Part 5

12 1 0
                                    

"Dinding itu.. Kenapa seperti itu?"

Sekali lagi yang bisa dilakukan Helen dan Dylan adalah terpaku dengan keanehan yang mereka lihat.
Dinding yang terlihat begitu kokoh, ternyata tidak kokoh seperti yang mereka pikir

"Ini bukan dinding lagi, tapi ini tirai" ujar Dylan dengan terkejut dan heran
"Jadi selama ini, dinding ini hanya sebuah tirai?" Ujar Helen dengan penuh tanda tanya
"Pelan-pelan, pasti semua ini akan terungkap" ujar Dylan

Setelah mereka mengetahui dinding itu hanyalah sebuah tirai. Mereka semakin penasaran dengan bagaimana tirai ini dapat menampilkan pemandangan dari paginya sampai malam.
Bagaimana dinding ini dapat terlihat seperti dinding yang kokoh

"Jadi bagaimana?" Tanya Helen untuk memastikan langkah yang akan mereka ambil
"Lebih baik, tentang dinding... bukan tapi tirai ini kita tunda saja dulu. Tujuan kita dari awal tentang luar kota kan?" Ujar Dylan
"Iya benar. Tapi kita tidak boleh gegabah, walaupun ini hanya seperti tirai, tapi bisa saja sudah dipasangkan pengaman atau alarm kalau kita sembaranh membukanya" jelas Helen sambil menganalisa keadaan sekitar seperti kebiasaannya
"lebih baik kita melihat sekeliling dulu,
apa ada jalan yang bisa dilewati" ujar Dylan
"baiklah, hati-hati" ujar Helen
"tenang saja, tidak perlu takut, kan ada aku" ujar Dylan sembari memasang senyum tipis di wajahnya
"Di saat serius juga masih saja gombal" ujar Helen sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya

Mereka berdua pun berjalan menyusuri pinggir kota itu. Mereka mencari dan masih heran dengan apa yang mereka temukan. Kepala mereka masih penuh dengan tanda tanya. Entah apa yang akan mereka temukan lagi nanti

"ssssttt. Berhenti" ujar Dylan dengan berbisik
"kenapa? ada apa?" ujar Helen
"Sepertinya ada orang di depan" ujar Dylan sambil melihat bayangan yang ada dari kejauhan
"mereka berjalan ke arah sini, kita harus sembunyi" ujar Helen
"Kesini" ujar Dylan sambil mengajak Helen dengan memegang tangannya masuk ke dalam semak yang ada di sekitar situ

"Apa mereka penjaga? Seragam mereka tampak asing" ujar Helen
"Aku juga baru ini melihatnya" ujar Dylan
"Kenapa begitu banyak hal yang baru kita ketahui. Padahal kita sudah hidup bertahun-tahun di sini" ujar Helen
"Percayalah mungkin ini belum seberapa, masih banyak hal yanh akan menjadi tanda tanya di depan nanti" ujar Dylan
"ayo, mereka sudah pergi" ujar Dylan sambil memastikan kalau orang-orang tadi sudah jauh

Mereka kembali menelusuri jalan pinggir kota itu.

"Berhenti"
"Siapa itu?!" ujar Helen terkejut mendengar suara yang tiba-tiba muncul
"kenapa?" ujar Dylan
"aku mendengar suara lagi, sama seperti waktu di kamar. tapi kali ini hanya "berhenti". entah apa maksudnya" ujar Helen bingung
"Berhenti? Tunggu." ujar Dylan sambil melihat secara detail apa yang ada di sekeliling mereka
"apa kau lihat cahaya remang yang ada di dinding itu?" Ujar Dylan

Cahaya remang yang hanya kecil, yang mungkin orang tidak akan sadar apabila tidak melihatnya dengan seksama. Mereka mendekati cahaya itu.

"lagi-lagi itu hanya tertempel di dinding yang seperti tirai ini" ujar Dylan
"tunggu, apa kau merasakan sesuatu?" tanya Helen
"apa?" ujar Dylan
"Tanah yang kita injak, terasa seperti kosong di bawahnya" ujar Helen

Mereka berdua menghentakkan kaki sambil memastikan kembali apa benar yang dirasakan Helen.

"Kau benar. Seperti ada lubang dibalik tanah ini" ujar Dylan
"apa ini?" ujar Helen melihat sebuah batu yang ada di sampingnya.
"tentu saja itu sebuah batu" ujar Dylan
"apa kau lihat tanda di batu itu? Tanda anak panah ke kiri dan ke kanan yang saling membelakangi" jelas Helen

 "tentu saja itu sebuah batu" ujar Dylan"apa kau lihat tanda di batu itu? Tanda anak panah ke kiri dan ke kanan yang saling membelakangi" jelas Helen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dylan mendekati batu itu dan berpikir apa maksud dari tanda itu. Ketika Dylan menyentuh tanda itu sesuatu terjadi

"lihat, tanah itu terbuka. Tepat seperti dugaan kita" ujar Helen
Tanah yang dikira kosong di bawahnya itu terbuka membentuk lubang persegi yang bisa dimasuki orang satu persatu dan mempunya tangga turun

"Mungkin inj jalannya, ayo" ujar Dylan

Mereka masuk ke lubang itu.

"Kenapa seperti ini? Ini tidak seperti yang aku bayangkan" ujar Helen
"Aku kira akan tampak seperti ruanh bawah tanah dengan dinding tanahnya" jelas Helen
"Tapi ini bukan. Ini dinding besi, sama seperti berada dalam sebuah laboratorium. Dan lihat, dinding itu tampak mempunyai selang yang menempel padanya" jelas Dylan melanjutkan kalimat Helen
"Dimana kita? tanya Helen

————————————————————

Halo!
4 tahun tak berjumpa. Terkahir kali menulis ini, aku masih duduk di bangku SMA.
Sekarang aku sudah di bangku kuliah dan sudah memasuki semester akhir.
Niatnya aku hanya ingin mencari bahan bacaan di wattpad, karena jujur sudah lama sekali aku tidak membuka wattpad. Dan aku mengingat akun ini, tentu juga cerita ini.
jadi mellow rasanya membaca dan mengingat kembali 4 tahun lalu. Telah banyak yang terjadi.

Membuka cerita ini dan melihat ada draft cerita yang tidak sempat selesai.
Maka dari itu, inilah draft yang ku selesaikan dan ku publish.
Enjoy :)

Dari aku, yang ternyata memerlukan 4 tahun untuk menyelesaikannya 😁

tenang, ceritnya belum selesai kok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The OthersideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang