GERIMIS

47 5 0
                                    


Sore ini berbeda denga sore-sore sebelum nya. Langit tampak mendung , angin berhempus kencang menerbangkan dedaunan yg berserakan di jalan. Sepertinya sebentar lagi akan hujan. Tapi aku tak peduli, aku masih akan disini , menunggu mu di sini. Di café favorit kita. Di meja nomor 12 yg terletak disudut café yg menghadap langsung kejalanan. Ku erat kan jaket yg ku pakai , meski sudah ada di dalam ruangan masih saja terasa dingin, ku pandangi sekeliling cafe tampak tak begitu banyak orang yg datang. Ku arahkan mata ku kearah luar jendela tampaknya diluar sudah mulai gerimis, butir demi butir air jatuh membasahi tanah menimbulkan bau yg khas. Aku selalu merasa tenang ketika melihat gerimis. Ku hirup bau gerimis ini lalu ku hembuskan nafas ku dengan pelan , kutatap jam yg kupakai 16:00 , sudah satu jam aku menunggu mu disini , tapi kamu tak kunjung datang. Ini sudah yg kesekian kalinya kamu datang tak tepat waktu, dulu kamu tak pernah begini, kamu bukan tipe orang yg melalai kan waktu, tapi akhir-akhir ini kamu terlihat sedikit berbeda, kamu jarang menghubungiku, jarang menemuiku , jarang mengajak ku untuk sekedar berjalan-jalan berkeliling taman. Kamu sedikit tak acuh kepadaku, kamu juga akhir-akhir ini bila mengajak bertemu selalu tak pernah tepat waktu, dulu kamu tak pernah membiarkan ku menunggumu, tapi sekarang ..entahlah. aku tak ingin berperasangka buruk. Ku potong brownies yg ku beli disini, awalnya aku ingin memakannya bersamamu, tapi sepertinya kamu akan datang sangat terlambat bahkan mungkin kamu tak datang. Mulai kukunyah brownies ini enak seperti biasanya . kembali kutatap jalanan di luar , banyak orang hilir mudik di luar berlarian mencari tempat untuk berteduh karna tak ingin dirinya basah kuyup . ku ambil hp ku yg berada di dalam tas tangan ku, ada beberapa notif yg mucul, lalu aku membukanya satu persatu tapi tak kulihat adanya notif dari mu entah itu telfon atau sekedar pesan yg mengabarkan bahwa kau akan terlambat untuk datang ke kafe ini. Kupaksakan sebuah senyum di bibirku , sepertinya kau tak akan datang , seharunya aku tau itu . aku merasa kini kau sudah tak peduli lagi dengan ku , terutama perasaan ku, tak seharunya aku disini menunggu mu yg tak akan datang , hanya membuang-buang waktu ku saja. Ku tegak kan tubuhku lalu beranjak pergi dari tempat ini setelah membayar pesanan ku. Setelah keluar dari kafe itu angkat wajahku untuk melihat lagit sore ini, sudah tidak gerimis lagi, yg tersisa hanya hawa dingin dan genang air. Ku langkahkan kaki untuk menyusuri jalan ini. Sepertinya sebelum pulang kerumah aku butuh berjalan-jalan sejenak.

Hari ini rencananya aku akan mengunjungi toko buku yg terletak di salah satu mall terdekat. Ku tatap diriku dikaca kemeja biru polos, jeans hitam, flat shoes serta tas selempang. Sudah cukup yakin dengan dandanan ku, aku lantas mengambil kunci mobil dan bergegas menuju toko buku. Setelah perjalan 15 menit dari rumah akhirnya aku sampai di toko buku ini. Kulangkahkan kaki ku menuju rak novel . kuambil beberapa novel lalu membaca sinopsisnya, ketika sedang asik memilih dan membaca sinopsis novel aku mendengar suara berisik dan cekikikan tawa . kutolehkan kepalalu kekanan dan kekiri mencari sumber suara yg mengganggu kegiatan ku. Ternyata suara cekikikan itu berasal dari sepasang kekasih yg berada di rak komik. Sepertinya sang lelaki tengah membuat lelucon yg membuat sang pacar tertawa . tapi aku merasa ada sesuatu yg janggal , aku seperti mengenal lelaki itu , dari gaya dan perawakan nya sangat familiar. tepat sekali itu dia aku tak mungkin salah , aku telah mengenali nya dalam waktu yg cukup lama, tapi Ini tidak mungkin, itu bukan dia , bukann. Dia tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu kepadaku, tidak, aku tidak percaya. Ku letak kan kembali novel yg ku ambil tadi lalu berjalan dengan cepat keluar , lalu menuju toilet . di dalam toilet aku menangis, tapi kemudian aku tersadar, aku harus memastikan semua nya . apa benar ia mengkhianatiku. Aku harus kembali ke toko buku tadi , semoga ia belum pergi. Akhirnya aku kembali ketoko buku itu setelah membenahi sedikit penampilan ku . dan ternyata ia masih disana bersama wanita itu. Lalu mereka melangkah ke kasir untuk membayar buku yg mereka beli. Kemudian melangkah keluar, aku mengikuti mereka denga sembunyi-sembunyi. Ternyata mereka menuju salah satu tempat makan . aku duduk di belakang mereka. Sayup-sayup aku mendengar percakapan mereka, hati ku makin terasa pedih , dia berkata bahwa ia masih sangat menyayangi wanita itu seperti dulu. Lalu bagaimana dengan aku, apa ia masih menyayangiku? . lalu ia berkata bahwa wanita itu masih menjadi satu-satunya wanita yg ia cintai setelah ibunya. Aku sangat hancur saat itu. Air mataku sudah di pelupuk mata. Aku berlari meninggal kan restoran iu dengan air mata berlinang, aku tak peduli dengan tatapan semua orang. Yg kutahu saat itu aku benar-benar hancur , dan yg menghancurkan ku adalah orang yg kucintai . ku kendarai mobil ku dengan kencang , aku tak peduli jika aku hampir saja menabrak orang , yg kini yg aku inginkan adalah menangis sekeras-kerasnya. Sesampainya dirumah ku benamkan kepalaku di kasurku lalu menangis sekeras mungkin, setelah puas menangis aku berjalan ke jendela . gerimis. Bahkan langit pun tau bahwa aku sedang sedih. Seketika sebuah kenyataan menyentak ku. Apa mungkin wanita tadi itu adalah wanita yg pergi meninggalkan dia dulu. Kenapa aku baru ingat sekarang . wanita itu adalah orang yg dicintai oleh nya. Perasaan sakit itu kembali datang. Segala kemungkinan pun bermunculan di kepalaku. Dengan air mata berlinang kupandangi gerimis di luar. Semoga perasaan sakit ini ikut larut dibawa gerimis.

Hari ini kuputuskan untuk mengakhiri segalanya, setelah pertimbangan yg begitu berat dan penuh air mata aku akhirnya memutuskan untuk mengakhirinya. Dia tidak mencintaiku lagi. Wanitanya telah kembali , kembali untuk mengambil kembali hatinya, mengambil tempat ku, tidak aku lah yg mengambil tempatnya , wanita itu lah yg pertama kali mencintainya. Awalnya aku berfikir untuk tetap mempertahan kan nya dan berpura-pura untuk tidak tau apa-apa. Tapi itu tidak akan bertahan lama, aku yakin itu. Dan aku kembali menangis, tapi secepat mugkin ku seka air mataku . aku harus kuat. Ku ketik sebuah pesan kepadanya utuk bertemu di taman yg letaknya dekat dengan rumah ku. Dan ia pun meyetujuinya. Aku pun melangka keluar dari rumah untuk menuju ketaman. Saat menuju ketaman ku pandangi langit hari ini langit cukup cerah. Dan akhirnya aku sampai juga di taman ini. Lalu aku duduk di salah satu kursi taman , selang beberapa waktu akhirnya ia mucul. Ku pandangi ia yg berjalan mendekat ke arah ku , rasanya sudah lama aku tak melihat nya dalam jerak dekat. Akhirnya ia berheti di hadapan ku, ia tersenyum kepadaku, aku pun membalas senyuman nya. Semua nya terasa berat , terasa sangat sulit. Ia bertanya mengapa aku mengajak nya bertemu . seketika lidah ku kelu, aku merasa tak bisa untuk mengakhirinya, aku begitu mencintainya, lihatlah ketika ia sudah menyakitiku, aku masih bisa mencintainya. Dengan keberanian dan rasa sakit akhirnya ku katakana semua nya, ku katakana bahwa ia berubah, ia sudah tak peduli lagi padaku, ia hanya diam. Lalu aku memceritakan semua yg terjadi semalam. Ketika aku melihatnya di toko buku, lalu mengikutinya, lalu mendengar perkataannya. Aku menceritakan semua . setelah itu aku mengungkapkan semua yg kurasakan saat ini. Perasaan kecewa,sakit,pedih,hancur,kacau, dan semuanya. Dia hanya membeku di tempatnya ,tampaknya ia terkejut bahwa aku tau segalanya. Setelah puas mencurahkan apa yg aku rasakan sekarang. Sejenak aku melihat kelangit terlihat langit mendung dan akan hujan, lalu aku tersenyum lalu maju selangkah kehadapannya. Tepat di taman ini, di hadapannya, dibawah langit mendung aku mengatakan kata-kata putus kepadanya. Ia hanya diam saat aku mengatakan putus, melihat reaksinya yg seperti itu aku semakin tau bahwa ia memang sudah tidak lagi mencintaiku. Aku mundur selangkah lalu berlari meninggal kan taman, setelah lumayan jauh dari bangku taman tadi kutolehkan kepalaku kebelakang berharap ia ada disana untuk mengejarku dan meminta maaf atas semua yg terjadi, tapi kenyataan nya tidak. Dia sama sekali tidak mengejarku. Taman ini sepi,sunyi. Lalu aku menjatuh diriku ke taman ini. Seketika gerimis turun, aku masih tetap tidak beranjak dari taman ini, aku tidak peduli baju ku basah, atau aku akan sakit. Aku hanya berharap gerimis ini bisa membasuh luka ku. Luka yg kurasa akan butuh waktu yg lama untuk menyembuhkannya, luka yg begitu dalam dan menyakitkan, luka yg di ciptakan oleh dia yg aku cintai. Sore ini , di taman ini, di bawah gerimis ini aku lepaskan segalanya , kepedihan, luka, bahkan perasaan cintaku padanya nya. Pergi , pergilah segala luka . biarkan waktu yg menyembuhkan luka ku ini.

Sejak hari itu aku memutuska bahwa gerimis adalah waktu untuk mengenang. Mengenang segalanya cinta,luka,sakit,rindu,atau apa pun itu. Gerimis yg membawaku padamu, gerimis yg membuat kita menjadi satu, gerimis yg membuat luka padaku, gerimis juga yg memisah kan kita. Aku tak pernah membenci gerimis , gerimis masih menjadi hal favorit ku, hanya saja aku akan menempatkan gerimis selalu dalam ingatan ku karna gerimis adalah salah satu dari waktu bersejarah dalam hidupku. Karna gerimisku adalah kamu.

-Karna setiap hal punya kenangannya masing-masing-

-karna sakit dan luka adalah salah satu bagian dari mencintai-

---

Ini cerita pertamaku yg aku post di wattpad , abal-abal sekali . awal nya gamau di post sih tapi ya ngerasa nganggur aja kalo cuman di laptop wkwkwk . kalo ada kata-kata yg kurang sreg,kurang tepat,dll mohon di maklumi yakk heheheh , masih baru soalnyaa . butuh kritk dan saran yaa . jangan lupa vote yaa . Terima kasih sudah mau baca cerita ini

Drizzle_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GerimisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang