CHAPTER 1 - First Meeting

155 1 4
                                    

CHAPTER 1

Tubuhku membeku. Kedua bola mataku menatap seorang gadis yang berdiri di hadapanku. Aku tahu, itu bukan tubuh manusia yang nyata. Aku tahu, itu hanya sebuah hologram hasil pemancaran cahaya dari sebuah proyektor komputerku. Hal yang membuat aku tidak dapat melakukan apapun dan tidak dapat mengatakan apapun adalah dia... memiliki wajah yang sama persis dengan diriku!

Ayah, Ibu....Jangan katakan aku punya saudara kembar yang terpisah sejak lahir. Jangan katakan ada ibu – ibu berlipstik merah dan bertompel besar menculik saudara kembarku dan membawanya pergi sambil nyengir kuda....Walaupun kuda tampaknya jauh lebih cantik daripada ibu – ibu itu. Atau... jangan – jangan, aku lah yang dia culik ?! Dan pada akhirnya, dia menyerahkan aku ke panti asuhan gara – gara aku tidak laku dijual ?! Oh, maaf, dulu aku memang terlalu kurus dan suka buang gas sembarangan... Mungkin gara – gara itu, aku tidak laku dijual. Bahkan di panti asuhan pun, tidak ada yang mau mengadopsiku....

”Minerva...”

”AAAAAAAHHHHHKKKKKK !” jeritku kaget dan tersandung kakiku sendiri. Tubuhku terjatuh dengan posisi terduduk di lantai kamarku yang mengkilat. Ouuuccchhh, My dear butt...I’m sorry....

”Minerva. Namaku Athena, ” ucap gadis hologram itu. Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan wajah yang tenang.

Kupandangi gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ya, dia benar – benar duplikatku yang sempurna secara fisik. Rambut kemerahan, mata berwarna cokelat yang cukup besar, dan kulit yang pucat. Well, secara bukan fisik, dia sangat berbeda dengan diriku. Walaupun bukan tubuh asli, aku bisa merasakan aura elegan yang terpancar dari dirinya. Matanya berkilat penuh kepercayaan diri. Sementara, kata temanku Mercury, diriku memancarkan aura kesembronoan, kemalasan, dan ketulalitan. Tunggu dulu, menurutku yang ketiga itu tidak benar... Atau setidaknya, kurang benar...

”Errr, Athena. Bagaimana kau bisa tahu namaku?” tanyaku sambil berusaha bangkit berdiri.

”Aku melakukan sedikit riset, ” jawabnya sambil tersenyum kecil.

”Bagaimana kau bisa menemukanku?” tanyaku lagi.

”Aku melakukan sedikit riset,” jawabnya lagi dengan kalimat yang sama. Dan juga dengan senyum yang sama.

”Oh, well, terserah. Lalu apa yang kau inginkan dariku?” tanyaku dengan kesabaran yang semakin menipis. Kalau dia bilang ’Aku melakukan sedikit riset’ lagi, aku akan melemparkan sandal meong-ku ke wajahnya.

”Tolong temukan Zeus untukku.”

”Eh? Zeus? Zeus siapa?” kataku sambil berusaha berpikir. Seingatku, aku tidak punya kenalan yang bernama Zeus. Hmm, setidaknya kenalan manusia-ku tidak ada yang bernama Zeus...

”Zeus bukan berasal dari bumi-mu, Minerva,” ucap Athena.

”Eh?”

”Zeus berasal dari bumi-ku. Hanya saja, saat ini, aku tidak dapat mencarinya secara langsung. Aku membutuhkan bantuanmu,” Athena menatap mataku dengan tatapan yang teguh.

“Kalau dia berasal dari bumi-mu, bagaimana aku bisa menolongmu, Athena?” tanyaku bingung.

 ”Project Alternate” jawab Athena tegas.

 “Project Alternate ?! Kau ingin aku ikut dalam Project Alternate ?!  ujarku setengah berteriak.

Tidak pernah sekalipun terlintas di pikiranku untuk mendaftar dalam Project Alternate. Proyek itu adalah proyek pemerintah yang sangat bergengsi dan juga sangat beresiko. Project Alternate ditujukan untuk menemukan bumi yang baru. Karena bumi yang sekarang telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Radiasi dan kandungan gas CO2 pun semakin meningkat tajam. Para ilmuwan berusaha untuk menciptakan alat atau mengembangkan penemuan yang dapat memperbaiki keadaan bumi. Para relawan berusaha untuk menyadarkan masyarakat bumi akan gaya hidup yang merusak lingkungan. Namun, semuanya memberikan hasil yang begitu lambat dan kurang terlihat secara fisik.

Project Alternate adalah proyek ambisius yang saat ini menjadi harapan masyarakat bumi. Berdasarkan penelitian – penelitian, galaksi di alam semesta ini mencapai jutaan. Dan bahkan, penelitian menunjukkan adanya planet – planet menyerupai bumi di luar sana. Ya, menemukan bumi baru adalah salah satu cara yang dapat menyelamatkan masyarakat bumi dalam satu langkah.

Project Alternate juga akan memberikanmu kehidupan yang layak, bukan?” ucap Athena sambil tersenyum lebar. Gadis ini ternyata telah melakukan ’banyak riset’ dan bukan ’sedikit riset’. Project Alternate memang akan menjamin kehidupan anggotanya, mulai dari tempat tinggal, gaji hingga dana pensiun. Namun, jaminan untuk tetap bernafas menikmati semua itu? Belum tentu.

”Kau tidak punya pilihan lain, Minerva. Beasiswa-mu dan pekerjaanmu tidak dapat menutup hutang – hutangmu,” ucap Athena lagi.

Ucapannya membuatku tersentak. Bagaimana dia tahu kehidupan pribadiku? Kutatap wajahnya dengan marah. Dia tetap nampak tenang. Namun, saat itu kusadari bahwa matanya berkilat licik. Damn! Kurasa aku salah berurusan dengan gadis ini!

”Bila kau ikut dalam Project Alternate, kehidupanmu akan terjamin. Kau bisa membayar hutang – hutangmu. Kau bisa mendapat penghormatan akan jasamu. Kau bisa menyelamatkan masyrakat bumi-mu,” kata Athena sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Kilat licik masih ada di dalam kedua matanya.

Mulutku tidak dapat mengeluarkan suara apapun. Aku tidak mampu menolak tawaran Athena. Dia benar. Bila aku mengikuti Project Alternate, masalah finansial-ku dapat selesai dalam sekejap saja. Hanya saja, seleksi Project Alternate juga sangat berat. Dan kuakui, bila aku diterima, yang paling kutakuti adalah... kematian...

”Kau memiliki otak yang brilian, Minerva. Aku yakin kau akan diterima. Aku juga akan membantumu di setiap misi-mu. Aku sangat berpengalaman dalam proyek – proyek seperti ini. Aku akan berusaha untuk membuatmu tetap hidup,” Athena kembali memberikan penawaran.

Once again, damn! Aku tidak dapat menyuarakan kata – kata penolakan. Gadis ’kembaran’-ku ini benar – benar mengenal diriku dan masalahku. Sementara aku sama sekali tidak mengerti apa yang ada di pikirannya. Aku sama sekali tidak dapat menebak rencananya. Kutelan ludahku dan kuusap dahiku yang berkeringat.

”Baiklah, aku akan mencoba mendaftar Project Alternate. Bila aku tidak diterima, jangan menggangguku lagi. Bila aku diterima, aku akan mencari Zeus-mu dan kau harus menjamin diriku tetap hidup. Kau juga harus menceritakan padaku semua hal mengenai dunia-mu, Zeus dan bahkan dirimu sendiri. Deal?”

Deal” kata Athena dengan mantap.

”Hmm, lalu, apakah Zeus berada di bumi-ku, Athena?” tanyaku.

”Aku tidak tahu, Minerva. Yang pasti, dia tidak berada di bumi-ku atau di galaksi-ku.  Dia mungkin berada di planet bumi-mu atau berada di ribuan planet bumi lainnya,” jawab Athena sambil memejamkan matanya.

“Hah?! Ribuan?!” mulutku ternganga.

“Ya. Tapi aku akan mencoba mempersempit range kemungkinannya dengan melakukan riset lanjutan,” kata Athena. Oh ya, itu ‘cukup’ menenangkanku. Ya, hanya ‘cukup’. ‘Cukup’ sudah masa muda-ku...

“Errr, dan ada satu hal yang membuatku penasaran, Athena.”

“Hmm?”

“Bagaimana kau bisa mengerti bahasa-ku? Apakah bahasa di bumi-mu sama dengan bumi-ku? Atau kau melakukan ‘sedikit riset’ juga?” tanyaku penasaran.

Well, itu...”

Sebelum Athena sempat menjawab, gambar hologram dirinya menjadi kabur dan mengeluarkan suara mendesis.

“Bzzzzzzzzzzzzt.....Krrrrsssskkkkk..........”

“Zzzziiiiuuuuppp,” proyektor di depanku pun mati. Gadis hologram itu menghilang, meninggalkanku seorang diri di dalam kamarku.

Kualihkan mataku menatap layar komputer transparan yang terpancar dari proyektor keduaku. Di layar itu tertulis :

“MAAF, PAKET LAYANAN KOMUNIKASI ANDA SUDAH HABIS. SILAKAN ANDA MEMPERPANJANG LAYANAN ANDA DENGAN MEMBAYAR SESUAI PAKET YANG DIINGINKAN.”

 Oh, well....

Project AlternateWhere stories live. Discover now