     "Emangnya ada yang telat ya? Ah, enggak tuh udah lengkap semua kok!" tanya Thee pada dirinya sendiri, sambil menengokkan kepalanya ke samping kanan dan kiri.

"Excuse me"

"Ohh, guru dari kantor" ucap Thee dalam hati.

Thee tidak terlalu tertarik dengan situasi seperti ini. Paling-paling guru itu hanya berbicara sebentar, lalu pamit keluar kelas. Sampai ada suara lain yang menginterupsi kegiatan menulis dibuku catatannya.

"Hai semua!" sapa seseorang itu dengan ramah, menampilkan muka bersahabatnya, tapi menurut Thee itu hanya untuk formalitas saja nanti juga dia akan pilih-pilih teman. Terlihat dari wajahnya.

Dia menunjukkan seringaian khas nya kepada semua murid yang ada dikelas ini, tak terkecuali Mr. Harry.

Dan saat mata coklat nya itu bertemu dengan mata Thee, cowok itu menatapnya sedikit lebih lama.

Dan dari tatapan itu Thee tau, bahwa akan ada satu orang pengganggu lagi yang masuk dalam kehidupannya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hai!
Cerita kedua ya ini..
Entah kenapa dapet ide baru dan lagi mood buat cerita baru, padahal yang One Off aja baru 2 part yang di publish.
Janji deh, secepatnya bakal lanjutin One Off, kalau udah mood tapi yaa, heheee.

Oya, kasih tau aja, 'Theeandra' itu dibacanya 'Tiandra' okayyy? Okay. Jadi 'Thee' dibacanya 'Ti'.

Sekian,
Author

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang