Tamu.

629 25 0
                                    

Tok!!! Tok!!! Tok!!!

"Eh! Twen!? Kenapa kamu kesini?"
"Ada yang mau aku omongin sama kamu Sam. Ini soal Kay."
"Ayo masuk dulu, kita ngomong di dalem."
~~~
"Kayra kenapa Twen?"
"Susah di jelasin tepatnya dia kenapa. Tapi yang pasti dia teriak-teriak dan dia nangis terus."
"Hah? Itu tiba-tiba? Atau gimana sih?"
"Jadi gini, aku tadi kan lagi di jalan pulang tiba-tiba mobilnya berhenti mendadak lalu aku tanya supir ada apa? Tiba-tiba Kay ada di depan mobil aku, akhirnya aku bawa dia pulang. Selama di mobil dia diem aja dan nangis aku tanya apapun dia cuma nangis. Aku keinget sesuatu, dia pulang kuliah tadi sama Raka aku mulai terpikir ini ada hubungannya sama Raka."
"Keparat! Aku bakal samperin dia. Awas aja lo Raka!"
"Emangnya kamu tahu dimana rumahnya?"
"Kita ga usah samperin rumahnya. Aku punya ide bagus buat ketemu sama si keparat itu."
~~~
"Ayo Kay ma... Loh!? Kok Kayra udah ga ada? Kemana dia? Udah 2 kali nih begini, aku di tinggal pergi sama dia tapi yang sekarang dia ga tinggalin pesan buat aku."
"Hey Raka!!!"
Pas aku mau masuk tiba-tiba ada suara yang manggil nama aku. Aku menengok ke arahnya tapi belum jelas terlihat siapa dia yang memanggil aku? Aku benar-benar tidak tahu siapa dia.
"Hey Raka! What's up!?"
"Siapa ya?"
"Lo bener-bener ga tahu siapa gua? Wah, parah! Oke lupakan, ada bokap di dalem?"
"Ada kok."
"Oke, gua masuk duluan."
Siapa sih dia? Laki-laki dan dia tahu nama aku, omongannya lo gua ya memang sih dia muda seumuran aku. Apa dia temen aku? Aku ga pernah punya temen kaya dia deh, dari gayanya aja udah berantakan. Kemeja biru muda yang kerahnya tidak tertekuk dengan benar, berkaca mata hitam dan sebuah rokok di mulutnya.
"Hai Om!"
"Whoah! David! Kamu udah bebas!? Seneng saya lihat kamu bebas!"
"Haha. Saya lebih senang saya sudah bebas om."
"Tobat ya kamu! Om juga sudah tobat."
"Yakin tobat om? Haha. Tapi, ngomong-ngomong boleh ga aku nginep disini untuk beberapa hari? Om tau lah... Ga mungkim aku secepat ini keluar kan?"
"Ternyata kamu belum sepenuhnya. Oke, kamar kamu diatas."
"Thanks, om."
Siapa sih dia? Kok akrab banget sama papah? Aku aja ga pernah seakrab itu sama papah. Yah. Mungkin dia keponakannya kali ya. Ah, masa bodo. Ke kamar aja deh dan coba hubungin Kay, tanya kenapa dia pergi gitu aja. Eh! Kenapa dia mau masuk ke kamar aku?
"Eh! Stop! Itu kamar aku!"
"Oh! Sorry, gua ga tahu. Jadi kamar tamu dimana ya?"
"Itu di sebelah."
"Mmm... Bakal sendirian ya gua di sana? Gimana main-main dulu di kamar lo, terus kita ngobrol-ngobrol dikit biar saling akrab? Gimana?"
Aku sempet mikir dan berat hati buat ngebolehin dia masuk kamar aku, tapi setelah dipikir lagi aku bisa pake kesempatan itu buat tanya-tanya sebenernya siapa dia.
"Oke, mari masuk."
"Thank you."

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang