03. Twenty Four

17 1 0
                                    

Selama masa hukumannya, memori Kea tak hentinya terus memutar ulang kejadian 'putusnya' seorang; Keana Fadilla dan Bagas Aditama.

Sudah dua minggu Kea mencari cara agar ia dapat move on dari Bagas. Tapi, yang ia dapati malah senyum Bagas yang setiap hari cowo itu tunjukan padanya, setiap ia berpapasan dengan Kea.

Bukan, bukan sosok atau paras ganteng milik Bagas yang membuat Kea gagal Move On, tapi semua kebiasaan yang biasa ia lakukan dengan Bagas. Mulai dari, jam pulang Kea yang biasanya cewe itu menunggu Bagas selesai rapat osis, lalu mereka pulang bersama. Sampai setiap malamnya, yang biasanya cewe itu rajin mengirimkan pesan pada Bagas agar ia tidak tidur terlalu larut.

Pasalnya, itu kebiasaan mereka selama enam bulan kemarin. Jadi, mungkin itu sudah melekat pada diri Kea.

Kea tersadar dari lamunannya setelah mengingat tanggal berapa hari ini, untuk memastikannya kembali Kea bertanya pada Farel, "Rel, sekarang tanggal berapa?"

"Dua puluh empat, kenapa?" Kea mulai mengumpat, "Emang kenapa sih?"

Kea menggeleng, "Bukan urusan lo, Rel." Farel menebak-nebak, "Hari jadian lo sama Bagas ya?"

"Sok tau deh," Kea mencibir.

"Jangan boong, lo tuh ga jago boong. Lagian udah dua minggu, gue liat lo selalu langsung pulang, biasanya nungguin Bagas rapat dulu, baru pulang." Kea berdeham, "Berarti selama ini lo liatin gue?" Farel menyentil dahi Kea, "Jangan geer dulu deh, gue kan selalu ada dilapangan setiap pulang sekolah,"

Alis sebelah milik Kea terangkat, menuntut jawaban yang lebih masuk akal lagi dari Farel, "Gue, liat lah, setiap lo nungguin Bagas rapat. Duduk di deket lapangan, bengong kaya orang bego. Trus lo baru pulang setiap Bagas udah nyamperin elo."

"Sama aja itu mah, intinya lo perhatiin gue." Farel memandang Kea sewot.

"By the way, gue masih bingung. Kenapa kita turutin Bu Isna?" Farel menoleh pada Kea lalu mengernyitkan dahinya, "Maksud lo apa?"

"Kan biasanya Bu Isna gak inget kalo lagi ngehukum orang. Dia langsung pergi aja. Nah, daripada gue panas-panasan disini. Dan berhubung kayaknya lo mau nunggu bel yang kira-kira sekitar dua puluh menitan lagi. Jadi, gue duluan Rel, enjoy!" Kea tersenyum kecil, lalu berjalan kearah tempat dimana cewek itu biasa menyendiri sekaligus tempat paling adem menurutnya.

Perpustakaan.

Banyak poin bagus dari tempat itu, menurut Kea. Oke, minus buku-bukunya. Disana ada wifi, berpendingin udara, jarang disinggahi guru, dan penjaga perpustakaan disana salah satu teman dekat Kea.

Jadi, tanpa basa-basi cewek itu melangkah menuju perpustakaan.

[.]

"Hai, Dis! Lo lagi jaga? Pelajaran apaan emangnya?" Sapa Kea sambil melambaikan tangannya kearah Gadis Alenka, "Hai Kea, pelajarannya Pak Gana, lagi ga masuk. Kenapa?"

"Gue. Gerah. Panas. Perlu. Pendingin. Ruangan." Ujar Kea dengan penekanan disetiap katanya. Gadis yang mengerti maksud Kea, tertawa kecil lalu mengangguk.

Kea menepuk pundak Gadis, sambil tersenyum seakan memamerkan lesung pipi yang dimilikinya. "You know me so well." Lalu, Kea menuju tempat paling strategis.

Lalu dia merogoh sakunya, untuk mengambil handphonenya. Lalu membuka galerinya, yang berisi foto dirinya, foto bersama sahabatnya; Kira, Gita, Gadis, dan fotonya dengan Bagas.

'Siapa sih, cewe yang disuka Bagas?' Kea termangu sembari memperhatikan fotonya bersama Bagas.

Seseorang mengambil alih handphone Kea dari tangannya, "Eh, punya gue tuh." Lalu menatap sinis, cowok yang telah mengambil handphonenya.

"Kok gak ada foto gue sih?" Kea berdesis, "Ngapain gue punya foto lo, gak guna tau gak?"

Farel mengambil duduk disebelah Kea, "Gue pinjem handphone lo ya,"

"Apasih Rel, Ngga mau. Balikin Rel," Kea mencoba merebut handphonenya dari tangan Farel. Sedangkan Farel, berusaha menghindari Kea dari Handphone milik Kea.

"Farel! Balikin! Jangan ngeselin, please." Kini Kea mulai pasrah, Farel mengangkat Handphonenya tinggi-tinggi. Yang artinya, cowok itu meremehkan tinggi badan Kea, yang pendek.

Gadis berdeham, diantara dia mengisyaratkan Kea dan Farel agar diam, atau Gadis meledek kedekatan Kea dan Farel.

Mendengar Gadis bersuara, Kea duduk ditempatnya tadi sambil menatap Farel sinis. Cowok itu malah nyengir, lalu duduk disebelahnya. "Gue pinjem hape lo, elo baca buku ini aja nih." Farel melemparkan sebuah buku tipis kearah Kea. Kea membaca judul yang tertera di cover buku.

Tips dan Trik Cepat Move On.

Kea menatap Farel, dan tatapannya seakan berkata serius lo?. Farel kembali menunjukan cengiran khasnya.

"Lo nemu darimana coba bukunya?"

"Tadi ga sengaja," Kea ber'oh' ria, lalu membaca bukunya membiarkan Farel memainkan handphone milik Kea. "Najis, beneran dibaca. Beneran gak bisa Move On ya lo?" Ujar Farel menatap Kea tak percaya, "Ya Enggaklah, gue udah Move On juga. Gue iseng aja kali. Lagian ga ada hubungannya juga kan sama lo?" Tukas Kea setengah berbohong pada cowok disebelahnya.

"Bullshit," Gumam Farel sambil memainkan handphone milik Kea, gumaman Farel yang terdengar membuat cewek itu memutar matanya.

Kea kembali membaca buku yang disodorkan Farel. Sambil sesekali melirik Farel curiga. Takut cowok disebelahnya melakukan sesuatu seperti membajak handphonenya.

"Loh? Lo berdua ngapain disini?"

Kea tidak menoleh kearah panggilan yang memanggil mereka tadi, "Gue, lagi baca buku."

"Tumben, buku apaan tuh? Tips dan Trik cepat move on?" Kea membelalakan matanya, menoleh kearah Bagas, lalu menyenggol lengan Farel. "Maksudnya gue lagi bacain buku buat Farel. Iya kan Rel? Dia gamon. Kasian kan."

"Loh? Itu bukannya hape lo Na?" Kea segera merebut hapenya dari tangan Farel. "Dia ngotot pengen ngestalk mantannya di hape gue. Padahal udah gue bilang, jangan kontak sama mantan kalo mau move on."

Farel menatap Kea sebal, "Apaan sih lo?" Kea membalas tatapan Farel sinis.

"Lo mau ngapain kesini Gas?" Tanya Farel. "Cari bukunya Bu Rita,"

"Oh, sebelah situ." Farel dengan senang hati menunjuk letak buku yang dicari Bagas. Bagas manggut-manggut mengerti. "Farel bantuin gue dong."

Lalu, Farel beranjak dari duduknya, mengambil setengah dari buku yang Bagas cari. "Gue duluan ya Kea." Kea mengangguk. Lalu Farel dan Bagas pergi keluar dari Perpustakaan.

Kea memainkan handphonenya, mengecek aplikasi Line, takut Farel membajaknya. Saat melihat kontak yang ia punya, cewek itu melihat kontak Farel dengan embel embel.

Farel Ganteng. Segera saja, Kea menggantinya dengan 'Farel Mahesa'.
Lalu cewek itu melihat Galerinya, dan menemukan banyak foto Farel dan dirinya yang sedang candid membaca buku, yang sepertinya barusan Farel ambil.

Dan, fotonya dengan Bagas dihapus oleh Farel.

"Farel kayak Tai ah. Ngeselin."

[.]

A/N :

Part terpanjang sejauh ini, dan ini belom klimaks. Maafkan daku bila, ga dapet feelnya, aing masih amatir. Yah, pokoknya gue nunggu vomment dari readers sekalian. :)

Btw, gemana covernya? Cakep kan cakep. Dibikinin Nadya Adlin. Lagi buka request cover loh.

Follow Your Hearbeat :: HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang