sorry for typo(s)
Luke POV
Shit! Mengapa Rea harus datang lagi? Bagaimana dia tau aku ada disini? Siapa yang memberitaunya? Perkataan itu terus memutar di kepalaku. Jika ia tak datang tadi, aku tak akan meninggalkan Je. Dan Je tak akan mengusirku dan memarahi bahkan mengancamku seperti itu. Rea benar-benar ingin ku beri pelajaran.
"Sampai, turunlah kalian."
"Terimakasih Luke, aku duluan ya Luke, Re."
"Iya Elle sayang."
"Apa kau ingin disini terus huh?"
"Aku ingin berbicara denganmu sebentar disini sayang." Rea memegang tanganku, aku ingin menepisnya tapi ia memegangnya erat, sangat erat.
"Apa yang ingin kau bicarakan, cepatlah!"
"Jangan pernah mendekati Je lagi, jauh-jauh dengannya atau aku akan melukainya, sesuka hatiku."
"Aku tak peduli!" Aku menepis tangan Rea. Tapi dia menahanku lagi.
"Jangan berani nekat, karena aku bisa lebih nekat lagi dan aku tidak menerima penolakan darimu, baby." Rea mencium pipiku. Aku geli saat dia menciumku. Tapi aku juga sempat berpikir, aku harus bagaimana sekarang? Aku tak mungkin menjauhi Je.
Jezzie POV
Aku dan Calum hanya diam saja daritadi. Aku tak tau apa yang harus aku bicarakan dengannya. Aku terus memikirkan Luke. Tapi ada suara yang mengejutkanku.
"Nanti pulangmu denganku saja ya?"
"Hah? Tidak usah, aku bisa pulang sendiri atau meminta jemput."
"Kasihan Louis, dia harus bekerja tetapi kau malah mengganggunya."
"Kau ada benarnya juga, baiklah."
"Aku akan ke kelasku dulu, sampai jumpa nanti, Je."
"Ya Cal, terima kasih."
Aku berjalan melewati koridor sekolah. Tepat saat aku berjalan, ada dua orang yang berjalan bergandengan di depan mataku. Aku tau itu siapa. Luke dan jalang itu. Bahkan sampai sekarang aku belum tau namanya. Aku melewati mereka berdua dengan tergesa-gesa. Aku tak mau mendapat omelan paginya itu.
"Lihat dia, apa seperti temanmu? Tak menyapamu saat melewatimu."
"Tutup mulutmu, Rea!" Aku bisa mendengar Luke berteriak agak keras dan menyebut nama Rea dengan penuh emosi. Oh, aku tau sekarang nama gadis itu adalah Rea.
Aku melanjutkan langkahku hingga aku sampai di depan kelasku. Aku masuk dan mencari bangku yang masih kosong. Di sebelah Elle. Tepat.
"Hai Je."
"Hai." Aku hanya memberikan senyumanku saja padanya. Aku sudah tak bersemangat sekolah hari ini.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Tentu, diamlah guru sudah datang."
"Hehe, kau benar."
Istirahat ini aku dan Elle pergi ke kantin. Saat sampai di dekat papan pengumuman, disana sangat ramai sekali. Aku ingin tau apa yang terjadi. Lalu aku menggandeng Elle mendekati papan itu.
Aku menelusup paksa agar aku bisa melihat apa pengumumannya. Setelah bisa menelusup, aku melihat dengan jelas terpampang disana "Luke dan Rea akan menikah setelah lulus sekolah". Bagus, itu cukup membuat moodku berantakan. Berita macam apa itu, bahkan mereka baru kelas 2 ini. Masih ada 1 tahun untuk memberi kabar bahagia itu.
"Hei, ada apa?"
"Tidak penting."
"Hai!!" Calum menepuk bahuku sangat keras yang membuatku mengerang kesakitan.
"Kau mau membunuhku, huh?"
"Apa yang kulakukan?"
"Suaramu dan pukulanmu!"
"Baiklah, aku minta maaf Je."
"Ayo Cal Je, kita bisa terlambat masuk kelas nanti."
Kami bertiga mencari bangku kosong untuk ditempati. Elle memesan makanan dan minuman untuk kami semua.
"Apa kau sudah tau pengumuman konyol tadi?"
"Sudah, Cal. Melebihi konyol."
"Apa kau cemburu?"
"Mengapa harus?"
"Lihatlah mereka berdua di belakangmu bermesraan, Luke benar-benar sudah lupa kepada kita."
"Kau benar, Cal. Mengapa kita bisa berteman dengannya?"
"Dia mirip sekali dengan Harry."
"Jaga bicaramu itu, Cal!" Aku spontan memarahi Calum saat dia menyamakan Luke dengan Harry. Aku tidak suka ada yang seperti itu kepada orang lain. Tapi mungkin bukan orang lain saja, temanku. Ya, aku masih menganggap Luke temanku, tak lebih dari itu. Bukan sahabat lagi.
"Aku datang, ini pesanan kalian. Makanlah!"
"Terima kasih adikku!" Aku bisa melihat Calum mencubit pipi Elle, mereka benar-benar seperti pasangan saja. Seandainya aku bisa menjadi mereka.
Setelah selesai makan, aku dan Elle kembali ke kelas. Saat ingin keluar dari kantin. Rea menatapku sinis. Tanpa sepengetahuanku, dia telah meluruskan kakinya yang membuatku terjatuh. Dan dengan sengaja dia menumpahkan minuman yang dia genggam ke rambutku. Seisi kantin kaget melihat kejadian itu. Tapi mereka tak berani berbuat apa-apa. Rea adalah anak dari penyumbang dana sekolah ini juga. Jadi, mereka benar-benar takut padanya.
"Apa maumu, bitch!"
"Elle, sudahlah, ayo antarkan aku,"ucapku seraya pergi menggandeng Elle.
"Apa kau puas menyakiti Je yang tak salah apa-apa, dude? Aku sungguh tak mengerti kau bisa berbuat ini padanya, kau payah, kau tak bisa melawan jalang itu. Aku benar-benar benci padamu. Kau bukan Luke yang aku kenal."ucap Calum kepada Luke.
"Cal.. tapi.."
"Kau sudah melukainya."
Lancar kan puasanya? Cie.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAWLESS [L.H]
Random"My flaws will be closed by your flawless." - Je Tomlinson