Author pov
Deandra melihat mamanya yang terdiam didalam kamarnya dengan tatapan kosong dari ambang pintu kamarnya,mamanya yang biasanya ceria dan setiap pagi sudah beraktifitas dengan peralatan rumah tangganya kini tidak ada lagi pemandangan seperti itu.
Semenjak hari kelam yang mengambil anak lelaki nya yang bernama Xander Aksel Ingelbert mama antika menjadi seorang yang pendiam dan begitu membenci diri anak perempuannya Deandra Alodie Zuquinia.
"Ma..mama makan dulu ya sayang dari kemaren mamakan belum makan.."bujuk suaminya yang bernama jero Jeriansyah yang mencoba membujuk istrinya untuk makan.
Deandra yang melihat dari ambang pintu mulai mengeluarkan air mata yang melihat mama yang sangat disayanginya menjadi seperti itu.
Deandra yang biasa dipanggil dea itu mulai mendekat ke arah tempat tidur yang ditempati kedua orang tuanya.
"M-ma..mama makan dulu ya.."dea mencoba untuk membuka mulut dan ikut membujuk mamanya itu.
Mama antika yang mendengar suara dea melihatnya dengan raut wajah yang sangat marah,kecewa dan dendam kepada anak perempuannya itu.
"Puas kamu..puas kamu membuat anak lelaki saya satu-satunya meninggalkan saya selama-lamanya apa kamu puas..seandainya malam itu kamu tidak menyuruh xander menjemputmu pasti sekarang ini dia sedang bersama kami,pergi kamu dari hadapan saya pergi.."kata mama antika kepada dea yang membuat dea menangis dihadapan kedua orang tuanya.
"Ma-ma-maafin dea ma..de-dea b-bener-bener ngg-"
"Udah dea mendingan kamu pergi dari sini,daripada mama kamu tambah tersiksa karna kehadiran kamu disini.."kata papa jero yang memutuskan berbicara kepada dea.
Dea yang mendengar kedua orang tuanya mengusirnya,dea langsung keluar dan pergi kekamarnya lalu mengunci kamarnya itu.
Dea menangis seorang diri dikamarnya dengan tersedu-sedu.
Perkataan mamanya masih berputar-putar dikepalanya saat ini,begitu menyakitkan mendengar perkataan itu dikeluarkan oleh seorang mama yang sangat dea sayangi.
Dea melihat foto yang berdiri kokoh diatas meja belajarnya dengan tatapan rindu dimatanya.
Foto keluarga mereka yang dulu utuh dan sangat saling menyayangi,keluarga mereka yang saling melengkapi dan selalu bersama kini sudah tidak ada lagi,sudah tidak ada lagi yang menyayangi dea seperti dulu,sudah tidak ada lagi,sekarang dea hanya sendirian.
"Kapan kalian mau nyayangi dea lagi ma,pa kapan kalian mau anggap dea ada dirumah ini,kapan pa,ma kalo aja waktu itu kak xander nggak dorong dea menjauh dari jalanan itu mungkin sekarang dea yang nggak ada disini,dan mama nggak mungkin begini ma,dea nyesel ma,dea benci sama diri dea sendiri.."kata dea yang memeluk foto kekuarga mereka yang didalam frame coklat itu sambil menangis sejadi-jadinya.
Dea terus menerus saja menangis yang mengakibatkan matanya sembab dan hidung mancungnya yang merah.
Tok tok tok tok..
Suara ketukan pintu yang menyadarkan dari tangisnya.
"Si-siapa.."tanya dea yang bertanya ke pengetuk pintu tersebut.
"Ini gue de arana.."kata orang yang mengetuk pintu itu.
Dea yang mendengar nama sahabat semati,sejiwa,seraga,sehidup,sejalan,dan selarnyai itu pun langsung berdiri untuk melihat dirinya dipantulan cermin untuk memperbaiki dirinya yang habis nangis itu.
"Bentar ya ra.."kata dea yang masih menyisir rambutnya yang berantakan dan juga kusut itu.
Setelah selesai memperbaiki dirinya yang acak-acakan menjadi lebih baik dari sebelumnya dea pun membuka kan pintu untuk sahabat sudah bersamanya sejak kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Biggest Dream'
Teen FictionApakah kalian tau apa mimpi terbesarku..? Mimpi terbesarku adalah ingin melihat orang yang disekitarku kembali menyadari keberadaanku disekitar mereka. -Deandra Alodie Zuquinia.