Part 2

553 103 127
                                    

Don't forget to vote and comment, guys!

♡Trims

•••

Alda menelan salivanya. Seseorang yang sekarang berada di hadapannya membuatnya lemas. Bagaimana tidak, seseorang yang ia benci, yang ia tidak suka karena kelakuannya sekarang berada di rumahnya dan ia akan menginap bersamanya berdua. Camkan itu, berdua. Sekali lagi, BERDUA.

Mungkin para jomblo lainnya senang jika ada cowok yang populer dan tampan seperti Raihan menginap dirumahnya. Apalagi sebulan. Bayangkan aja jika ada cogan menginap dirumah kalian selama sebulan, pasti kalian menyiapkan tumpengan untuk merayakan keberhasilan kalian karena ada yang menemani ditengah kejombloan kalian. Ya 'kan? Ya 'kan?

"Masuk dulu Raihan. Kita ngobrol di dalam . Anggap aja rumah sendiri," ucap Ita seraya menarik tangan Raihan dan meninggalkan Alda di depan pintu.

"Apa semua ibu-ibu kayak gitu ya kalo ada tamu yang ganteng? Langsung ditarik masuk rumah dan ninggalin anaknya sendiri?" Gerutu Alda pelan. Ia menutup pintu rumahnya dan langsung berjalan mengikuti Ita.

"Nah Raihan, kamu duduk disini ya, di samping tante," Ita menggeser tubuhnya agar tersedia tempat kosong untuk Raihan duduk. Ita menoleh ke arah Alda. "Dan Alda, kamu duduk di samping Raihan saja."

Alda melipat tangannya di depan dada seraya melirik ke arah Raihan yang sekarang tersenyum sinis. "Gak usah Ma, aku berdiri aja."

Ita tersenyum tipis dan langsung beranjak dari tempatnya. "Lho? Mama mau kemana?" Tanya Alda.

"Mama mau beres-beres pakaian buat besok dulu. Kamu siapkan minuman untuk Raihan ya," Alda mengerutkan dahinya. Ia tak terima harus melayani cowok menyebalkan ini. TAK TERIMA!

Setelah Ita memasuki kamar, Raihan menoleh ke arah Alda. "Kok masih diem? Tawarin gue minuman atau apa kek. Tamu 'kan harus dilayani."

Alda menarik napas dan kemudian tersenyum dengan penuh keterpaksaan. "Iya tuan Raihan, mau minum apa?"

Raihan mengibaskan tangannya,
"Ambilin gue es teh manis ya. Inget, jangan kebanyakan gulanya. Gue udah manis soalnya."

Alda menatap Raihan dengan sejijik-jijiknya. Ia berjalan gontai menuju dapur. Mau tak mau, ia menyiapkan es teh yang diinginkan Raihan. Saat ia ingin mengambil gula, Alda menghentikan pergerakannya. Ia terdiam sebentar dan kemudian tersenyum licik. Gue masukin garam aja kali ya, biar tuh orang kena kapok.

Ia langsung mengambil toples yang menurutnya berisi garam dan menaburkan dua sendok garam ke dalam cangkir. Ia tertawa kecil, membayangkan wajah Raihan yang meminum teh hasil racikannya ini.

"Alda! Lo lama banget deh! Cepetan dikit dong!"

"Sabar kek! Orang sabar disayang Tuhan tau!"

Alda membawa nampan yang di atasnya cangkir berisi es teh yang ia racik tadi. Sambil tersenyum licik ia memberikannya kepada Raihan. "Ini minumannya."

Raihan memperhatikan cangkir tehnya dengan seksama. Dan Alda memperhatikan Raihan agar saat Raihan menyemprotkan tehnya, ia langsung tertawa terbahak-bahak.

"Teh ini gak lo masukin sianida 'kan?"

"Kalo lo minta kopi, baru gue masukkin."

"Alkohol?"

"Bukan."

"Obat perangsang?"

"Yakali gue masukin itu! Gak banget deh."

Another FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang