Sebuah rumah dengan gaya arsitektur kuno menjadi pemandangan pertama yang pria paruh baya itu lihat semenjak kunjungannya ke jepang dua tahun terakhir.
Ia bersama istrinya dan juga beberapa pengawalnya menatap gerbang kayu yang diukir sedemikian rupa, sampai akhirnya gerbang kayu itu pun terbuka, memperlihatkan isi rumah seorang Yakuza terkenal di kota mereka.
Pria paruh baya tersebut bersamaan dengan pengawalnya masuk setelah di persilahkan oleh beberapa utusan sang tuan rumah. Selama perjalanan menuju ruang utama pada rumah kuno milik rekan sekaligus teman kecilnya, si pria paruh baya dengan rambut pirang tersebut melirik kesekitar, melihat beberapa kegiatan para Kobun yang tengah berlatih menggunakan Katana khas organisasi mereka.
"Apa kegiatan Uchiha-gumi akhir-akhir ini?" Tanya si pria paruh baya pada salah satu utusan tuan rumah.
Sang utusan menundukkan kepalanya, "Akhir-akhir ini, Oyabun tengah melakukan perjudian Hanafuda di beberapa daerah, Tuan Namikaze."
Pria paruh baya bernama Namikaze Minato itu mengangguk paham, "sepertinya kondisi kota sedang aman."
"Benar tuan, daerah ini sekarang dipimpin langsung oleh Oyabun dan Waka." Jawabnya kalem.
Lagi-lagi Minato mengangguk sebagai tanggapan. Pandangannya kini kembali tertuju kedepan, menatap pintu ruang utama yang sudah ada di depan mata mereka.
"Uchiha-sama, tamu besar dari Itali sudah datang." Teriak utusan tersebut.
Detik berikutnya pintu ruang utama terbuka, sang utusan kembali mempersilahkan tamu besarnya masuk tanpa diikuti oleh pengawalnya.
"Selamat datang, Tuan Namikaze." Sambut sang Oyabun seraya berdiri menghampiri Minato bersama istrinya, sebelum benar-benar berdiri, Minato sempat melihat sang Oyabun sedikit membenarkan kimono hitamnya.
"Terima kasih atas sambutannya, Uchiha-sama." Balas Minato seraya memberikan senyum hangat pada rekannya tersebut.
"Silahkan duduk."
Mereka pun mengangguk, lalu duduk berhadapan. Beberapa Kobun sibuk membawakan ocha dengan cangkir gelas berwarna hijau muda, setelah usai mereka pun memohon diri untuk pamit.
"Apa yang membuat teman lamaku jauh-jauh datang ke kota kecilnya?" Oyabun bernama lengkap Uchiha Fugaku itu mulai membuka percakapan, tangan kirinya menahan lengan kimono-nya agar tak menyentuh cangkir ocha ketika ia menuangkannya pada Minato dan istrinya.
Minato menerima segelas cangkir kecil tersebut, lalu menatap Fugaku yang tengah sibuk meniup ocha-nya.
"Aku ingin meminta tolong pada Waka-mu."
Fugaku tersenyum miring. "Kau tak berubah rupanya. Selalu to the point."
Minato tersenyum sebagai tanggapan. Meneguk ocha-nya lalu Fugaku kembali berbicara. "Baiklah, Waka yang kau maksud itu, Itachi atau Sasuke?"
"Uchiha Sasuke."
"Oh. Naruto'kah?" Dapat menebak apa permasalahannya Fugaku kembali tersenyum miring.
Minato mengangguk, "Naruto kabur dari rumah, tepatnya dua tahun yang lalu."
"Dua tahun yang lalu? Ah, hari itu saat kau menolak Sasuke untuk menjadi pendamping hidupnya." Ucap Fugaku sarkastik.
Minato mengangkat cangkirnya, lalu meneguk ocha-nya sampai habis. "Kau masih mengingatnya, Oyabun."
"Hahaha." Fugaku tertawa, mencemooh ekspresi Minato yang tampak terganggu dengan ucapannya. "Lalu, apa sekarang kau akan menyetujui hubungan keduanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home, Naruto! [OPEN ORDER]
FanfictionNamikaze Naruto, berniat pergi keluar negeri untuk mengejar cita-citanya, dengan alasan ia memiliki hubungan terlarang dengan sahabatnya, ia berharap akan diusir. Namun siapa sangka ia malah di kurung dan dilarang keras untuk keluar. Bersikap nekad...