sorry for typo(s)
Jezzie POV
Aku menarik Dad untuk segera menuju mobil setelah kita membayar di kasir. Luke yang tadi sempat melihatku, mungkin merasa bersalah. Mungkin. Aku tidak tau tentang hal itu. Luke, i can say that he's a jerk one i've ever seen.
"Princess, daritadi kau melamun. Ada apa denganmu?" Dad membuka pembicaraannya. Memang, daritadi tak ada satupun dari kita yang angkat bicara. Aku sudah tidak kuat untuk melakukan itu sekarang.
"I'm okay Dad, dont worry ok." Aku berusaha membuat Dad yakin. Aku tak ingin Dad mengetahui bahwa putrinya ini putri yang lemah, cengeng, seperti nerd, dan konyol. Anaknya ini tak akan pernah memahami apa itu cinta. Ia hanya bisa mengenal teman, sekolah, dan belajar.
"Jump out, we're home."
Aku hanya memberi senyuman simpulku pada Dad.
"Kau berjanji padaku, princess."
"I'm sorry Dad, maybe i'll be sassy now. I need go to sleep. I'm very sleepy."
"Uhh, that's ok. Goodnight my little angel." Dad mencium keningku lalu aku meninggalkannya dan memasuki kamarku.
Aku masih memikirkan hal tadi, hingga aku menyerah. Aku tak akan pernah kembali lagi padanya, berteman padanya. Tak akan pernah. Aku memutuskan untuk tidur dan istirahat agar bisa tenang kembali.
Luke POV
Aku sedang menikmati makananku bersama keluarga Rea dan keluargaku. Saat aku sudah selesai menyantapnya, aku melihat sekelilingku. Tak sengaja, aku menatap sorotan mata yang tertuju ke arahku. Aku tau siapa itu. Siapa yang memiliki sorotan mata biru yang indah itu. Tatapan mata yang benar-benar membuatku merasakan ketenangan disaat aku memiliki banyak masalah. Je. Itu adalah Je.
Mengapa ia bisa disini? Fuck, Luke! Dan kau sekarang sedang bersama keluarga Rea. Bagaimana jika ia tau? Apa yang harus kulakukan sekarang. Aku terlihat seperti orang bodoh saat ini. Harus mengikuti orang tuaku yang menjodohkanku dengan jalang ini. Sedangkan aku mencintai perempuan lain. Aku tidak mungkin kabur dari sini dan mengejar Je.
Dia memalingkan wajahnya dan terus menggandeng lengan Dadnya untuk segera pergi dari tempat ini kurasa. Aku benar-benar merasa bersalah. Aku tau, aku sudah mengkhianati Je. Tapi aku tak bermaksud seperti itu sepenuhnya. Baik, aku akan menjelaskan semuanya di sekolah. Aku harus menjelaskannya.
"Nak, apa kau baik-baik saja?"
"Ya paman, aku baik. Ada apa?"
"Daritadi Rea memanggilmu, nak."
"Maaf paman, aku tadi tidak berkonsentrasi."
"Tak apa, jadi bagaimana? Apa kau menerima Rea?"
"Entahlah, aku belum bisa memberi jawabannya sekarang."
"Harus sekarang Luke, aku tak mau menunggu lama. Aku takut kau diambil orang lain!"
"Shut the fck up, aku tidak bisa. Jika kau tak mau menunggu yasudah jangan lanjutkan ini!"
"Luke!" Dad membentakku kali ini hanya untuk jalang itu.
"Fuck! Baik, aku menerimanya." Aku memegang kepalaku dengan frustasi. Aku bahkan tidak akan tenang jika aku akan hidup bersama jalang ini. Sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAWLESS [L.H]
Random"My flaws will be closed by your flawless." - Je Tomlinson