ps. 20 { almost is never enough }

768 51 21
                                    

Seunghyun sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya dari satu objek yang berada di hadapannya. Objek itu, tak lagi menjadi ilusi dan hanya akan dalam angan-angannya saja. Namun sekarang, objek itu menjadi nyata yang dapat disentuh dan dirasakannya. Bukan lagi menjadi hal abstrak. Seunghyun dapat melihat bagaimana gadis itu tersenyum bahagia, juga bagaimana gadis itu melemparkan senyum, yang tiap kali membuat jantung Seunghyun berdetak dua kali lebih cepat, hanya padanya, seorang. Seunghyun membalas senyum itu, membuat gadis itu tersenyum lebih lebar lagi dan bermain dengan beberapa burung merpati yang mengelilinginya. Seunghyun hanya diam dan duduk di atas rerumputan dan saat gadis itu membelakangi punggungnya, senyum Seunghyun menghilang digantikan dengan tatapan sendu.

Sudah dua hari semenjak Ahri memutuskan untuk kabur dari Dokter Lee dan Jiyong. Mereka berdua pasti sangat khawatir. Seunghyun juga tidak ingin dianggap tindakannya ini sebagai tindakan kriminal, namun Ahri bahagia bersamanya. Ahri yang meminta mereka untuk bersama, merajut kisah cinta yang pernah ada itu kembali, di malam itu. Malam dimana mereka bercumbu dengan cinta yang membara dan rasa rindu yang selama ini menyesakkan. Seunghyun ingat bagaimana gairahnya dan perasaan bahagia yang membuncah saat mereka melakukannya. Bagi Seunghyun, malam itu adalah malam paling menakjubkan diantara malam-malam lainnya.

Perasaan itu tak berlangsung lama, saat pagi, sekitar dini hari, setelah mereka melakukannya Seunghyun mendapat sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dikenalnya.

My games begin. Lebih baik kau mengembalikan Ahri ke tempat dimana seharusnya ia berada daripada aku menghilangkan satu nyawa.

Seunghyun tidak tahu itu hanya semacam geratakan semata atau bagaimana. Seberapa keras Seunghyun berusaha untuk tidak memusingkan pesan singkat ataupun terror tersebut, namun kemungkinan-kemungkinan lain yang ada hinggap dalam benaknya. Ia tidak mau Ahri terluka, jelas. Tapi, ia tidak bisa juga merelakan Ahri begitu saja.

"Seunghyun, aku memanggilmu sedaritadi." Ucap Ahri sambil duduk di sisi Seunghyun. Gadis itu merebahkan tubuhnya dan tidur di pangkuan Seunghyun. Seunghyun tersadar dari lamunannya dan segera tersenyum kecil sembari mengusap kepala Ahri dengan sayang. "Maaf, pekerjaan kantor sepertinya agak terbengkalai belakangan ini."

Ahri mengerutkan dahinya. "Karena aku?"

Seunghyun tertawa kecil melihat ekspresi Ahri dan mengangguk pelan. "Tapi walaupun begitu aku senang, setidaknya aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersamamu sekalipun harus membuat pekerjaanku terbengkalai. Lagipula apa gunanya sekretaris kalau begitu?"

"Nanti, bangkrut. Gimana?" Tanya Ahri polos, ikut khawatir dengan perusahaan yang Seunghyun rintis. Bukan hal baru apalagi Choi Cooperation adalah salah satu perusahaan ternama. Sekali lagi Seunghyun malah tertawa, "Kau takut kalau nanti bangkrut kita tidak bisa hidup enak lagi, ya?"

Ahri membelalakan matanya kaget dan bangkit dari posisinya. Ia menatap kedua mata Seunghyun intens dan mencebikan bibirnya lalu menggeleng cepat membuat rambutnya yang tergerai ikut bergoyang seirama dengan gerak tubuhnya. "Memangnya aku cewek materialistis?" Ucap Ahri dengan nada tersinggung, Seunghyun malah tersenyum dan menarik tubuh Ahri mendekat ke arahnya. "Gak gitu, sayang." Jawab Seunghyun membuat pipi Ahri bersemu.

Seunghyun mencium rambut Ahri dan menghirup bau yang sangat familiar yang digunakan Ahri. "Kamu pakai shampoo aku, ya?" Tebak Seunghyun dan Ahri mengangguk pelan dalam pelukanya, "Gak takut nanti rambutnya kasar."

"Ya, gimana. Abis adanya itu, daripada rambut aku lepek." Jawab Ahri jujur.

"Yauda nanti kita ke supermarket ya, beli shampoo cewek. Sayang kalau rambutnya nanti rusak gara-gara pakai shampoo cowok."

"Sama rambut aja sayang apalagi..." Goda Ahri menggantung sambil menahan senyumnya membuat Seunghyun mencubit pipi itu gemas. "Ya sayanglah aku juga sama kamu."

PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang