prolog

17 0 0
                                    


Aku berbaring diatas kasur, memandangi sebuah bingkai foto yang dipajang di depan ranjangku. Foto itu diberi bingkai berwarna coklat yang dipahat dengan indah. Aku melirik kearah jam yang sudah menunjukkan angka tiga, saatnya minum obat.

Perlahan pintu kamarku dibuka, kemudian seorang wanita yang terlihat lelah masuk kedalam. Ia membawa segelas air mineral dan beberapa obat. "Minum obat dulu ya dek..." Ia tersenyum, memperjelas kerutan diwajahnya. 

Ia meletakkan obat-obatan dan air yang dibawanya diatas meja, kemudian membenarkan posisi tidurku. Ia memberiku gelas bening berisi air tawar itu, kemudian ia membantuku meminum tiga jenis pil yang berbeda. Setelahnya, ia kembali meninggalkanku didalam kamar ini.

Aku kembali memandangi wajah seorang lelaki berkulit sawo matang, dengan hidung mancung, bibir merah muda, dan mata hitam yang dibuat semakin tajam karena sepasang alis hitam lebatnya. Lelaki didalam bingkai itu menggunakan jas hitam, dengan pita kupu-kupu.

Tak kusadari ada bulir air mata yang melintas di pipiku. "Kapan kamu pulang?" aku menunjuk foto itu dengan jariku yang bergetar. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HallucinateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang