11: Park

327 38 1
                                    

“Kenapa? Kok hatinya retak?”

Bisu. Gaada satupun kalimat yang bakal gue lontarkan, meskipun hati udah kompromi buat nyatain semua emosi yang meluap.

“Gue minta maaf. Lo tadi ngeliat gue dikerubungin gitu ya sama adek kelas? Iya kan? gue liat lo kok di kantin.” matanya menuju ke depan, tapi hatinya bertatap dengan gue. Sok puitis gini gue hm.

“Apaan sih. Sok tau banget.” ucap gue singkat dan menusuk.

Hening beberapa saat.

“Lo tau Stell? Gue anti banget, cinta sama seseorang. Apalagi udah ada istilah ‘Cewe selalu menang.’ Beh gue makin anti cinta sama cewe. tapi, kenapa ya gue terpikat sama lo?” katanya yang membuat jantung gue berdegup kencang. 

“Stell, nanti ke Taman Potret yuk? Gue kepengen ngobatin hati lo yang retak. Mumpung gue lagi gak latihan basket,”

“Gak mau males.”

“Ngambek? Gue traktir deh.”

“Gak.”

“Sepuasnya,”

ANJIR DITRAKTIR SEPUASNYA SIAPA YANG TAK TERGODA. APALAGI GUE YANG NOTABENANYA PERUT KARET. DAN AKIBAT GAK MAKAN TADI ISTIRAHAT JADI LAPER SEKARANG ARGH MAMAAA.

Capslock jebol. Okesip

“Diem artinya setuju,”

“Hm,”

“Setuju ya? Oke. Gue masuk ya? Pengen isthirahat mumpung guru gaada. Sekalian ngisi energi buat nanti jalan sama bidadari.” Sahutnya lalu meninggalkan gue di luar, dengan wajah yang memanas.

***

Bel pulang berbunyi. Seperti biasa, Jeny dan Kayla sudah menunggu gue di luar kelas.

“Duh, sorry yaa. Hari ini gak bareng dulu, sss..soalnya..”

“Soalnya gue mau ngajak dia kencan dulu ya.” kata Alvin yang udah ada di depan gue. Spontan gue langsung melotot.

“Ohaha. Yaudah gapapa kok.” kata Jeny sambil tertawa kecil.

“Jangan lupa nanti PJ, karet!” bisik Kayla.

Mereka pun pergi. Meninggalkan gue yang berdesis kesal.

“Yuk, Stell.” katanya sambil melingkarkan lengannya di pundak gue. Perasaan gue jadi beda.

Sepanjang melewati koridor, banyak orang yang menatapi kami secara terang-terangan sambil menyelidik dan menggosip. Apalagi kaka kelas dan adek kelas yang mulutnya demen gosip. Hft. Bisa jadi trend topic dan hot news di sekolah.

***

Taman potret. Biasanya taman ini ditempatin sama orang-orang pacaran. Lo kebayang nyeseknya dateng kesini sendirian kann.

Tapi lumayan banyak juga anak kecil. Soalnya ada beberapa taman bermain disini. Ya kalo dateng sendirian kesini cuma pilih dua hal, ber-nyesek ria atau dikira baby sitter karna bermain dengan anak kecil.

Alvin dan gue pun memutuskan duduk di bangku taman, yang menghadap ke jalanan raya.

Kami pun mengobrol ria. Dari mulai Alvin yang phobia pelajaran Bu Hena, dan gue yang phobia pelajaraan Bu Ifah.

Cerita gue, Gue yang paling berisik di kelas karna suka fangirl gajelas sendiri.

Lalu melihat anak SD pacaran berdua, di depan kita. Terus makan coklat berdua. Hingga akhirnya,

“Gimana Stell? Udah ada jawaban?” katanya yang membuat gue merenung.

“Gak tau deh. Gue masih ragu. Maaf ya.” mohon gue.

“Iya gapapa kok. Gue bakal nunggu.” katanya sambil tersenyum dan mengusap rambut gue perlahan.

“Lo kenapa sih bisa suka sama gue? Gue ini kan fangirl, yang notabenanya alay, karna suka teriak-teriak.” tanya gue terang-terangan, karna jujur gue penasaran banget.

“Kenapa ya? Entah gue tertarik banget sama lo. Mau lo fangirl atau bukan, intinya gue udah terpikat sama lo. If you like to do whatever you’ve been dreaming about, baby yo’re perfect. Baby you’re perfect. So lets start right now, ” lantun One direction-perfect.
Dan buat gue terkagum, karna dia bisa hafal lagu 1D.

“Oh iya, lo punya mantan?”

"Mampus!"

***

Vote please😂

My Girl Is Fangirl ft OnedirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang