---------------
Sungguh hari ini hari tersial bagiku.
Roda sepeda ku bocor ditengah jalan.Ya tuhan, tolong siapapun bantu aku.
Aku mengiring langkahku sambil memegang sepeda yang beberapa minggu ini menemani hari-hari ku. Aku mengingat beberapa hari lalu sewaktu pulang ke rumah Mami. Sama! Keadaannya sama sewaktu aku pulang, Mami membawa Pria sialan itu lagi. Hatiku meringis melihatnya. Tidak ingatkah Mami, seberapa besar cinta Papi untuk Mami? Semua yang di lakukan Mami itu persetan.
Sudahlah lupakan! Mengingat itu hanya bikin hatiku sesak.
Dan di saat hanya tinggal Aku dan Mami, Aku menceritakan semua. Kalau aku sekarang tinggal di apartemen pemberian Papi dulu. Dan kalau aku sekarang bekerja di tempat Lia, sahabatku.Lamunan ku buyar saat mobil berhenti di depan ku. Aku berhenti sesaat. Seorang Pria tampan keluar dari mobilnya dan menghampiriku. Pria itu, Ali.
"Sepeda Lo kenapa?" Tanya nya.
What? Masih tanya kenapa? Emang gak lihat apa. Batinku berkata. Nyebelin banget sih nih cowok!.
"Bocor." Ucap ku.
"Bawa sepeda Lo ke bagasi mobil gue,"
"Kita bawa ke bengkel." Ucapnya lagi. "Kok Lo diem aja sih, kan gue bilang masukin ke bagasi!" Lanjutnya lagi.
Aku hanya mendengarkan ucapannya saja sedari tadi. Rupanya Pria jutek di hadapan ku ini baik juga tapi ya gitu tolonginnya kayak gak ikhlas banget. Ck ck.
"Bantuin dong emang gue kuat nih ngangkat sendirian." Ucapku. Ya memang bener kan? Emang gampang ngangkat sepeda. Kalau dia lelaki harusnya dia. Mengapa jadi aku!
"Ck! Udah di tolongin terima kasih kek." Ia membawa sepeda ku ke bagasinya.
"Masuk." Perintahnya menyuruh ku untuk masuk ke mobilnya.
---------------
"Udah biarin sepeda Lo di bengkel dulu, biar di benerin yang mana yang rusak. Nanti biar orang suruhan gue yang nganterin sepeda Lo itu ke tempat kerja Lo."
"Iya terima kasih yaa Li." Ucap ku tersenyum.
"Iyaa sama-sama bawel,"
Apa katanya? Bawel? Bukankah dia yang bawel selalu ngerocos. Haha.
Setelah mobil yang membawanya Ia pergi itu aku langsung masuk ke toko kue tempat ku kerja. Sebenarnya aku sudah telat beberapa menit. Beruntung Lia mengerti situasi keadaan ku yang sempat kena masalah tadi dengan sepeda itu.
#####
Ali POV
Aku mengemudikan mobil ku dengan kecepatan rata-rata. Tak sengaja mata ku menatap seorang gadis sedang mendorong sepeda nya.
Aku menepikan mobil ku di depannya, gadis tersebut juga berhenti. dan ternyata gadis itu adalah Prilly."Sepeda Lo kenapa?" Aku merutuki diriku pertanyaan macam apa itu. Ya sudah pasti ban sepeda nya bocor.
"Bocor." Jawabnya.
"Bawa sepeda Lo ke bagasi mobil gue," perintah ku yang menyuruhnya membawa sepeda nya itu ke bagasi milikku.
"Kita bawa ke bengkel." ucap ku. "Kok Lo diam aja sih, kan gue bilang masukin ke bagasi!" Lanjut ku lagi.
"Bantuin dong emang gue kuat nih ngangkat sendirian." Ucapnya rada kesal. Tapi gemeshin woy mulutnya maju2 gitu. Oh good Ali apa yang kau pikirkan.
Setelah aku mengantar Prilly sampai tempat kerjanya. Aku segera meluncur ke kantor karna ada meeting yang bakalan di mulai dikit lagi. Huh.
---------------
Entah mengapa aku selalu kepikiran dengan gadis itu. Ya siapa lagi kalau bukan, Prilly.
Gadis mungil yang baru beberapa hari muncul di kehidupan ku.Tapi gak mungkin kalau gue suka atau cinta sama dia. Bisa aja itu cuma sesaat, dan aku pikir itu hanya rasa kagum pada gadis mungil itu.
"Engak! Enggak! Gue harus buang pikiran-pikiran itu jauh-jauh."
---------------
Makasih untuk yang sudah baca.
Tapi kurang nih kalau gak ngevote dan komennya hihiMaaf kalau ada typo, karna saya tidak mengeceknya lagi :)
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Our Love
FanfictionIni semua takdir. Takdir yang menyatukan kita. Bahkan kita gak tau sampai kapan kita bersama. Tetapi aku berharap semoga kita di pisahkan oleh maut - Prilly Agnesti Aku beruntung bisa bertemu kamu lagi. Sungguh aku gak mau kehilangan kamu untuk yan...