Hari itu adalah hari Senin. Cuaca yang sangat panas sedang menerpa Ibukota. Tidak seperti biasanya. Padahal hari itu adalah Bulan Desember. Bulan yang seharusnya sudah musim hujan. Meskipun cuaca panas, tidak menyurutkan sekolah untuk menggelar upacara bendera.
"Duh panas banget wei Jakarta berapa derajat ini pagi" Andrea berteriak sambil mengipaskan topinya tanda ia sangat kepanasan
"Sabar kenapa si lu ni ruangan kelas udah dipasangin AC sampe 2" Sergio menimpali
"Gak kerasa parah banget ini AC udah berapa derajat yak tapi masih keringetan" celetuk si Ferdowsi
Mereka adalah ketiga sahabat yang sudah berteman sejak kelas X SMA. Tidak terasa mereka bertiga sudah menginjak kelas XI. Mereka tumbuh dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Andrea berasal dari keluarga yang lumayan mapan. Darah biru masih mengalir di tubuhnya. Dia anak yang sangat bawel, dan suka usil kepada Sergio. Akan tetapi dia sangat loyal kepada dua sahabatnya. Sergio merupakan anak dari diplomat Spanyol yang ditugaskan di Indonesia. Ibunya orang asli Indonesia. Entah kenapa Ayah Sergio memasukan anaknya di SMA Negeri ini. Sergio pernah berkata ke Ferdowsi bahwa ayahnya ingin anaknya berbaur dengan orang Indonesia. Meskipun logat Spanyol nya masih terbawa saat berbicara. Dia termasuk anak populer di SMA 7. Muka yang seperti orang luar negeri, membuat ia sering dipanggil "si Indo". Lain Sergio lain pula Ferdowsi. Anak ini benar benar pindahan dari negara Iran. Ayahnya yang notabene seorang ahli perminyakan, dipindah tugaskan ke Indonesia, membuat ia mau tak mau harus ke Indonesia beserta dengan ibunya. 11 12 dengan ayah Sergio, Ayah Ferdowsi menuntut anaknya masuk ke sekolah negeri. Meskipun setahun sebelumnya ia harus belajar bahasa Indonesia, namun Ia sudah lancar dalam bercakap cakap. Melupakan logat Iran nya, dan berganti jadi logat Betawi. Diantara kedua sahabatnya, Ferdowsi seorang Muslim yang taat kepada agamanya. Karena Ayahnya sendiri seorang ulama Islam Syiah, disamping pekerjaanya seorang ahli perminyakan. Dan karena hidungnya yang super mancung, sering dijuluki "si hidung prosotan"
Tak terasa waktu upacara pun sudah dimulai, dan ketiga sahabat ini turun dengan terburu buru, karena takut kena semprot dengan Ibu Yulida, wali kelas mereka yang memang terkenal tegas dan kaku.
"Eh dea, gue mau dah dibarisan depan dong, kan lu ketua kelas, dibelakang gabisa liat yang cantik" ujar Sergio
"Lah asu lu mau apaan di depan cuman liatin cewek doang. Di Iphone lu juga banyak kan foto cewek cantik" timpal Andrea
"Ah berisik lu berdua, Ferdowsi mau ikutin upacara yang baik nih, lu gue liat apa gue anak teladan mau khusuk ikut upacara"
"Sok iya lu idung" Andrea berkata seraya mencubit telinga Ferdowsi
Suara nyaring wali kelas mengingatkan mereka agar mereka dan teman temanya harus segera mengikuti upacara. Tangga saekolah pun penuh dengan banyaknya siswa yang ingin mengikuti upacara bendera. Lapangan yang tadinya masih sepi, kini sudah penuh sesak oleh siswa yang akan mengikuti upacara bendera. Suasana pun menjadi riuh rendah karena masih banyak para pelajar tersebut yang masih saja berbicara. Suasana pun berubah hening ketika Kepala Sekolah memperingatkan agar tidak ada lagi yang saling berbicara satu sama lain. Atau akan dihukum berdiri disamping tiang bendera hingga satu jam pelajaran usai.
Note: Tolong kasih komentar ya buat yang baca hehehe jadi bisa meningkatkan kualitas tulisan yang gue buat. Terims:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan Yang Abadi
RomanceSebuah kelompok main terbentuk di satu SMA. Mereka pun saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Ditambah seorang gadis yang berasal dari luar kota datang dan masuk ke kelompok ini. Menambah keseruan kelompok main ini. Akan tetapi, akankah kelomp...