"Ma anggi jalan dulu ya ma". Setelah kematian papanya anggi selalu berusaha untuk membahagiakan mama tercintanya itu.
Anggi selalu berjanji akan memberikan apapun yang terpenting mamanya itu bahagia. Anggi memang memiliki seorang kakak laki-laki. Namun kakak lelakinya itu telah berumah tangga.
Tersisalah anggi dan mamanya sendiri. Pagi ini, hari penerimaan raport. Seperti biasanya, sekolah anggi membagikan raport di hari pertama seusai liburan.
Sebelum jalan. Anggi mengingatkan mamanya untuk datang ke sekolah.
"Ma, nanti ke sekolah ya. Soalnya ada penerimaan raport". "Ia nggi, pasti mama datang. Anggi pun berangkat ke sekolah.
Sebelum anggi berangkat sekolah, anggi pergi dahulu ke makam papanya. Pa, doain anggi ya pa. Supaya nilai anggi bagus. Pa, anggi pergi dulu ya. Ucap anggi sambil mencium nisan ayahnya.
Anggi pun berangkat ke sekolah dengan motor kesayangan itu. Anggi di sekolahnya memang termasuk murid yang bisa di bilang kaya.
Papanya anggi memiliki, perusahaan tekstil yang terkenal. Namun, setelah papanya meninggal perusahaan tekstil itu diserahkan kepada kakaknya. Anggi juga mendapat bagian dari ayahnya, berupa sebuah butik baju.
Tetapi anggi meminta agar ibunya yang mengelolanya. Setelah beberapa waktu di jalan. Tibalah anggi di sekolahnya.
Di sekolah, setelah memarkir motornya, anggi langsung menuju ke kelasnya. X Mipa 1. Itulah kelas anggi. Dan penerimaan raport itu, akan membawa anggi ke kelas, XI Mipa 1
Di dalam kelas dilihatnya sahabatnya dari kecil, Resa namanya. Anggi pun menyapa Resa, hai Res, udah datang dari tadi ya? Belum juga nggi, baru aja. Eh nggi, lo udah liat nilai belum?, Tanya Resa. Belum, emangnya kenapa?,Balik Anggi.
Nggak gue cuma penasaran aja. Anggi, lo nggak rindu ama gue?, tanya Resa. Rindu dong. Habisnya tadi gue mau peluk lo. Eh malah lo nyerocos terus sih. Mereka berdua pun berpelukan. Melepas rindu. Setelah beberapa waktu berpisah.
Anak-anak, segera masuk ke ruang kelas. Acara penerimaan raport akan segera di mulai. Mendengar perintah itu, anggi dan Resa serta murid-murid langsung masuk ke kelas masing-masing.
Pada saat itu juga, guru wali kelas datang untuk membagikan raport. Nggi, ema lo udah datang?, tanya resa. Belum, res. Emang ema lo juga udah datang, tanya anggi lanjut. Beberapa saat, akhirnya datanglah mamanya Anggi dan Resa, secara bersamaan.
Nggi...Nggi..., itu ema lo udah datang tu, kata Resa. Oh ia res, disamping ema lo kan?, tanya anggi. Ia nggi, kita kesana yuk nggi, ajak Resa. Ia ayo, kata anggi, sambil berjalan menuju ke tempat duduk orang tuanya bersama Resa.
Marisa Anggraeni. Ya, nama anggi telah di sebutkan. Anggi pun maju bersama mamanya. Selamat ya bu, anak ibu berhasil menyabet juara 1 di dalam kelas, kata guru kelas anggi. Ma, anggi juara 1, kata anggi langsung menangis terharu.
Ia, mama bangga sama kamu, nggi. Udah jangan nangis lagi ah. Malu dong di liatin sama temen-temen, kata ajeng mama Anggi.
Selamat ya nggi, gue nggak nyangka loh bakal nepatin janji lo dulu. Ya, dulu anggi pernah berjanji kepada Resa bahwa ia akan menjadi yang terbaik untuk mamanya itu. Ia dong gue nggak akan pernah ngikarin janji gue dulu, sambung anggi.
Nggi, berhubung lo juara. Lo harus nraktir gue ya. Nggak usah di restoran, di warung juga boleh. Kata Resa. Yee, resa muji ternyata ada maunya juga, balas anggi. Ya, sekali-kali kan nggi, sekarang kan momentnya pas gitu, ya ya nggi. Ayolah, bujuk Resa. Ia res, aman ko. Apa sih yang nggak buat lo, kata anggi. Lo emang sahabat gue yang paling baik nggi.
Nggi, mama pulang ya, kata mama. Ia ma, hati-hati dijalan ya ma, balas anggi. Kamu jangan lama-lama di sekolah, kata mama. Ya, mama. Anggi kan tadi udah janji bakal nraktirin Resa. Ya udah. Mama Bolehin, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam ya. Ia ma sip, kata anggi sambil mengacungkan ibu jarinya.
Nggi, gimana?, jadikan?, tanya Resa cemas. Hmmm, gimana ya.... jadi dong . Gue udah minta ijin ema gue tadi, jawab anggi. Okelah kalau gitu, balas Resa senang.
Kring..... Kring.....
Bel tanda pulang pun berbunyi. Nggi, ayo nggi. Gue udah laper nih, ajak Resa. Ia sabar res, gue masih baca nih, nanggung, balas anggi. Ayolah nggi, kata Resa memasang muka memelasnya. Ya udah deh. Ayo, balas anggi.
Tunggu-tunggu. Kita jalannya pake apa nggi?, tanya Resa. Hmmm, gimana kalau kita jalan kaki aja, kan enak gitu sambil melihat pemandangan, jawab anggi.
Ih, anggi. Lo kok gitu sih. Masa sahabat lo yang cantik gini, disuruh jalan kaki sih, kata Resa cepat. Ya udah kalau nggak mau, kita naik apa coba?, kata anggi. Hmmm, lo bawa motor nggak?, tanya Resa. Hmmm, bawa sih. Emangnya kenapa?, Balik Anggi. Kita pake motor lo aja. Gimana?, kata Resa. Ya udah deh, ayo, kata anggi sambil menarik tangan Resa.
Mereka berdua pun, pergi ke parkiran tempat motor anggi di parkir. Resa yang sudah tau motor anggi, langsung duduk di atas motor itu. Sementara anggi, masih sibuk mencari motor kesayangannya itu. Nggi, ini motor lo kan, kata Resa. Ehh, ia gue lupa, balas anggi. Ayo jalan, kata Resa. Ia res, sabar, bls anggi. Ia iaiaia, balas Resa.
Res, pegangan dong, kata anggi. Ihh, anggi modus, masa sahabat sendiri di modusin sih, balas Resa. Ahh, resa kan cuma di suruh pegangan. Kalo jatuh gimana?, tanya Resa.
Anggi awas.!! Ahh, adu nggi. Makanya hati-hati dong kalau bawa motor. Iaiaia, res sakit ni tangan gue. Nggi...nggi..., kata Resa sambil menepuk pundak anggi. Apaan res, pundak gue sakit nih, kata anggi balas. Anggi, orangnya datang nggi, balas Resa kembali.
Ehh, lo. Kalau jalan tu hati-hati jangan sampai nabrak orang sembarangan dong. Emangnya ini jalan punya nenek lo apa?, kata orang yang ada di depan anggi. Anggi yang dari tadi diam akhirnya berbicara juga. Maaf mas, nggak sengaja. Saya ganti deh. Tolong maafin saya ya mas, saya jangan di bawah ke kantor polisi ya mas, balas anggi. Mas..mas, emang gue kakak lo apa?, berhubung gue hari ini lagi senang, lo nraktir gue hari ini. Gimana?, tanya lelaki itu pada anggi. Iaia, ya udah deh. Tapi makannya di warung aja ya......,kata anggi terputus. Rian, itu nama gue, sambung Rian . Ia Rian,gimana?, tanya anggi.
Ya udah de, tapi cariin yang makanannya enak ya, kata Rian sambil tersenyum. Iaiaia, balas anggi. Ya udah lo jalan duluan gih, Baru gue nyusul dari belakang, kata Rian. Ia, jawab anggi ketus.
Akhirnya, mereka pun jalan menuju warung langganan anggi. Ahh, sampai juga kita, kata anggi sambil menarik napas. Ia nggi, akhirnya nyampe juga, ehh, nggi emangnya lo jadi nraktir tu rian itu?, tanya Resa. Ia res, habisnya mau gimana lagi?, tanya anggi. Ia yaudah de, balas Resa.
Ohhh, jadi lo ngak mau nraktir gue. Oke.. gue laporin lo ke polisi, balas rian yang sedari tadi mendengar percakapan anggi dan Resa. Ehh, nggak... nggak, gue mau ko nraktir lo. Ayo masuk, kata anggi cepat. Anggi dan Resa pun masuk, diikuti rian yang masuk sambil tersenyum manis.
#bersambung#
Woah nggak nyangka. Bakal nyampe 1131 kata. Semoga teman-teman menikmatinya ceritanya. Jangan lupa bintang sama komentarnya ya.
Terima kasih 😊😊
