Lumina POV
"Oeeee..." Tangisan bayi memecah keheningan senja. Seorang putri telah terlahir dari rahimku di antara senja kala.
Aku menangis setelahnya. Ibu memelukku, membiarkanku menangis dalam pelukannya.
Sembilan bulan yang lalu setelah ibu mengetahui ada aib di perutku, kami sekeluarga telah memutuskan untuk pindah ke Singapore dan tinggal untuk sementara waktu. Selain mencegah adanya gunjingan tetangga yang akan memekakan telinga, aku juga telah mengambil tawaran beasiswa yang di berikan oleh National University of Singapore dan mengambil fakultas kedokteran gigi.
"Sudah, jangan nangis lagi. Kamu harus bahagia karena anakmu sudah lahir." Pinta ibu.
Kuusap air mataku pelan, lalu seperti permintaan ibu, kutunjukkan senyum lalu ku gendong putri kecilku. Mendekapnya di dada dan membiarkannya mencari puting susuku sendiri. Putriku menyusu dengan kuat.
Ya Tuhan, terimakasih atas anugerah yang tiada terkira ini. Bayiku lahir dengan sehat. Kulitnya kemerahan, matanya mengingatkanku pada ayah nya. Ya, dia sangat mirip ayahnya.
"Kamu mau beri nama dia siapa, nak?" tanya ibu.
"Ava." jawabku singkat. "Lavanya Feodora. Artinya gadis cantik yang merupakan anugerah dari Tuhan. Gimana menurut ibu?"
"Ya, itu bagus. Ia harus tumbuh dengan baik ya." Ucap ibu sambil mengelus kepalaku.
"Pasti, bu. Terimakasih untuk segalanya."
Ibu tersenyum, ikut merasakan bahagia yang kurasakan saat ini. Aku kembali menatap wajah putriku.
Damai rasanya.
Yah, walau aku tahu ini tidak akan mudah. Tapi aku yakin Tuhan tidak akan membiarkan hambanya kesulitan bukan? Dengan menarik nafas panjang ku mantapkan hatiku untuk terus bertahan. Karena kini, aku tak akan sendirian lagi.
****
4 tahun kemudian.
"Bundaaaa...."
Aku di kagetkan oleh teriakan gadis kecilku yang berlari dari dalam ruang tamu menuju dapur.
"Kenapa, Va? Jangan teriak - teriak gitu sayang, gak baik. Kamu kan anak perempuan."
Ava menunduk, merasa bersalah. "Maafin Ava ya, Bunda."
"Iya Bunda maafin. Tapi lain kali jangan di ulangin lagi."
"Siap, Bunda." lalu dari balik badannya Ia mengeluarkan sebuket bunga. "Ini untuk Bunda. Selamat ulang tahun. Ava sayang sekali sama Bunda."
Aku terkejut. "Wah.. Terimakasih putri Bunda yang cantik. Sini cium dulu pipinya." kucium kedua pipi nya yang kenyal itu. "Bunda sayaaaang sekali sama Ava. Tapi ngomong - ngomong, darimana Ava dapet bunganya? Oma yang beliin ya?"
"Itu bukan dari tante Athena. Tapi dari aku." ucap seorang laki - laki dari dalam ruang keluarga.
"Sandy? Hey. Kapan datang? Kok gak kabarin dulu, sih, kalau mau datang." ujarku.
"Surprizeee! Bukannya di sambut yang meriah gitu. Jauh - jauh, loh, aku dari Amerika ke Singapore cuma buat ketemu kamu sama Ava doang." protesnya.
Sandy adalah anak dari sahabat ibuku yang telah banyak membantu keluarga kami selama tinggal di Singapore. Ia telah lulus kuliah dua tahun lalu, dan sekarang sedang sibuk membangun sebuah proyek perusahaan besar di Amerika. Sandy adalah seorang arsitek yang cukup handal menurutku.
"Yaudah diulangi ya." aku berdeham. "Yaampuuuunnn Sandy, selama beberapa bulan gak pulang - pulang, akhirnya kamu pulang juga. Apa kabar?"
Ava tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Loving You
RomanceAku berjalan sendirian, menelusuri hitam putihnya kehidupan. Terkadang, apa yang di rencanakan tak sesuai dengan angan - angan. Aku masih ingat bagaimana relief wajah tampan lelaki itu. Lelaki yang hanya bisa berjanji tapi nyatanya ingkar. Pergi tan...