Ia adalah Alice. Atau ia adalah Alice?
Ekor Chesire Cat bergerak panik, menampar kedua gadis di belakangnya, tanda bahwa mereka harus mundur. Sang kucing lebih mengenal Mad Hatter daripada kedua gadis di belakangnya, dan tampaknya Chesire memilih untuk mengecek keadaan hati Hatter sebelum menyingkir dari hadapan Alice dan Alice yang mengkeret di belakang punggungnya.
Chesire memang kucing, tetapi dia kucing yang gentleman.
"Yeah, yeah, memang hebat insting orang yang sudah sarapan. Masih terlalu pagi untuk kekerasan rumah tangga di dalam rumah orang, Hatter. Aku terkejut kau mau menyeret tubuhmu yang malas itu hingga ke sini, apakah karena Dormouse pada proyek kali ini lebih jutek darimu?" Chesire berkata, tubuhnya belum bergerak dari sisi dinding. Tangannya terulur, menekan kedua gadis di belakangnya agar menempel ke dinding.
Persetan dengan beberapa menit yang lalu ia hampir—atau memang sudah 'mengorbankan' Alice, gadis itu pernah mendengar sesuatu tentang Chesire dan Hatter yang berteman baik, mungkin karena itulah sang kucing tahu kapan suasana hati Hatter tidak baik, dan sebaliknya.
Dan sepertinya Chesire juga tahu kapan Hatter ingin membantai seseorang, dan sebaliknya.
"Aku belum sarapan. Makanan di mejaku memang endless, tetapi bukankah lebih mewah seorang prajurit Wonderland? Ia sarapan lengkap dengan pelayanan bagaikan bangsawan sungguhan," wow, sepertinya ada yang menyimpan dendam terhadap Knave of Heart, Alice berjengit biarpun ia sendiri tidak mengerti masalahnya, suara Hatter sangat mengancam.
"Kau sensitif sekali bila menyangkut Kehidupan. Kau tahu sendiri biarpun Knave bukan orang yang menuruti perintah dengan sukarela, ia juga memiliki otak, kan?" tanya Chesire, tangannya tidak bergerak dari hadapan Alice, tetapi kedua telinganya tidak lagi menegang.
Hatter tertawa, tetapi suaranya aneh. Alice tidak dapat melihatnya karena tangan Chesire masih menahannya dan gadis di sisinya, "Tentu saja, kau tahu kata orang di sana, Hisato lebih jenius dari Hasegawa—hanya karena aku menolak untuk membuat Alice sendiri. Panggil aku bego, atau tolol, tetapi lebih baik aku menjadi asisten Kuroki-san selamanya."
Chesire mendelik, "Jika kecerdasan di dunia yang rusak ini diukur berdasarkan Alice, berarti aku seharusnya juga lebih cerdas darimu, aku akan dengan senang hati akan memanggilmu bego—atau bajingan dan brengsek sepertinya lebih tepat untukmu, Hatter," katanya, santai.
Hatter tertawa lagi, suaranya jauh lebih ringan dari yang pertama, "Kau tidak akan mengerti, aku tidak peduli pada Alice. Kecuali, tentu saja—" suaranya Hatter kemudian terpotong.
Segalanya terjadi begitu cepat, Hatter mendadak berdiri di hadapan Alice. Sangat dekat, terlalu dekat. Sebelah tangan terulur ke dinding di sisi kepala Alice, memerangkap jalan keluar bagi sang gadis sekaligus menjadi tempat tumpuan seluruh beban tubuhnya. Hatter mendorong lengan Chesire dengan tangannya yang lain, senyum Hatter lebar dan sugestif.
"Selamat pagi, Alice."
Alice ingin mati saja.
Tetapi bukan itu yang ada di pikiran Alice sekarang, oh tidak, abaikan pemuda tampan berambut pirang dengan senyum ambigu di hadapannya, abaikan pula betapa dekatnya wajah Hatter dengan wajahnya, abaikan seluruh dunia; Hatter baru saja membuka rahasia yang berusaha Alice simpan rapat-rapat hanya dengan tiga kata dan senyum menggoda.
Kali ini, ia bukan Alice, melainkan Bayard.
"Apakah kau mendengarkan perdebatanku dengan Knave of Heart?" Hatter bertanya, kepalanya miring ke satu sisi. Sekilas, pemuda itu terlihat normal—seorang pemuda dengan tatapan lembut permanen, tetapi Alice baru saja menyaksikan apa yang seharusnya tak ia saksikan. Reflek tubuh Alice menegang, dan mata gadis itu nyalang mencari jalan kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project Alice
FantasySatu cerita, dua sandiwara, tiga menara; yang mana yang nyata?