Tidak diinginkan.Tidak dianggap.
Bahkan.... sudak tidak di pedulikan lagi.
Menyedihkan.
"Ma, Lenna gamau pindah! LENNA GAMAU MA!" ucap seorang gadis dengan suara membentak. Matanya pun sudah berkaca-kaca.
"Heh anak tidak tau diri! Saya sudah tidak membutuhkan kamu lagi. Your Father is gone. So, get out from my home!"
"Tapi, Ma..." gadis itu menunduk. Hatinya begitu tersayat, kata-kata yang diucapkan Mama nya sangat menyakitkan.
Dia pun langsung berlari menuju kamarnya, menutup pintu dengan keras. Dan menangis sejadi-jadinya.
Ayah dan Bunda-nya sudah tiada.
Bunda pergi meninggalkan dunia terlebih dahulu, itu karena penyakit yang dideritanya.
Setelah Bunda meninggal, Ayah menikah dengan nenek sihir itu.
2 tahun kemudian, Ayah meninggalkanku, dia menyusul Bunda.
Secepat itu.
Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Saudara pun tidak. Aku anak tunggal. Begitupun dengan Ayah dan Bunda.
Dan sekarang? Aku harus pindah sekolah lalu tinggal dengan keluarga baru di kota baru.
Aku dijual? Mungkin seperti itu.
Keluarga baru.
Lingkungan baru.
Aku benci itu.
Tetapi aku harus menerima kenyataan, aku harus bangkit dan tetap bersemangat. Tidak boleh seperti ini. Aku harus membahagiakan orangtua ku diatas sana.
Tunggu--Aku ingat. Masih ada sahabatku disini. Dia lelaki. Sahabat terbaikku. Cinta pertamaku. Orang yang selalu ada untukku. Orang yang selalu membuatku tersenyum. Dan aku harus meninggalkannya?
Aku kembali menangis mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thinking.
Teen FictionAlenna : I have nothing. Alfano : You're my everything. Raga : I have everything. Favio : You're the only one thing that I think. I like them. I love them. How can I choose?